52
3.4.2 Sampel
Menurut Singarimbun 1989: 53 sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah
bagian dari populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan
populasi. Diketahui sampai akhir bulan Januari, jumlah pasien yang sedang menjalani
rawat inap di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBB Medan adalah sebanyak 182 orang. Menurut Arikunto 2005: 91 jika jumlah anggota subjek
dalam populasi kurang dari 200 orang, maka dapat ditentukan sampel sebanyak kurang lebih 25
– 30 dari jumlah tersebut. Maka, penulis menentukan jumlah sampel dari populasi sebagai responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 30
orang.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1.
Teknik pengumpulan data primer, yaitu data yang diperoleh langsung di lokasi penelitian untuk mencari kebenaran dan data yang lengkap dan
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara :
a. Wawancara, yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya-jawab secara langsung dan mendalam untuk memperoleh data lengkap dan
mendalam kepada pihak-pihak yang terkait. b. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
cara menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa
53 alternatif jawaban yang sudah tersedia. Kuesioner dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk menjaring persepsi atau pengetahuan umum dari pasien mengenai pelayanan dan administrasi yang ada di rumah sakit
dengan jumlah 5 alternatif jawaban pada setiap pertanyaan.
2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang
dilakukan melalui pengumpulan kepustakaan untuk mendukung data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan menggunakan instrumen :
a. Studi dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan atau dokumen yand ada data dilokasi penelitian atau
sumber-sumber lain yang relevan dengan objek penelitian. b. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-
buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang memiliki relevansi dengan masalah yang akan diteliti.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan mengelompokkan, membuat suatu urutan, memanipulasi serta menyingkatkan data sehingga mudah untuk membuat
suatu deskripsi dari gejala yang diteliti. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak awal penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan.
Menurut Moleong 2006: 247, teknik analisa data kualitatif dilakukan dengan menyajikan data yang dimulai dengan menelaah seluruh data yang terkumpul,
menyusunnya dalam satu satuan yang kemudian dikategorikan pada tahap
54 berikutnya dna memeriksa keabsahan dan menafsirkannya dengan analisis dengan
kemampuan daya nalar peneliti untuk membuat kesimpulan penelitian. Menurut Miles dan Huberman Sugiyono, 2010: 337, analisis terdiri dari
3 jalur kegiatan yang terjadi secara bersamaan, yaitu : a.
Reduksi Data, yaitu merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikan, akan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.
b. Penyajian Data, yaitu mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut
maka data terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga akan semakin mudah dipahami, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa
yang telah dipahami. c.
Penarikan Kesimpulan, yaitu dalam penelitian kualitatif, kesimpulan merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan
ini sebagai hipotesis yang apabila didukung oleh data maka akan dapat menjadi teori.
55
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBB Medan
Setelah masa kemerdekaan Tahun 1945 banyak anggota tentara maupun keluarganya yang mengalami sakit dan berdomisili di Medan memanfaatkan
fasilitas kesehatan rumah sakit swasta yang ada disekitar medan. Karena rumah sakit tentara satu-satunya yang ada di Sumatera Utara hanya ada di Pematang
Siantar merupakan peninggalan tentara Belanda sementara jumlah anggota yang memanfaatkan fasilitas kesehatan ini terus bertambah dari hari kehari, untuk
itu para pejuang kemerdekaan maupun dokter tentara yang ada di Medan berpikir perlu adanya fasilitas kesehatan Rumah sakit khusus tentara di Kota Medan
ini. Pada tahun 1950 atas prakarsa dokter militer yang diketuai Letkol dr. Moh Majoedin mendirikan sebuah Tempat Perawatan Asrama TPA yang berlokasi di
Jalan Banteng 2A Medan. TPA ini dipergunakan untuk merawat anggota Tentara maupun keluarga yang menderita penyakit ringan, sedangkan untuk penyakit berat
dirawat di RST P. Siantar. TPA ini memiliki fasilitas 10 tempat tidur, laboratorium kecil, kamar obat, kamar suntik, kamar bedah kecil serta dapur.
Pada tahun 1951 Letkol Dr. Moh Majoedin sekaligus selaku Kepala Dinas Kesehatan TK I menerima penyerahan 4 buah bangsal Rumah Sakit Verenigde
Deli Maatschkapy VDM, yaitu RS PTPN II sekarang Dahulu RS PTP IX Tembakau Deli yang sebelumnya dipergunakan oleh Belanda untuk merawat
Tentara Belanda yang sakit dan berlokasi di Jalan Putri Hijau Medan. Dengan