19 input dibagian rekam medik. Apabila kelengkapan data sudah terpenuhi, maka
nantinya SIM RS itu masuk ke tahap selanjutnya yakni memudahkan petugas kesehatan yang ada, mereka dapat dengan mudah mengetahui ketersediaan obat-
obatan, tarif dan jasa perawatan. Maka dari itu dengan bergantinya provider SIM RS, maka kendala yang dialami adalah sumberdaya manusia yang ada belum
sepenuhnya memahami. Atas dasar komitmen yang kuat dari pimpinan rumah sakit dalam pelaksanaan SIM RS ini, ada macam-macam langkah yang ditempuh
demi mengefektifkan sistem yang baru, seperti dengan pelatihan dan yang paling mendasar namun yang penting adalah menertibkan pengisian data pasien dengan
lengkap secara manual.
2. Sumberdaya
Sumberdaya merupakan faktor utama dalam melaksanakan dan merealisasikan jalannya suatu kebijakan. Sumber daya manusia, sumber daya
dana, dan fasilitas. Informasi dan Kewenangan yang akan digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan implementasi suatu kebijakan. Menurut penjelasan
seorang informan, khusus operator SIM RS, mereka sudah merekrut sebanyak 30 orang yang tersebar disetiap bagian rumah sakit yang sudah terkoneksi dengan
SIM RS seperti di server SIM RS sendiri, pendaftaran rawat inap dan IGD, pendaftaran rawat jalan, charging rawat jalan, 12 ruangan rawat inap, OKICU,
laboratorium, radiologi, farmasi dan billing rawat inap. Kemudian, 30 orang operator tersebut dibagi lagi menjadi 4 grup atau tim, yakni grup rawat jalan, grup
rawat inap, grup penunjang sperti OKICU, laboratorium, radiologi, farmasi dan yang terakhir grup billing.
20 Untuk menjamin keamanan dan kredibilitas data, para operator atau anggota
SIM RS memiliki sandi tertentu untuk bisa melakukan akses input data di aplikasi SIM RS pada setiap bagian yang ada. Dalam perekrutan anggota SIM RS ini,
informan menyatakan bahwa mereka melihat terlebih dahulu basicnya atau dengan kata lain pendidikannya. Rumah sakit masih lebih dominan memilih
anggota SIM RS yang berasal dari medis atau kesehatan, terutama dibagian charging rawat inap dan rawat jalan, kemudian untuk pemasukan data yang
berupa pembebanan seperti tindakan dokter, obat-obatan dan tindakan lainnya di rumah sakit, karena seperti yang dikatakan informan, mereka yang pendidikannya
memang dari kesehatan lebih mengerti dan lebih paham. Dan nantinya para operator SIM RS yang sekarang ini apabila sistem yang baru dipasang ini sudah
mulai berjalan baik, mereka akan menjadi pelatih untuk perawat yang ada diruangan agar bisa mengaplikasikan SIM RS.
Sampai dengan saat ini, fasilitas yang mendukung para operator SIM RS adalah sebanyak 20 unit set komputer, 2 buah laptop, 3 buah printer inkjet, 2 buah
printer thermal untuk tracer, 9 buah HUB yang masing-masingnya tersebar di bagian yang sudah terkoneksi dengan SIM RS. Berdasarkan penuturan seorang
informan menuturkan bahwa seluruh pengadaan fasilitas SIM RS ini menggunakan pembiayan dari rumah sakit. Seorang informan juga mengatakan
bahwa dengan adanya pergantian pengelolaan SIM RS ini ke provider yang baru lebih dirasakan perubahannya, dimana sampai saat ini mereka dapat melihat bukti
kerjanya sistem, sedangkan provider SIM RS yang sebelumnya tidak terlihat bukti kerjanya sistem, hanya ada pemasukan data tapi tidak ada output, informan
merasa tidak efisien, setelah input harus melakukan pengerjaan manual untuk
21 dapat menghasilkan output. Sedangkan pada aplikasi SIM RS dengan provider
yang baru ini, nantinya tidak seperti aplikasi yang sebelumnya, jadi data yang di input akan menghasilkan output yang sewaktu-waktu dapat di akses apabila
dibutuhkan jadi tidak ada pengerjaan manual lagi. Bahkan informan merasa hal seperti ini dapat menghemat kertas, jika ingin meakses data bisa disaksikan
dilayar monitor komputer tanpa harus melakukan tabulasi manual untuk melihat output dari sistem. Kinerja operator SIM RS maupun pegawai atau petugas yang
lain jadi lebih mudah dan lebih teratur. Adapun kendala yang terjadi pada sumebrdaya fasilitas ini menurut penuturan seorang informan juga jika terjadi
pemadaman listrik maka komputer yang terkoneksi dengan SIM RS juga ikut mati.
3. Komunikasi