Uji Normalitas Uji Autokorelasi

63 mengalami penyimpangan asumsi klasik atau tidak. Apabila model regresi yang diperoleh mengalami penyimpangan terhadap salah satu asumsi klasik yang diujikan, maka persamaan regresi yang diperoleh tersebut tidak efisien untuk menggeneralisasikan hasil penelitian yang berupa sampel ke populasi karena akan terjadi bias yang artinya hasil penelitian bukan semata pengaruh dari variabel- variabel yang diteliti tetapi ada faktor pengganggu lain yang ikut mempengaruhinya.

3.8.2.1.1 Uji Normalitas

Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel terikat, bebas, atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak Umar, 2008:77. Uji normalitas dapat mendeteksi penyebaran data titik pada sumbu diagonal dari sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas lain yang dapat digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov K-S guna mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal ditunjukkan dengan nilai signifikansi diatas 0,05. Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis: H = Data berdistribusi normal H 1 = Data tidak berdistribusi normal Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut: 1. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0,05; maka H diterima, yang berarti data berdistribusi normal. Universitas Sumatera Utara 64 2. Apabila nilai signifikansi atau nilai probabilitas 0.05; maka H ditolak, yang berarti data berdistribusi tidak normal.

3.8.2.1.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya Situmorang dan Lufti, 2012: 120. Model regresi yang baik adalah bebas dari autokerelasi. Uji autokorelasi ini menggunakan Durbin-Watson D-W Test dengan kriteria sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi Hipotesis Nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 d dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – dl d 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du d 4 – du Sumber : Situmorang dan Lufti, 2012: 120 Cara pengujiannya dengan membandingkan nilai Durbin Watson Dw dengan batas bawah atau lower bound dL dan batas atas atau upper bound dU tertentu. Pedoman yang digunakan dalam pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut : 1. Bila nilai dW lebih rendah daripada nilai dL, maka koefisien autokorelasi 0 yang berarti terdapat autokorelasi positif. Universitas Sumatera Utara 65 2. Bila nilai dW terletak di antara nilai dU dan dL atau terletak antara 4-dU dan 4-dL, maka hasilnya tidak dapat disimpulkan. 3. Bila nilai dW terletak diantara dU dan 4-dU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol yang berarti tidak ada autokorelasi. 4. Bila nilai dW lebih besar daripada nilai dL atau 4-dL, maka koefisien autokorelasi 0 yang berarti terdapat autokorelasi negatif.

3.8.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Dokumen yang terkait

Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Dengan Refined Economic Value Added dan Financial Value Added Serta Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Food And Beverage Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

27 186 111

Pengaruh Profitability Ratio dan Economic Value Added Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2007 – 2012

2 97 96

Pengaruh Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

5 84 90

Pengaruh Economic Value Added ( EVA), Market Value Added (MVA) Dan Rasio Profitabilitas Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Tambang Yang Terdaftar Di BEI

4 65 80

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED (EVA) TERHADAP MARKET VALUE ADDED (MVA) PADA PERUSAHAAN YANG MELAKUKAN INITIAL PUBLIC OFFERING (IPO) DI BURSA EFEK INDONESIA

2 79 15

Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada perusahaan yang melakukan Initial Public Offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia

0 34 88

Pengaruh Economic Value Added, Return On Asset, Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Perubahan Harga Saham Perusahaan Pada Bursa Efek Indonesia

1 41 84

Analisis Pengaruh Economic Value Added (EVA) terhadap Market Value Added (MVA) pada Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia

5 97 94

Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Profitabilitas, dan Kebijakan Dividen terhadap Harga Saham pada Perusahaan Property dan Real Estate di Bursa Efek Indonesia 2012-2014

6 87 92

Analisin Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Metode Economic Value Added (EVA) dan Market Value Added (MVA) terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2012

0 0 11