25 tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting
dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat”.
2.3 Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan perusahaan pada umumnya diukur berdasarkan penghasilan bersih laba atau sebagai dasar ukuran yang lain. Kinerja merupakan
suatu hal penting yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan serta merupakan suatu ukuran yang dapat menggambarkan kondisi hasil yang dapat dicapai oleh
perusahaan. Untuk mengetahui seberapa efektif hasil yang dapat dicapai oleh perusahaan, sering dilihat dari kinerja keuangan yang dapat dicapai perusahaan.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia 2007:332, “istilah kinerja seringkali dikaitkan dengan kondisi keuangan perusahaan”. Secara umum, kinerja keuangan
perusahaan biasanya digambarkan dari pendapatan dan laba yang diperoleh perusahaan pada sutau periode tertentu. Analisis rasio keuangan akan mengukur
rasio-rasio keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan perusahaan berdasarkan aspek-aspek tertentu. Oleh karena terdapat beberapa kelemahan rasio
keuangan diperlukan suatu cara pengukuran kinerja keuangan yang baru yang lebih menekankan pada nilai value atau yang populer disebut Value Based
Management VBM Young dan O’Byrne, 2001:14. Pengukuran value added telah banyak dikemukakan dalam beberapa tulisan maupun penelitian adalah
menggunakan Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA untuk bisa menggambarkan kinerja keuangan perusahaan sesungguhnya. Tujuan
perusahaan melakukan pernilaian kinerja keuangan untuk mengetahui berapa
Universitas Sumatera Utara
26 besar hasil yang diperoleh dan untuk melakukan evaluasi perubahan atas sumber
daya yang belum dimaksimalkan.
2.4 Saham
Saham stock atau share adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas Darmadji
dan Fakhrudin, 2006:1. Dengan berwujud selembar kertas saham akan menjadi bukti kepemilikian seseorang terhadap kepemilikan perusahaan yang menerbitkan
surat berharga tersebut sesuai dengan porsi penyertaan modal yang ditanamkan dalam perusahaan. Menurut Husnan, 2000:85, “
saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang bebentuk Perseroan terbatas PT”
. Saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan,
dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan www.bapepam.go.id
. Saham merupakan suatu jenis surat berharga dengan karakterisitik imbal
hasil tinggi dan juga risiko tinggi yang artinya saham merupakan surat berharga yang memberikan peluang keuntungan dan potensi risiko yang tinggi. Saham
memungkinkan investor untuk mendapatkan imbal hasil berupa yield dan capital gain loss. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas
atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi, sedangkan capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga suatu surat berharga
saham, yang bisa memberikan keuntungan kerugian bagi investor Tandelilin,
Universitas Sumatera Utara
27 2010: 102. Capital gain dapat diperoleh investor apabila harga saham pada saat
penjualan lebih tinggi dibandingkan harga saham pada saat pembelian.
2.4.1 Jenis-jenis Saham Terdapat tiga sudut pandang untuk membedakan saham Darmadji dan
Fakhrudin, 2006:3, yaitu:
1. Dari segi kemampuan dalam hak tagih atau klaim, maka saham terbagi atas:
a. Saham Biasa Common Stocks
Saham biasa memiliki beberapa karakteristik, antara lain dividen diberikan ketika perusahaan memperoleh laba, memiliki hak suara
dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS, memiliki hak dalam hal pembagian kekayaan perusahaan, jika perusahaan tersebut dilikuidasi
dibubarkan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi, memiliki tanggung jawab terbatas sesuai dengan besar proporsi sahamnya, dan
memiliki hak untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya. b.
Saham Preferen Preferred Stocks Saham preferen memiliki beberapa karakteristik yaitu memiliki hak
lebih dulu dalam memperoleh dividen, dapat mempengaruhi manajemen perusahaan terutama dalam pencalonan pengurus
perusahaan, memiliki hak pembayaran maksimum sebesar nilai nominal saham lebih dahulu setelah kreditor, dan apabila perusahaan dilikuidasi,
memiliki hak memperoleh pembagian kekayaan perusahaan di atas pemegang saham biasa setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
Universitas Sumatera Utara
28 2.
Dari cara peralihannya saham dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a.
Saham Atas Unjuk Bearer Stocks Pada saham tersebut tidak tertulis nama pemiliknya, agar mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain. Secara hukum, siapa yang memegang saham tersebut, maka dialah yang diakui sebagai
pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS. b.
Saham Atas Nama Registered Stocks Merupakan saham dengan nama pemilik yang ditulis secara jelas dan
cara peralihannya harus melalui prosedur tertentu, yaitu dengan dokumen peralihan dan kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku
perusahaan yang khusus memuat nama pemegang saham. Apabila sertifikat ini hilang, maka pemilik dapat meminta penggantian.
3. Dari kinerja perdagangan maka saham dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Saham Unggulan Blue-Chip Stocks
Merupakan saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai pemimpin leader di industri sejenis, memiliki
pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen. b.
Saham Pendapatan Income Stocks Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan
membayar dividen lebih tinggi dari rata-rata dividen yang dibayarkan pada tahun sebelumnya. Emiten seperti ini biasanya mampu
Universitas Sumatera Utara
29 menciptakan pendapatan yang lebih tinggi dan secara teratur
membagikan dividen tunai. Emiten ini tidak suka menekan laba dan tidak mementingkan potensi pertumbuhan harga saham.
c. Saham Pertumbuhan Growth Stock - Well-Known
Merupakan saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan pendapatan yang tinggi, sebagai pemimpin di industri sejenis yang mempunyai
reputasi tinggi. Selain itu terdapat juga growth stock lesser-known, yaitu saham dari emiten yang tidak berperan sebagai leader dalam
industri, namun memiliki ciri growth stock. Umumnya, saham ini berasal dari daerah dan kurang populer di kalangan emiten.
d. Saham Spekulatif Speculative Stocks
Merupakan saham perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai
kemungkinan penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.
e. Saham Siklikal Counter Cyclical Stocks
Merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum. Pada saat resesi ekonomi, harga
saham ini tetap tinggi, dimana emitennya mampu memberikan dividen yang tinggi sebagai akibat dari kemampuan emiten dalam memperoleh
penghasilan yang tinggi pada masa resesi. Emiten seperti ini biasanya bergerak dalam produk yang sangat dibutuhkan masyarakat seperti
rokok dan barang-barang kebutuhan sehari-hari consumer goods.
Universitas Sumatera Utara
30
2.4.2 Jenis-Jenis Harga Saham
Harga pasar saham adalah harga suatu saham yang sedang berlangsung dalam suatu pasar modal. Jika bursa tutup maka harga pasarnya adalah pada saat
penutupan atau closing price www.bapepam.go.id. Menurut Halim 2005:135,
“harga pasar saham adalah harga yang terbentuk di pasar jual beli saham”. Harga
sebuah saham sangat dipengaruhi oleh hukum permintaan dan hukum penawaran. Menurut Martono dan Harjito 2007:89, “harga saham merupakan refleksi dari
keputusan-keputusan investasi, pendanaan termasuk kebijakan dividen, dan pengelolaan aset”. Harga saham adalah faktor yang membuat para investor
menginvestasikan dananya di pasar modal dikarenakan dapat mencerminkan tingkat pengembalian modal Darmadji dan Fakhrudin, 2006:3.
Besar kecilnya harga saham tergantung pada fraksi harga masing-masing saham. Fraksi dan jenjang maksimum perubahan harga berlaku untuk satu hari
bursa penuh dan disesuaikan pada hari bursa berikutnya jika harga penutupan berada pada rentang harga yang berbeda Sudana, 2011:96. Menurut Anoraga
dan Pakarti 2006:58, “harga pasar merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah ditutup, maka harga pasar adalah
harga penutupannya closing price”. Harga pasar inilah yang menyatakan naik turunnya suatu saham.
Selembar saham mempunyai nilai atau harga dimana suatu harga saham dapat dibedakan menjadi tiga Widoatmodjo, 2008:55, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
31 1. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga
nominal mempunyai arti penting bagi saham karena dividen minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal.
2. Harga Perdana Harga perdana merupakan harga pada waktu harga saham tersebut dicatat di
bursa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi underwriter dan emiten. Jadi, akan diketahui berapa harga
saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.
3. Harga Pasar Jika harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi kepada
investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Harga pasar terjadi setelah saham tersebut dicatatkan di
bursa dan transaksi tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benar -
benar mewakili harga perusahaan penerbitnya karena pada transaksi di pasar sekunder jarang terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit.
Harga yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain merupakan harga pasar.
Universitas Sumatera Utara
32
2.4.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga Saham
Perusahaan dapat menawarkan saham kepada masyarakat melalui pasar modal untuk memenuhi kebutuhan dana jangka panjangnya. Sehingga dengan
diterbitkannya saham di pasar modal, kebutuhan dana jangka panjang perusahaan dapat terpenuhi. Selain itu para pemilik saham dapat menikmati keuntungan
berupa capital gain, dividen, maupun laba perlembar saham yang akan dibagikan sesuai dengan besarnya penyertaan saham di dalam perusahaan. Tanggung jawab
pemegang saham ditentukan oleh seberapa besar penyertaan saham yang ditanamkan di perusahaan tersebut. Dengan demikian pemegang saham
mempunyai hak memilih untuk setiap keputusan-keputusan yang memerlukan pemungutan suara di dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
Menurut Harjito 2009:27 faktor yang mempengaruhi harga saham dibedakan atas faktor internal dan faktor eksternal, yaitu sebagai berikut:
1. Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja atau
kondisi suatu perusahaan. Dimana kinerja atau kondisi suatu perusahaan dilihat dari data - data laporan keuangan selama perusahaan melakukan
kegiatan operasi perusahaan. Laporan keuangan perusahaan akan menjadi tolak ukur investor untuk mengetahui seberapa besar risiko yang akan
ditanggungnya dan keuntungan yang didapat. Karena dengan melihat laporan keuangan dapat mengetahui perusahaan itu dalam kinerja yang baik atau
buruk. Oleh karena itu, dengan semakin besarnya kinerja dalam suatu
Universitas Sumatera Utara
33 perusahaan maka berpengaruh terhadap kenaikan harga saham dan
sebaliknya. 2. Faktor Eksternal
Faktor ekstenal adalah faktor yang tidak berkaitan langsung dengan kondisi perusahaan tetapi dari faktor - faktor dari luar perusahaan, yaitu sebagai
berikut: a.
Tingkat Suku Bunga Faktor suku bunga sangat penting, karena rata - rata semua orang selalu
mengharapkan hasil investasi yang lebih besar termasuk investor saham. Dengan adanya perubahan suku bunga maka tingkat
pengembalian hasil berbagai sarana investasi akan mengalami perubahan. Suku bunga ini adalah suku bunga yang ditetapkan oleh
Bank Indonesia BI selaku Bank Sentral dengan mengeluarkan Sertifikat Bank Indonesia SBI dan langkah Bank Indonesia untuk
menaikkan dan menurunkan suku bunga SBI merupakan bagian dari kebijakan moneter untuk mengawasi perekonomian nasional. Hal
tersebut yang akan menyebabkan harga suatu saham dapat naik atau turun yang pada akhirnya menyebabkan harga saham secara
keseluruhan terpengaruh. b.
Hukum Permintaan dan Penawaran Merupakan pergerakan harga saham yang sangat berpengaruh apabila
permintaan terhadap saham meningkat dan penawaran yang terbatas akan menyebabkan suatu harga saham menjadi naik atau sebaliknya.
Universitas Sumatera Utara
34 c. News dan Rumors
Merupakan akibat dari berbagai berita dan informasi yang beredar di masyarakat yang menyangkut berbagai masalah ekonomi, sosial,
politik, dan keamanan suatu negara sehingga menyebabkan investor kemungkinan melakukan tindakan menjual atau membeli saham yang
akan berdampak pada harga saham secara keseluruhan. d. Indeks Harga Saham
Kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan IHSG sepanjang waktu tentunya menandakan kondisi investasi dan perekonomian negara
dalam keadaan baik. Sebaliknya, jika turun berarti iklim investasi sedang buruk. Sehingga kondisi demikian akan mempengaruhi naik
atau turunnya harga saham di pasar bursa. e. Valuta Asing
Dengan adanya kenaikan suku bunga dalam valuta asing, maka mata uang khususnya dollar AS akan berpengaruh. Hal ini mengakibatkan
banyak investor cenderung menjual saham yang dimilikinya dan investor beralih memilih investasi ke valuta asing valas. Dengan
tindakan yang dilakukan oleh para investor ini akan mengakibatkan implikasi yang negatif terhadap harga saham di pasar.
2.5 Economic Value Added EVA
Economic Value Added EVA adalah ukuran kinerja keuangan yang mampu menangkap laba ekonomis perusahaan daripada ukuran-ukuran lain.
Universitas Sumatera Utara
35 Menurut Stewart III dalam websitenya www.sternstewart.com yang merupakan
pencetus Economic Value Added EVA pertama kali menyatakan bahwa: Economic Value Added EVA is a residual income measure that substract
the cost of capital from the operating profits generate in the business. It’s measure to account properly for all of the ways in which corporate value
may be added or lost. EVA will increase if operating profit can be made to grow without trying up any more capital, if new capital diverted or
liquidated from business activities that do not cover their cost of capital.
Menurut Brigham dan Houston 2006:68, “Economic Value Added EVA merupakan nilai yang ditambahkan oleh manajemen kepada pemegang saham
selama suatu tahun tertentu”. Konsep Economic Value Added EVA merupakan alternatif yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja perusahaan di mana
fokus penilaian kinerja adalah pada penciptaan nilai perusahaan. Dengan Economic Value Added EVA, para manajer akan berpikir dan bertindak seperti
halnya pemegang saham yaitu memilih investasi yang memaksimumkan tingkat pengembalian serta dengan meminimumkan tingkat biaya modal sehingga nilai
perusahaan dapat dimaksimumkan.
2.5.1 Metode Perhitungan Economic Value Added EVA
Secara matematis, pengukuran Economic Value Added EVA dapat dinyatakan dalam rumus sebagai berikut Young dan O’ Byrne, 2001:39:
EVA = NOPAT
t
– WACC x Modal yang diinvestasikan Keterangan:
EVA = Economic Value Added
NOPAT
t
= Net Operating Profit After Taxes in period t WACC
= Weighted Average Cost of Capital
Universitas Sumatera Utara
36 Interprestasi dari hasil pengukuran EVA dalam mengukur kinerja
keuangan perusahaan Rudianto, 2006:348 dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Jika EVA 0, hal ini menunjukkan bahwa pada posisi ini berarti manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis bagi
perusahaan. b.
Jika EVA = 0, hal ini menunjukkan bahwa pada posisi ini berarti manajemen perusahaan berada dalam titik impas. Perusahaan tidak mengalami
kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi. c.
Jika EVA 0, hal ini menunjukkan bahwa pada posisi ini berarti tidak terjadi proses penambahan nilai ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang
dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham.
2.5.2 Net Operating Profit After Tax NOPAT
Net Operating Profit After Tax NOPAT atau laba bersih setelah pajak merupakan sejumlah laba perusahaan yang akan dihasilkan jika perusahaan
tersebut tidak memiliki utang dan tidak memiliki aset finansial. Net Operating Profit After Tax NOPAT dapat dihitung dengan menggunakan rumus Brigham
dan Houston, 2010:108: NOPAT
t
= EBIT 1 – Tarif Pajak Keterangan:
NOPAT
t
= Net Operating Profit After Tax in period t EBIT = Earning Before Interest and Tax
Faktor yang non-operasional dan labarugi luar biasa, seperti labarugi dari penghentian unit usaha serta beberapa akun rugi lain-lain yang sama sekali tidak
berhubungan dengan kegiatan operasional rutin perusahaan dan tidak ada
Universitas Sumatera Utara
37 keterangan yang jelas dalam catatan laporan keuangan perusahaan, tidak
diikutsertakan dalam perhitungan NOPAT.
2.5.3 Weighted Average Cost of Capital WACC
Weighted Average Cost of Capital WACC atau biaya modal rata-rata tertimbang adalah biaya ekuitas dan biaya hutang masing-masing dikalikan
dengan presentasi ekuitas dan hutang dalam struktur modal perusahaan. Weighted Average Cost of Capital WACC dapat dihitung dengan menggunakan rumus
Brealey et al, 2008:11:
r T
r
ekuitas C
g tan
u
x V
E 1
x V
D WACC
+ −
=
Keterangan: D
= Debt E
= Equity V
= Debt + Equity r
utang =
Biaya Utang r
ekuitas =
Biaya Ekuitas T
c =
Tingkat Pajak Perusahaan Perusahaan dapat menghitung WACC dengan mengetahui hal-hal sebagai berikut:
1. Jumlah utang dalam struktur modal, pada nilai pasar.
2. Jumlah ekuitas dalam struktur modal, pada nilai pasar.
3. Biaya utang.
4. Tingkat pajak.
5. Biaya ekuitas.
6. Total investasi
Universitas Sumatera Utara
38 Cost of Capital atau biaya modal mempunyai dua makna, tergantung dari
sisi investor atau perusahaan
Prihadi, 2013:456
. Dari sudut pandang investor, Cost of Capital adalah opportunity cost dari dana yang ditanamkan investor pada suatu
perusahaan. Sedangkan, dari sudut pandang perusahaan, Cost of Capital adalah biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh sumber dana yang
dibutuhkan. Komponen dari Cost of Capital terdiri dari Cost Of Debt biaya utang dan
Cost Of Equity biaya ekuitas Asnawi dan Wijaya, 2010:105. Utang adalah pinjaman perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Utang terdiri dari hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang. Sedangkan ekuitas adalah suatu hak yang tersisa atas aktiva suatu lembaga entity setelah dikurangi kewajibannya dalam
perusahaan. Ekuitas terdiri dari modal saham dan saldo laba. Modal saham meliputi saham preferen dan saham biasa.
Cost of Debt atau biaya utang adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki, terjadi karena adanya resiko kredit credit risk, yaitu resiko
perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayaran bunga hutang yang harus dibayarkan kepada kreditur Prihadi, 2013:459. Semakin lama utang jatuh tempo
maka resiko kreditnya akan semakin besar. Dengan kata lain Cost Of Debt adalah tarif yang dibayarkan perusahaan untuk memperoleh utang baru jangka panjang di
pasar sekarang.
Universitas Sumatera Utara
39 Biaya utang berasal dari pinjaman adalah merupakan bunga yang harus
dibayar perusahaan. Mengingat biaya utang bunga dibayar sebelum perusahaan memperhitungkan pajak penghasilan tax deductible, maka biaya riil yang
ditanggung perusahaan adalah biaya utang setelah pajak cost of debt after tax. Biaya utang setelah pajak dapat dihitung dengan menggunakan rumus Asnawi
dan Wijaya, 2010:106 berikut: Kd = Kd 1 - T
Keterangan : Kd
= Biaya utang setelah pajak Kd
= Biaya utang sebelum pajak T
= Tarif pajak Cost of equity adalah tingkat pengembalian yang dikehendaki investor
karena adanya ketidakpastian tingkat laba. Kewajiban membayar bunga dan pokok utang membuat laba bersih perusahaan lebih bervariasi naik turun.
Menurut Asnawi dan Wijaya 2010:109, “biaya ekuitas Cost of Equity merupakan tingkat pengembalian yang diharapkan investor. Biaya ekuitas secara
teoritis lebih mahal jika dibandingkan dengan biaya utang. Hal ini disebabkan karena saham memiliki hak residu sisa terhadap perusahaan”. Artinya, jika
perusahaan dalam keadaan buruk atau mengalami likuidasi, maka aset-aset perusahaan harus terlebih dahulu dibayarkan kepada pemegang obligasi surat
utang. Jika ada sisanya, barulah dibayarkan kepada pemegang saham. Biaya ekuitas yang merupakan tingkat pengembalian investor dapat dinyatakan dalam
rumus berikut Sudana, 2011:134 :
{ }
R R
R k
f mt
i f
e
− Σ
+ =
β
Universitas Sumatera Utara
40 Keterangan:
k
e
= Biaya ekuitas Cost of Equity R
f
= Pendapatan investasi bebas risiko R
mt
= Pendapatan pasar periode t Β
i
= Koefisien risiko sistematis surat berharga i
2.5.4 Modal yang Diinvestasikan
Modal yang diinvestasikan merupakan keseluruhan jumlah ekuitas dengan jumlah total kewajiban perusahaan. Menurut Young dan O’Byrne 2001:39,
“modal yang diinvestasikan adalah jumlah seluruh keuangan perusahaan, terlepas dari kewajiban jangka pendek, pasiva tidak menanggung bunga non interest
bearing liabilities seperti utang, upah yang akan jatuh tempo accured wages, dan pajak yang akan jatuh tempo accured taxes”. Modal yang diinvestasikan
sama dengan jumlah ekuitas pemegang saham, seluruh utang jangka pendek dan jangka panjang yang menanggung bunga, utang, dan kewajiban jangka panjang
lainnya. Rumus Modal yang diinvestasikan menurut Young dan O’Byrne 2001:50 adalah:
Modal yang diinvestasikan = utang jangka pendek + utang jangka panjang + kewajiban jangka panjang lain + ekuitas
pemegang saham Atau,
Modal yang diinvestasikan = total kewajiban + ekuitas pemegang saham
2.5.5 Keunggulan dan Kelemahan EVA
Economic Value Added EVA yang merupakan sebagai alat penilai kinerja perusahaan mempunyai keunggulan dibanding dengan ukuran kinerja
Universitas Sumatera Utara
41 konvensional lainnya. Keunggulan yang dimiliki Economic Value Added EVA
antara lain Rudianto, 2006:352: a.
Economic Value Added EVA dapat menyelaraskan tujuan manajemen dan kepentingan pemegang saham dimana Economic Value Added EVA
digunakan sebagai ukuran operasional dari manajemen yang mencerminkan keberhasilan perusahaan di dalam menciptakan nilai tambah bagi pemegang
saham atau investor. b.
Economic Value Added EVA memberikan pedoman bagi manajemen untuk meningkatkan laba operasi tanpa tambahan dana atau modal, mengeksposur
pemberian pinjaman piutang dan menginvestasikan dana yang memberikan imbalan tinggi.
c. Economic Value Added EVA merupakan sistem manajemen keuangan yang
dapat memecahkan semua masalah bisnis mulai dari strategi dan pergerakannya sampai keputusan operasional sehari-hari.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh Economic Value Added EVA adalah sebagai berikut Rudianto, 2006:353:
a. Sulitnya menentukan biaya modal yang benar-benar akurat, khususnya biaya
modal sendiri. Terutama dalam perusahaan go public biasanya mengalami kesulitan dalam perhitungan sahamnya.
b. Analisis Economic Value Added EVA hanya mengukur faktor kuantitatif
saja sedangkan untuk mengukur kinerja secara optimal, perusahaan harus diukur berdasarkan faktor kuantitatif dan kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
42
2.6 Market Value Added MVA
Market Value Added MVA merupakan perbedaan antara nilai pasar perusahaan termasuk ekuitas dan utang dan modal keseluruhan yang
diinvestasikan dalam perusahaan Young dan O’Byrne, 2001:26. Menurut Brigham dan Houston 2010:110, ”Market Value Added MVA adalah
perbedaan antara nilai pasar ekuitas suatu perusahaan dengan nilai buku yang disajikan dalam neraca, nilai pasar dihitung dengan mengalikan harga saham
dengan jumlah saham yang beredar”. Adanya Market Value Added MVA yang positif akan membuat para
investor merasa mendapatkan keuntungan karena nilai pasar saham mengalami pertumbuhan kapitalisasi atas saham yang diterbitkan oleh perusahaan sehingga
saham mampu dijual di pasar dengan harga premium. Market Value Added MVA menurut Stern Stewart Co. yang merupakan pencetus Market Value
Added MVA dalam websitenya adalah, “the difference between the market value of a company both equity and debt and the capital lenders and shareholders
have entrusted to it over the years in the form of loans, retained earnings, and paid-in capital. As such, MVA is a measure of the difference between “cash
in”what investors have contributed and “cash out”what they could get by selling at today’s prices”.
2.6.1 Metode Perhitungan Market Value Added MVA
Secara matematis, pengukuran Market Value Added MVA dapat
dinyatakan dalam rumus sebagai berikut Brigham dan Houston, 2006:71: MVA = Nilai Pasar Ekuitas – Nilai Buku Ekuitas
Universitas Sumatera Utara
43 Atau Sartono, 2010:103,
MVA = Nilai Pasar Ekuitas – Modal yang disetor Pemegang Saham MVA = Jumlah Saham yang BeredarHarga Saham – Total Nilai Ekuitas
Interprestasi dari hasil pengukuran Market Value Added MVA menurut
Rudianto 2006:349 dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Jika MVA 0, hal ini menunjukkan terjadi nilai tambah finansial bagi perusahaan.
b. Jika MVA = 0, hal ini menunjukkan posisi impas bagi perusahaan.
c. Jika MVA 0, hal ini menunjukkan tidak terjadi nilai tambah finansial bagi
perusahaan.
2.1.6.2 Nilai Pasar Ekuitas Market Value of Equity
Menurut Young dan O’ Byrne 2001:26, “nilai pasar merupakan nilai perusahaan, yakni, jumlah nilai pasar dari semua tuntutan modal terhadap
perusahaan oleh pasar modal pada tanggal tertentu”. Lebih sederhana, itu adalah jumlah nilai pasar dari utang dan ekuitas. Nilai pasar yang dimaksud
mencerminkan keputusan pasar mengenai bagaimana manajer yang sukses telah menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya, dalam
mengubahnya menjadi lebih besar. Rumus nilai pasar dapat digambarkan sebagai berikut Sartono, 2010:103 :
Nilai Pasar Ekuitas = Jumlah Saham Beredar x Harga Saham
2.6.3 Nilai Buku Ekuitas Book Value of Equity
Menurut Helfert 2003:392, “book value is the started value as reflected on the balance sheet, which has been recorded and at times modified according to
Universitas Sumatera Utara
44 generally accepted accounting principles”. Nilai buku ekuitas perusahaan sama
dengan jumlah total yang dikumpulkan perusahaan dari para pemegang sahamnya atau dari jumlah yang ditahan dan diinvestasikan kembali untuk kepentingan
mereka Brealey et al, 2008:91.
2.6.4 Keunggulan dan Kelemahan MVA
Kelebihan Market Value Added MVA adalah merupakan ukuran tunggal dan dapat berdiri sendiri yang tidak membutuhkan analisis trend sehingga bagi
pihak menajemen dan penyedia dana akan lebih mudah dalam menilai kinerja perusahaan Baridwan dan Legowo, 2002: 139. Sedangkan kelemahan Market
Value Added MVA menurut Brealey et al 2008:91 adalah: a.
Nilai pasar saham perusahaan mencerminkan ekspektasi investor dan investor menempatkan nilai tinggi pada saham.
b. Nilai pasar tidak dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan yang
dimiliki secara pribadi atau kinerja divisi atau pabrik yang menjadi bagian perusahaan yang lebih besar serta hanya dapat diaplikasikan pada perusahaan
yang sudah go public. 2.7 Penelitian Terdahulu
Haryuningputri dan Widyarti 2012 melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Rasio Profitabilias dan EVA Terhadap Harga Saham pada Sektor
Industri Manufaktur di BEI Tahun 2007-2010”. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Return On Asset ROA X1, Return On Equity ROE X2,
Return On Sales ROS X3, Earning Per Share EPS X4, dan Economic Value Added EVA X5. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
45 adalah Harga Saham Y. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis
statistik dengan regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa koefisien determinasi Adjusted R Square diperoleh nilai sebesar 0,153 atau
kemampuan ROA, ROE, ROS, EPS dan EVA dalam menjelaskan harga saham hanya sebesar 15,3. Sedangkan 84,7 dipengaruhi faktor-faktor eksternal antara
lain : inflasi, suku bunga, kebijakan moneter dan kebijakan politik. Dari hasil analisis regresi dapat dilihat bahwa kelima variabel independen hanya 3 tiga
variabel yang tidak berpengaruh signifikan yaitu return on asset, return on sales, dan economic value added dengan tingkat signifikasi sebesar 0,118, 0,188 ,dan
0,392 sedangkan dua variabel lainnya yaitu return on equity dan earning per share sebesar 0,006 dan 0,001.
Kartawinata 2008 melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Economic Value Added EVA, Cash Value Added CVA, dan Market Value
Added MVA terhadap Harga Saham pada Perusahaan-Perusahaan Sektor Pertambangan di Bursa Efek Indonesia Periode 2003-2006”. Variabel independen
dalam penelitian ini adalah Economic Value Added EVA X1, Cash Value Added CVA X2, dan Market Value Added MVA X3. Sedangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah Harga Saham Y. Metode analisis data yang digunakan adalah model regresi data panel. Hasil Penelitiannya adalah
seluruh variabel bebas EVA, CVA, dan MVA secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap variabel terikat harga saham sebesar 38,6089, dan sisanya
sebesar 61,3911 dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sedangkan pengujian statistik untuk mengetahui pengaruh EVA, CVA, dan MVA secara parsial
Universitas Sumatera Utara
46 terhadap harga saham, diperoleh hasil EVA dan CVA berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga saham sedangkan MVA walaupun bersama EVA dan CVA berpengaruh secara bersama-sama, akan tetapi pengaruhnya terhadap harga
saham tidak signifikan. Ahmad dan Oetomo 2007 melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Kinerja Keuangan dengan Menggunakan Metode Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA pada Perusahaan Rokok”. Variabel dalam
penelitian ini adalah Harga saham sebagai variabel dependen serta Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA sebagai variabel
independen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana dan analisis korelasi melalui pearson product moment correlation. Hasil
penelitiannya menunjukkan bahwa hasil perhitungan Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVAyang positif. Hasil analisa regresi untuk
ketiga perusahaan menunjukkan sumbangan Economic Value Added EVA terhadap perubahan harga saham tidak signifikan. Hasil perhitungan koefisien
korelasi dan signifikansi antara Market Value Added MVA dengan harga saham dari ketiga perusahaan terlihat variasi arah hubungan negatif dan signifikansi yang
lemah. Panggabean 2005 melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Perbandingan Korelasi EVA dan ROE terhadap Harga Saham LQ45 di Bursa Efek Jakarta 2001-2003. Variabel independen yang digunakan dalam penelitiannya
ialah EVA dan ROE sedangkan variabel dependennya adalah harga saham. Teknik analisis yang digunakan ialah menggunakan metode analisis korelasi
Universitas Sumatera Utara
47 pearson. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa EVA perusahaan dalam LQ45
mempunyai korelasi yang signifikan terhadap harga sahamnya, sedangkan ROE perusahaan dalam LQ45 tidak mempunyai korelasi yang signifikan dengan harga
saham. Thenmozhi 2000 melakukan penelitian berjudul “Market Value Added
and Share Price Behaviour An Empirical Study of BSE Sensex Companies 1997- 1999”. Variabel dalam penelitiannya ialah variabel independen yang merupakan
Market Value Added MVA, Earning per Share EPS, ROCE, RONW, sedangkan variabel dependen adalah harga saham. Teknik analisis data yang
digunakan analisis koefisien korelasi rank spearman dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa korelasi MVA dengan alat
ukur kinerja tradisional berhubungan positif tapi lemah dengan nilai masing- masing MVA dan EPS sebesar 0,306, terhadap RONW sebesar 0,4823, terhadap
ROCE sebesar 0,4335. Sedangkan MVA terhadap harga saham menunjukkan korelasi sebesar 0,4991. Dengan analisis regresi hanya terdapat tiga variabel yang
terdiri dari EPS, MVA, dan ROCE yang berpengaruh terhadap harga saham dengan menjelaskan sebesar 71,9. Secara parsial, ROCE b=0,555, EPS
b=0,372 dan MVA b=0,213. Lebih jelasnya, penelitian-penelitian terdahulu tersebut disajikan dalam
Tabel 2.1 berikut :
Universitas Sumatera Utara
48
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
Tahun Judul
Penelitian Variabel
Metode Analisis
Hasil Penelitian
1. Haryu-
ningputri dan
Widyarti 2012
“Pengaruh Rasio Profitabilias dan
EVA terhadap Harga Saham
pada Sektor Industri
Manufaktur di BEI Tahun
2007-2010”. Variabel
independen =
1.Return On
Asset ROA
X1
2. Return On Equity
ROE X2
3. Return On Sales
ROS X3
4. Earning Per Share
EPS X4
5. Economic Value
Added EVA
X5.
Variabel dependen =
Harga Saham Y.
Analisis statistik
regresi linier
berganda. 1.Koefisien
determinasi Adjusted
R Square
diperoleh nilai sebesar 0,153
atau kemampuan
ROA, ROE, ROS, EPS dan
EVA dalam menjelaskan
harga saham
hanya sebesar 15,3.
2. Kelima variabel
independen hanya 3 tiga
variabel yang tidak
berpengaruh signifikan yaitu
return on asset, return on sales
dan economic value added
dengan tingkat signifikasi
sebesar 0,118, 0,188 dan 0,392
sedangkan dua variabel lainnya
yaitu return on equity dan
earning per share sebesar
0,006 dan 0,001.
Universitas Sumatera Utara
49 2.
Kartawi- nata
2008 “Analisis
Pengaruh Economic Value
Added EVA, Cash Value
Added CVA, dan Market
Value Added MVA terhadap
Harga Saham pada
Perusahaan- Perusahaan
Sektor Pertambangan di
Bursa Efek Indonesia
Periode 2003- 2006”.
Variabel independen
= 1. Economic
Value Added
EVA X1
2. Cash Value
Added CVA
X2
3. Market Value
Added MVA
X3.
Variabel Dependen =
Harga
Saham Y. Teknik
analisis regresi
data panel. 1. Seluruh
variabel bebas EVA, CVA,
dan MVA secara bersama-
sama memiliki pengaruh
terhadap variabel terikat
harga saham sebesar
38,6089, dan sisanya sebesar
61,3911 dipengaruhi
oleh faktor- faktor lain.
2. Pengaruh EVA, CVA,
dan MVA secara parsial
berpengaruh positif dan
signifikan terhadap harga
saham sedangkan
MVA walaupun bersama EVA
dan CVA berpengaruh
secara bersama- sama, akan
tetapi pengaruhnya
terhadap harga saham tidak
signifikan.
3 Ahmad
dan Oetomo
2007 Analisis Kinerja
Keuangan dengan
Menggunakan Metode
Economic Value Added EVA
Dan Market Variabel
independen =
1.Economic
Value Added
EVA
2.Market Analisis
regresi sederhana
dan analisis
korelasi melalui
Pearson 1. Hasil
perhitungan EVA dan MVA
yang positif.
2. Hasil analisa regresi untuk
ketiga perusahaan
Universitas Sumatera Utara
50 Value Added
MVA Pada Perusahaan
rokok Value
Added MVA.
Variabel dependen =
Harga saham Y
product moment
corre- lation
menunjukkan sumbangan
EVA terhadap perubahan
harga saham tidak
signifikan.
3. Hasil perhitungan
koefisien korelasi dan
signifikansi antara MVA
dengan harga saham dari
ketiga perusahaan
terlihat variasi arah hubungan
negatif dan signifikansi
yang lemah.
4 Pangga-
bean 2005
“Analisis Perbandingan
Korelasi EVA dan ROE
terhadap Harga Saham LQ45 di
Bursa Efek Jakarta 2001-
2003”. Variabel
independen =
1. EVA 2. ROE
variabel dependen=
harga saham.
Analisis korelasi
pearson. 1. EVA
perusahaan dalam LQ45
mempunyai korelasi yang
signifikan terhadap harga
sahamnya
2.ROE perusahaan
dalam LQ45 tidak
mempunyai korelasi yang
signifikan dengan harga
saham.
5 Thenmo-
zhi 2000.
“Market Value Added and
Share Price Behaviour
An Empirical Study
Of BSE Sensex Companies
Variabel independen
= 1.Market
Value Added
MVA Analisis
koefisien korelasi
Rank Spearman
dan analisis
1. Korelasi MVA dengan alat
ukur kinerja tradisional
berhubungan positif tapi
lemah.
Universitas Sumatera Utara
51 1997-1999”.
2.Earning per Share
EPS 3.ROCE
4.RONW Variabel
dependen =
Harga Saham Y
regresi linier
berganda. 2.MVA terhadap
harga saham menunjukkan
korelasi sebesar 0,4991.
3. Dengan analisis regresi
hanya terdapat tiga variabel
yang terdiri dari EPS, MVA,
dan ROCE yang
berpengaruh terhadap harga
saham
2.8 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual menurut Sugiyono 2010:60 adalah, “sintesa tentang hubungan variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan
untuk selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti”. Berdasarkan teori-teori
yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat disusun suatu kerangka konseptual tentang bagaimana hubungan antara variabel bebas, yaitu Economic
Value Added EVA dan Market Value Added MVA dengan variabel terikat berupa harga saham, sebagaimana dijelaskan berikut ini.
Tujuan investor dalam berinvestasi adalah memaksimalkan return atas investasi, tanpa melupakan faktor risiko investasi yang harus dihadapinya. Oleh
karena itu, sebelum memilih keputusan investasi, para investor cenderung memilih saham perusahaan yang mampu memberikan nilai tambah value added
Universitas Sumatera Utara
52 bagi perusahaan, sehingga dapat meningkatkan capital gain di masa mendatang
melalui adanya peningkatan harga saham perusahaan. Pengukuran kinerja dalam Value Based Management yang dikembangkan
oleh Stern Stewart Co. berdasarkan pada Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA. Economic Value Added EVA yang merupakan
pengukuran kinerja didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis, yang menyatakan, bahwa kekayaan hanya dapat diciptakan ketika sebuah perusahaan
meliputi biaya operasi dan biaya modal Young dan O’Byrne, 2001:17. Dengan adanya metode Economic Value Added EVA diharapkan manajer perusahaan
dapat menyusun strategi yang dapat memaksimalkan aliran Economic Value Added EVA perusahaan untuk masa yang akan datang. Economic Value Added
EVA yang positif EVA 0 menunjukkan bahwa manajemen perusahaan telah berhasil menciptakan nilai tambah ekonomis sehingga mampu memberikan
dividen yang tinggi dan harga saham perusahaan pun meningkat. Jika Economic Value Added EVA = 0, hal ini menunjukkan bahwa pada posisi ini berarti
manajemen perusahaan berada dalam titik impas. Perusahaan tidak mengalami kemunduran tetapi sekaligus tidak mengalami kemajuan secara ekonomi.
Sedangkan jika Economic Value Added EVA negatif EVA 0, hal ini menunjukkan bahwa pada posisi ini berarti tidak terjadi proses penambahan nilai
ekonomis bagi perusahaan, dalam arti laba yang dihasilkan tidak dapat memenuhi harapan para kreditor dan pemegang saham, sehingga harga saham perusahaan
bisa menurun.
Universitas Sumatera Utara
53 Market Value Added MVA merupakan perbedaan antara nilai pasar
perusahaan termasuk ekuitas dan utang dan modal keseluruhan yang diinvestasikan dalam perusahaan Young dan O’Byrne, 2001: 26. Nilai pasar
merupakan fungsi dari harapan pasar modal terhadap arus kas bebas masa mendatang, didiskontokan pada biaya modal, melebihi modal yang diinvestasikan.
Para investor yang menyerahkan modal ke dalam perusahaan berharap manajer akan menginvestasikannya dengan produktif. Nilai pasar mencerminkan
keputusan pasar mengenai bagaimana manajer yang sukses telah menginvestasikan modal yang sudah dipercayakan kepadanya, dalam
mengubahnya menjadi lebih besar Young dan O’Byrne, 2001:27. Market Value Added MVA yang positif MVA 0 menunjukkan terjadi nilai tambah finansial
bagi perusahaan yang akan meningkatkan harga saham. Jika Market Value Added MVA = 0, hal ini menunjukkan posisi impas bagi perusahaan. Sedangkan jika
Market Value Added MVA negatif MVA 0 menunjukkan tidak terjadi nilai tambah finansial bagi perusahaan.
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat disusun kerangka konseptual yang menggambarkan
pengukuran kinerja keuangan denga metode Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA seperti pada Gambar 2.1. berikut ini.
Universitas Sumatera Utara
54
Sumber: Young dan O’Byrne 2001
Kerangka Konseptual Gambar 2.1
2.9 Hipotesis Penelitian
Menurut Sugiyono 2010:64, “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat
fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi. Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
hipotesis dalam penelitian ini adalah Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
perbankan yang terdaftar di BEI periode 2009-2012. Economic Value Added
EVA
Market Value Added MVA
Kinerja Keuangan
Perusahaan Harga Saham
Universitas Sumatera Utara
55
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penelitian asosiatif, yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau
menjelaskan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen Kuncoro, 2006:197. Penelitian ini berusaha menguraikan pengaruh kinerja keuangan
dengan menggunakan karakteristik dari metode Economic Value Added EVA dan Market Value Added MVA terhadap harga saham pada perusahaan
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2012.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melaui media internet dengan
situs www.idx.co.id, website perusahaan yang diteliti, dan
www.yahoofinance.com 2.
Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Desember 2013 sampai dengan bulan
April 2014.
Universitas Sumatera Utara