6 e.  Menyelenggarakan  tugas  lainnya  yang  ditentukan  oleh  Kakesdam  IBB
Medan.
2. SEKSI PELAYANAN MEDIK SIYANMED
Dipimpin  oleh  seorang  Kepala  Seksi  Pelayanan  Medis  atau  disingkat Kasiyanmed  yang  berstatus  TNI    PNS  berpangkat  Mayor  atau  Golongan
VI.  Bertanggung  jawab  langsung  kepada  Kepala  Rumah  Sakit  Tingkat  II Putri Hijau Kesdam IBB Medan. Bidang Turmin, Kaur Medis, Paur Rekam
Medis,  Penata  Keperawatan,  Tur  Formulir  Medik,  Operasional  Komputer bertanggung jawab kepada Kasiyanmed.
Adapun  uraian  tugas  pokok  dari  seorang  Kasiyanmed  adalah membantu  Karumkit  melaksanakan  tugas  dalam  bidang  penyelenggaraan
administrasi pelayanan medis rumah sakit. Kemudian perincian lebih lanjut mengenai  tugas  Kasiyanmed  yang  dibagi  kedalam  tugas  sehari-hari,  tugas
periodik dan tugas insidentil. Tugas sehari-hari Kasiyanmed adalah : a.  Menyelenggarakan dan melaksanakan administrasi rumah sakit
b.  Menyelenggarakan  dan  melaksanakan  administrasi  pasien  rawat  jalan rawat inap pasien rujukan.
c.  Menyelenggarakan dan melaksanakan pengumpulan dan pengolahan data rumah sakit serta penyajian
d.  Menyelenggarakan dan melaksanakan administrasi untuk evakuasi. Sedangakan tugas Periodik Kasiyanmed adalah :
a.  Menyelenggarakan laporan bulan, triwulan, tahunan pasien rawat inap.
7 b.  Melaksanakan  pengadaan  formulir  medik  yang  dibutuhkan  untuk
poliklinik dan ruangan rawat inap. Dan  yang  terakhir,  yang  merupakan  tugas  Insidentil  dari  seorang
Kasiyanmed yaitu : a.  Melaksanakan laporan kejadian medis khusus.
b.  Administrasi visum et refertum. c.  Laporan sewaktu-waktu diminta atasan.
3. INSTALASI RAWAT INAP INSTALWATNAP
Dipimpin oleh seorang Kepala Instalasi Rawat Inap Kainstalwatnap yang  dijabat  oleh  TNI    PNS  akitf  dengan  pangkat  Letnan  Kolonel  atau
golongan  V.  Bertanggung  jawab  kepala  Kepala  Rumah  Sakit  Karumkit. Adapun jabatan  yang berada dibawah Instalwatnap dan bertanggung jawab
kepada Kainstalwatnap adalah : -  Kasubinstalwatnap A
-  Kasubinstalwatnap B -  Kasubinstalwatnap C
-  Kepala Ruangan -  Staf Fungsional Perawat
-  Turyan -  Turmin
Adapun  tugas  pokok  dari  seorang  Kainstalwatnap  adalah  mengatur dan mengendalikan kegiatan pelayanan perawatan di rumah sakit. Dan yang
merupakan tugas sehari-hari Kainstalwatnap adalah :
8 a.  Mengendalikan seluruh ruangan perawatan.
b.  Mengkoordinir dan mengawasi petugas pekerjaan ruangan. c.  Meneliti kebutuhan ruangan.
d.  Setiap pagi atau setiap saat ikut mengawasi penderita rawat inap. e.  Mengadakan  koordinasi  dengan  Kadep,  Kainstal,  Kosi  yang  ada
hubungannya dengan penderita rawat inap. Kemudian  yang  merupakan  tugas  periodik  Kainstalwatnap  adalah
mengadakan pertemuan rutin dengan Kepala ruangan 2x  bulan. Sedangkan tugas  insidentil  Kainstalwatnap  adalah  mengatur  pemindahan  personil
ruangan.
9
BAB V PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
Bab ini berisikan data yang telah dikumpulkan selama penelitian mengenai Impelementasi  Sistem  Informasi  Manajemen  Rumah  Sakit  SIM  RS  dalam
Pemenuhan  Pelayanan  Kesehatan  pada  Rumah  Sakit  Tingkat  II  Putri  Hijau Kesdam  IBB  Medan.  Data  dalam  penelitian  ini  akan  diuraikan  pada  bab  ini
dengan  dibagi  menjadi  2  bagian  yaitu,  Data  Primer  dan  Data  Sekunder. Pengumpulan  data  Primer  dilapangan  dilakukan  dengan  cara  melakukan
wawancara,  observasi  atau  pengamatan  langsung  dilapangan  dan  memberikan kuesioner  kepada  pasien.  Sedangkan  pengumpulan  data  Sekunder  yakni  dengan
mengumpulkan  berbagai  dokumentasi  seperti  dokumen-dokumen  yang  berkaitan dengan Implementasi Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIM RS dalam
Pemenuhan  Pelayanan  Kesehatan  pada  Rumah  Sakit  Tingkat  II  Putri  Hijau Kesdam IBB Medan.
5.1  Data Primer
Bagian  ini  berisi  penyajian  data  yang  dikumpulkan  melalui  pengumpulan data  primer  yakni  wawancara  dan  kuesioner.  Maka,  peneliti  membagi  kedalam
beberapa  bagian  yakni  karakteristik  informan  dan  responden  serta  data  hasil penelitian  yang  kemudian  akan  menyajikan  mengenai  penyajian  data  hasil
wawancara serta observasi dan penyajian data hasil kuesioner.
10
5.1.1  Karakteristik Informan
Dalam  melakukan  wawancara  dan  menyebarkan  kuesioner,  peneliti terlebih  dahulu  telah  menentukan  informan  yang  dibagi  menjadi  2  dua  bagian
yakni : 1.
Informan  Kunci  yaitu  mereka  yang  mengetahui  dan  memiliki  berbagai informasi  pokok  yang  diperlukan  dalam  penelitian.  Mereka  yang  menjadi
informan kunci adalah : a.  Bapak Letkol Ckm dr.Sukirman, SpKK menjabat sebagai Kepala Rumah
Sakit Tingkat II Kesdam IBB Medan. 2.
Informan  Utama  adalah  mereka  yang  terlibat  secara  langsung  dalam interaksi  sosial  yang  sedang  diteliti.  Peneliti  telah  menentukan  informan
utama yakni : a.  Ibu  drg.  Trisna  Prihatin  sebagai  Kepala  Seksi  Pelayanan  Medis  Rumah
Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBB Medan. b.  Bapak  Letkol  Ckm  Suhartono  sebagai  Kepala  Instalasi  Rawat  Inap
Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBB Medan. c.  Bapak  Pelda  Freddy  S.  Sebagai  Kepala  Pengawas  Sistem  Informasi
Manajemen  Rumah  Sakit  SIM  RS  di  Rumah  Sakit  Tingkat  II  Putri Hijau Kesdam IBB Medan.
5.1.2  Karakteristik Responden
Berikut  ini  uraian  identitas  dari  30  orang  responden  yakni  Pasien  yang sedang menajalani rawat inap di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBB
Medan.
11 Tabel 5.1 Identitas Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Sumber : Hasil Kuesioner 2015
Dari  data  di  atas,  diketahui  bahwa  responden  yang  terlibat  dalam penelitian  ini  sebanyak  30  orang  yang  tersebar  di  Ruang  Instalasi  Rawat  Inap.
Diurutkan  berdasarkan  jenis  kelamin  yakni  sebanyak  16  orang  53,3, informana berjenis kelamin perempuan sebanyak 14 orang 46,7.
Jenis Kelamin Jumlah Informan
orang Persentase
Laki – laki
16 53,30
Perempuan 14
46,70 Total
30 100,00
12 Tabel 5.4
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia Jumlah Informan
orang Persentase
20 9
30,00 21 - 35
8 26,70
36 - 50 4
13,3 0 50
9 30,00
Total 30
100,00
Sumber : Hasil Kuesioner 2015
Responden  yang  berjumlah  sebanyak  30  orang,  terdiri  dari  usia  dibawah 20 tahun sebanyak 9 orang 30. Responden yang berusia diantara 21
– 35 tahun sebanyak  8  orang  26,7.  Kemudian,  responden  yang  berusia  diantara  36
– 50 tahun  sebanyak  4  orang  13,3  dan  responden  yang  berusia  diatas  50  tahun
sebanyak 9 orang 30.
Tabel 5.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
Pekerjaan Jumlah Informan
orang Persentase
TNI  PNS 7
23,30 Pensiunan TNI  PNS
3 10,00
Dan lain - lain 20
66,70 Total
30 100,00
Sumber : Hasil Kuesioner 2015
13 Dalam  pengumpulan  data  responden  berdasarkan  pekerjaan,  peneliti
menemukan  sebanyak  7  orang  23,3  yang  bekerja  sebagai  TNIPNS.  Untuk pensiunan  TNIPNS  sebanyak  3  orang    10,  kemudian  dan  lain-lain  ini
sebanyak 20 orang 66,7.
Tabel 5.4 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan
Pendidikan Jumlah Informan
orang Persentase
SD 4
13,30 SLTP  Sederajat
3 10,00
SLTA  Sederajat 14
46,70 S-1  Akademi
9 30,00
Total 30
100,00
Sumber : Hasil Kuesioner 2015
Data  yang  diurutkan  berdasarkan  Pendidikan  dari  resoponden  maka didapatkan  yang  berpendidikan  SD  sebanyak  4  orang  13,3.  Untuk  SLTP
Sederajat  sebanyak  3  orang  10.  Untuk  SLTA  Sederajat  sebanyak  14  orang atau 46,7 .
14 Tabel 5.5
Identitas Responden Berdasarkan Lama Dirawat
Lama Dirawat Jumlah Informan
orang Persentase
5 hari 19
63,30 6 hari
8 26,70
Tidak Menjawab 3
10,00 Total
30 100,00
Sumber : Hasil Kuesioner 2015
Jika  dilihat  dari  lamanya  responden  tersebut  dirawat,  sebanyak  19  orang 63,3  sedang  dirawat  belum  mencapai  5  hari.  Sedangkan  sebanyak  8  orang
26,7  mengatakan  bahwa  mereka  sedang  dirawat  sudah  lebih  dari  6  hari. Namun  sangat  disayangkan  ada  juga  yang  tidak  menjawab  sebanyak  3  orang
10.
5.1.3  Data Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan di  Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBB Medan  selama  ±  1  bulan.  Dalam  mengumpulkan  data  yang  diperlukan  untuk
menjawab  permasalahan  penelitian,  ada  beberapa  tahap  yang  dilakukan  peneliti, yaitu  yang  pertama  penelitian  diawali  dengan  melakukan  pengamatan,  yakni
mengamati  pasien  yang  masuk  ke  instalasi  rawat  inap.  Dari  mulai  pasien mendaftar sebagai pasien rawat jalan atau pasien masuk rawat inap melalui IGD.
Selama  seorang  pasien  menjalani  rawat  inap,  seorang  pasien  pasti  mendapatkan perawatan  dan  pelayanan  lainnya  dirumah  sakit  seperti  radiologi,  pemeriksaan
laboratorium  dan  obat-obatan.  Dari  pengamatan  ini,  peneliti  mendapatkan
15 bagaimana Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit SIM RS dilaksanakan di
rumah sakit tersebut. Pengamatan  ini  dilakukan  diawal  penelitian  karena  ini  merupakan  saran
dari  pihak  rumah  sakit  kepada  peneliti,  karena  peneliti  bukanlah  seseorang  yang berasal  dari  bidang  kesehatan,  agar  peneliti  mengetahui  proses  dan  prosedur
pelayanan  yang  ada  dirumah  sakit  dari  mulai  seorang  pasien  datang  mendaftar sebagai  pasien  apakah  itu  rawat  jalan  atau  rawat  inap  sampai  pasien  itu  pulang
atau  keluar  dari  rumah  sakit.  Dan  nantinya  pengamatan  diawal  ini  dapat memudahkan peneliti melakukan pengumpulan data yang lainnya.
Yang  kedua,  setelah  pengamatan,  peneliti  melakukan  pengumpulan berbagai  dokumen  tertulis,  profil  Rumah  Sakit  Tingkat  II  Putri  Hijau  Kesdam  I
BB  Medan  dan  data  lain  yang  berkaitan  dengan  Ssitem  Informasi  Manajemen Rumah  Sakit  SIM  RS.  Selama  melakukan  pengumpulan  data  berupa  dokumen,
peneliti juga melakukan penyebaran kuesioner kepada pasien. Ketiga,  peneliti  melakukan  wawancara  terstruktur  kepada  3  orang
informan  utama  kemudian  setelah  mendapatkan  kesimpulan  dari  wawancara  3 orang  informan  utama,  peneliti  melakukan  wawancara  dengan  informan  kunci
sebagai tahapan yang terakhir dalam penelitian ini.  Pada bagian ini, peneliti akan menyajikan  penyajian  data  hasil  wawancara  serta  observasi  dan  penyajian  data
hasil kuesioner.
16
A. Deskripsi Hasil Wawancara
Tipe wawancara yang dipilih peneliti yaitu wawancara terstruktur dimana sebelum memulai wawancara terlebih dahulu peneliti menyusun draft pertanyaan
yang  akan  diajukan.  Pertanyaan-pertanyaan  yang  disusun  jelas  berhubungan dengan  implementasi  Sistem  Informasi  Manajemen  Rumah  Sakit  SIM  RS.
Namun  di  dalam  prosesnya  sendiri  peneliti  tidak  menutup  kemungkinan  akan munculnya  pertanyaan-pertanyaan  baru  yang  dapat  menggali  informasi  lebih
dalam  dari  para  informan  utama.  Dalam  bagian  ini  wawancara  yang  telah dilakukan  dan  dikumpulkan  oleh  peneliti    akan  dideskripsikan  berdasarkan
variabel-variabel  implementasi  kebijakan  yang  mempengaruhi  Implementasi Sistem  Informasi  Manajemen  Rumah  Sakit  SIM  RS  dalam  pemenuhan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam IBB Medan, antara lain:
1. Struktur birokrasi
Struktur  birokrasi  memiliki  pengaruh  yang  signifikan  terhadap implementasi  kebijakan.    Dalam  struktur birokrasi  harus  ada  prosedur  tetap  bagi
pelaku  kebijakan  dalam  melaksankan  kebijakannya  dan  adanya  tanggung  jawab dalam  menjalankan  sebuah  kebijakan  demi  mencapai  tujuan  yang  ingin  dicapai.
Pada bagian ini struktur birokrasi memiliki dua indikator yakni struktur organisasi rumah  sakit  yang  menangani  pelaksanaan  SIMRS  atau  dengan  kata  lain,
fragmentasi  yakni pembagian atau penyebaran wewenang dan sumber daya  yang ada  untuk  melaksanakan  suatu  kebijakan  dan  ketepatan  atau  kesesuaian
17 pelaksanaan SIM RS sesuai dengan berbagai ketentuan yang telah diatur atau SOP
Standart Operating Procedure. Dalam  PERMENKES  No.  82  Tahun  2013  tentang  Sistem  Informasi
Manajemen  Rumah  Sakit  SIM  RS  telah  di  instruksikan  pada  pasal  3  ayat  1 bahwa setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan SIM RS. Pembentukan Sistem
Informasi  Manajemen  Rumah  Sakit  SIM  RS  dilakukan  dalam  rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan rumah sakit di Indonesia.
Atas dasar peraturan tersebut,  Kesehatan Daerah Militer Angkatan Darat melalui Kepala  Rumah  Sakit  Tingkat  II  Putri  Hijau  Kesdam  IBB  mengeluarkan
Keputusan  Kepala  Rumkit  TK.II  Putri  Hijau  No:  SKMKI10122014  tentang Kebijakan  Sistem  Informasi  Manajemen Rumah  Sakit.  Kebijakan  ini  dibuat  atas
dasar  pertimbangan  dalam  upaya  meningkatkan mutu  pelayanan  Rumkit  Tingkat II  Putri  Hijau,  sehingga  diperlukan  adanya  penyelenggaraan  suatu  rangkaian
kegiatan  yang  mencakup  semua  pelayanan  kesehatan  di  Rumah  Sakit  Tingkat  II Putri  Hijau  di  semua  tingkatan  administrasi  yang  dapat  memberikan  informasi
kepada  pengelola  untuk  proses  manajemen  palayanan  kesehatan  yang berhubungan  dengan  pengumpulan  data,  pengolahan  data,  penyajian  informasi
dan analisa. Adapun  struktur  SIM  RS  di  Rumah  Sakit  Tingkat  II  Putri  Hijau
berdasarkan  keputusan  Kepala  Rumah  Sakit  Putri  Hijau  berada  di  bawah penyelenggaraan Kepala Informasi Kesehatan Infokes dan pelaporannya kepada
Seksi  Pelayanan  Medis.  Bagian  Informasi  Kesehatan  bertanggung  jawab dalammenyelenggarakan  kegiatan  di  bidang  pembinaan  sistem  pengolahan  data,
teknik  informatika  dan  penyusunan  program  kerja  serta  pelaporan,  dan  dalam
18 pelaksanaan tugas  sehari-hari dikoordinasikan oleh Seksi Pelayanan Medis. Pada
implementasinya di rumah sakit, pengelolaan dan pelaporan seluruh kegiatan SIM RS  memang  dilaksanakan  oleh  seksi  Pelayanan  Medis.  Seluruh  pelaporan  yang
diberikan  kepala  Seksi  Pelayanan  Medis  nantinya  akan  menjadi  bahan  evaluasi bagi  pengelolaan  SIM  RS.  Koordinasi  dalam  pengelolaan  SIM  RS  pada  ruang
rawat  inap,  dilakukan  oleh  petugas  SIM  RS  yang  telah  ditetapkan  dibeberapa ruangan rawat inap. Petugas ini adalah petugas khusus SIM RS atau dengan kata
lain operator SIM RS dan petugas tersebut yang nantinya akan memasukkan data pasien yang ada diruang rawat inap setiap harinya ke dalam sistem.
Data  merupakan  alur  pertama  dari  SIM  RS,  rumah  sakit  harus  memiliki data yang jelas dan sudah di input ke komputer, misalnya seperti data obat-obatan,
tindakan  tarif  serta  fasilitas  yang  ada  dirumah  sakit,  serta  fasilitas  rawat  inap, harus memiliki ruangan kelas I, kelas II dan kelas III yang jelas, karena data-data
tersebut akan  menjadi  dasar  dari  pengolahan  di  sistem.  Diakui  seorang  informan bahwa,  SIM  RS  yang  saat  ini  sedang  berjalan  di  Rumah  Sakit  Tingkat  II  Putri
Hijau  baru  berjalan  selama  2  minggu  sejak  peneliti  memulai  penelitiannya,  ini dikarenakan mereka baru saja berganti provider SIM RS. Dan provider yang baru
ini  dirasa  mererka  lebih  baik  dan  lebih  terlihat  kerjanya  sistem  karena  provider SIM  RS  yang  baru  ini  menyediakan  output  dari  kerjanya  sistem.  Dan  menurut
penuturan  informan  juga,  SIM  RS  yang  baru  ini  akan  terus  dikembangkan sehingga  diharapkan  segara  efektif  pada  bulan  Maret  tahun  ini.  Adapun  langkah
awal  yang  mereka  lakukan  adalah  menertibkan  data  yang  masuk,  baik  itu  dari pendaftaran  rawat  jalan,  pendaftaran  rawat  inap  atau  IGD  serta  informasi  pasien
harus  diisi  dengan  benar  dan  dicek  kelengkapannya,  agar  memudahkan  untuk  di
19 input  dibagian  rekam  medik.  Apabila  kelengkapan  data  sudah  terpenuhi,  maka
nantinya  SIM  RS  itu  masuk  ke  tahap  selanjutnya  yakni  memudahkan  petugas kesehatan  yang  ada,  mereka  dapat  dengan  mudah mengetahui  ketersediaan  obat-
obatan, tarif dan jasa perawatan. Maka dari itu dengan bergantinya provider SIM RS,  maka  kendala  yang  dialami  adalah  sumberdaya  manusia  yang  ada  belum
sepenuhnya  memahami.  Atas  dasar  komitmen  yang  kuat  dari  pimpinan  rumah sakit dalam pelaksanaan SIM RS ini, ada macam-macam langkah yang ditempuh
demi mengefektifkan sistem yang baru, seperti dengan pelatihan dan yang paling mendasar namun  yang penting adalah menertibkan pengisian data pasien dengan
lengkap secara manual.
2. Sumberdaya