Penerapan Budaya Kontrol PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN

82 Tabel 17. Evaluasi Penerapan Budaya Peduli Indikator Rataan skor SKU Semi Staf Staf Total Memberikan ide atau usulan. 2,81 3,40 3,00 3,07 a Mengetahui siklus iklim 2,60 3,20 3,00 2,93 b Mempersiapkan kebutuhan untuk mengantisipasi masalah 3,02 3,40 3,80 3,41 Antisipasi terhadap masalah yang akan timbul. 2,81 3,30 3,40 3,17 Rata-rata 2,81 3,30 3,27 3,13 Sumber : Olah data Keterangan : Rataan skor : 1,00 – 1,74 = tidak diterapkan ; 1,75 – 2,49 = kurang diterapkan ; 2,5 – 3,24 = diterapkan ; 3,25 – 4 = sangat diterapkan ; n = 100 orang

8.5. Penerapan Budaya Kontrol

Penerapan budaya kontrol dengan indikator penilaian meliputi a menguasai wilayah dan personil dalam bentuk implementasi mengenal blok yang terbaik dan yang terjelek, mengenal rekan kerja di PT. KTU, mengetahui isi SOP, memberikan contoh yang baik, b melakukan cek proses kerja, c berani dan tegas memberikan sanksi dengan bentuk implementasi tidak pernah melakukan pelanggaran, dan berani menerima hukuman jika melakukan pelanggaran. Penerapan budaya kontrol secara rinci dapat dilihat pada Tabel 18. Tabel tersebut memberikan informasi indikator menguasai wilayah dan personil rataan total adalah 3,23. sedangkan indikator berani dan tegas memberikan dan menerima sanksi terhadap pelanggaran rataan skornya adalah 3,45. Penerapan budaya kontrol dengan bentuk implementasi mengenal kondisi blok yang terbaik dan yang terjelek untuk karyawan SKU dan semi staf termasuk ke dalam kategori diterapkan. Sedangkan semua karyawan staf sangat mengetahui kondisi blok yang yang paling baik hingga yang paling jelek. Adapaun karyawan SKU, karyawan semi staf, dan karyawan staf yang tidak 83 mengenal kondisi blok yang terbaik dan terjelek disebabkan mereka bekerja di luar departemen tanaman dan teknik. Mengenal lebih dari 200 karyawan PT. KTU dapat mendukung komunikasi yang baik antar karyawan. Mengenal karyawan di perusahaan sudah diterapkan dengan baik oleh karyawan SKU dan karyawan semi staf. Sedangkan karyawan staf sudah menerapkan dengan sangat baik. Hal ini penting bagi staf karena mereka dituntut untuk mengetahui karyawan bawahannya yang terbaik dan terjelek dalam bekerja. Tujuan karyawan staf mengenal lebih jauh terhadap bawahannya adalah agar mereka dapat membimbing, meningkatkan dan mengembangkan kemampuan karyawan yang terbaik dan yang terjelek. Suatu pekerjaan dapat berjalan dengan baik jika karyawan mengetahui isi aturan-aturan pekerjaan. Aturan-aturan pekerjaan tersebut dikenal dengan nama standar operation procedure SOP dimana setiap bidang pekerjaan memiliki SOP yang berbeda. Berdasarkan data pada tabel 18, karyawan SKU, karyawan semi staf, dan karyawan staf rata-rata mengetahui isi SOP. Hal ini disebabkan setiap karyawan memiliki buku panduan masing-masing bidang. Indikator memberikan contoh yang baik kepada rekan kerja bagi seluruh karyawan termasuk kategori sangat diterapkan. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kerja sama yang baik antara rekan kerja serta didukung dengan komunikasi yang baik. Salah satu bentuk komunikasi yang baik adalah setiap level karyawan mampu memberikan informasi yang benar kepada rekan kerja atau bawahan jika mereka melakukan kesalahan. Melakukan cek proses kerja bertujuan untuk menghindari kesalahan agar mendapat hasil kerja optimal. Karyawan SKU rata-rata sudah melakukan cek 84 proses kerja. Cek proses yang dilakukan oleh karyawan SKU bertujuan untuk menghindari jika adanya kesalahan pada saat bekerja. Begitu juga karyawan semi staf dan karyawan staf perlu untuk melalukan cek proses kerja. Penerapan indikator mengenai cek proses kerja karyawan semi staf dan staf sudah dijalankan dengan sangat baik. Cek proses yang dilakukan oleh karyawan semi staf dan staf tidak saja dilakukan pada pekerjaan masing-masing karyawan tersebut. Tetapi cek proses kerja juga dilakukan untuk melihat hasil kerja yang telah dilakukan oleh bawahannya. Setiap level karyawan pernah melakukan kesalahan. Dan setiap level karyawan bersedia menerima sanksi atas kesalahan yang telah mereka lakukan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap level karyawan memiliki komitmen yang tinggi. Secara umum, karyawan SKU dan karyawan semi staf tidak berhak untuk memberikan sanksi kepada rekan kerja atau pun kepada atasannya. Untuk itu mereka berhati-hati dalam melakukan pekerjaan agar terhindar dari hukuman yang akan mereka dapat. Namun berbeda dengan karyawan staf, sebagai atasan berhak memberikan sanksi kepada bawahannya dan berani menerima sanksi yang diberikan oleh atasan mereka atas kesalahan yang mereka perbuat. Berdarakan rataan skor, penerapan budaya kontrol oleh karyawan SKU dan karyawan semi staf termasuk kategori diterapkan. Sedangkan penerapan budaya kontrol oleh karyawan staf termasuk kategori sangat diterapkan. Rataan skor penerapan budaya kontrol oleh karyawan SKU adalah 3,00, karyawan semi staf 3,23, dan karyawan staf adalah 3,46. Artinya karyawan PT. KTU sudah berusaha menerapkan kedisiplinan kerja tanpa adanya paksaan dari perusahaan. 85 Tabel 18. Evaluasi Penerapan Budaya Kontrol Indikator Rataan skor SKU Semi Staf Staf Total a Mengenal kondisi blok yang terbaik, dan blok yang terjelek. 3,01 3,00 4,00 3,34 b Mengenal karyawan di perusahaan. 2,90 3,60 3,80 3,43 c Mengetahui isi SOP. 2,56 2,80 3,20 2,85 d Bisa memberikan contoh agar tidak terulang kesalahan. 3,03 3,20 3,60 3,28 Menguasai wilayah dan personel serta aspek teknis yang menjadi tanggung jawabnya 2,88 3,15 3,65 3,23 Menggunakan sebagian besar waktu untuk cek proses kerja. 3,14 3,40 3,80 3,45 a Tidak pernah melakukan pelanggaran. 3,20 3,60 2,80 3,20 b Berani menerima hukuman jika melakukan pelanggaran. 3,19 3,00 3,00 3,06 Berani dan tegas memberikan dan menerima sanksi terhadap pelanggaran. 3,19 3,30 2,90 3,13 Rata-rata 3,00 3,23 3,46 3,23 Sumber : Olah data Keterangan : Rataan skor : 1,00 – 1,74 = tidak diterapkan ; 1,75 – 2,49 = kurang diterapkan ; 2,5 – 3,24 = diterapkan ; 3,25 – 4 = sangat diterapkan ; n = 100 orang

8.6. Penerapan Budaya Pembinaan dan Inovasi