21
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkebunan Kelapa Sawit di Indonesia
Tanaman kelapa sawit Elaeis guenensis Jack berasal dari Nigeria, Afrika Barat dan Amerika Selatan yaitu Brazil. Namun pada kenyataannya tanaman
kelapa sawit banyak dijumpai di Benua Asia yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand dan Papua.
Tanaman kelapa sawit pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1848 oleh pemerintah Belanda. Kelapa sawit dibudidayakan dan dikomersilkan
pada tahun 1911. Perkebunan kelapa sawit indonesia pertama kali terletak di pantai Timur Sumatera Deli dan Aceh. Pada tahun 1914 perkebunan ini telah
mencapai luas 3,2 ribu hektar. Indonesia mulai memproduksi minyak sawit pada tahun 1918, dengan luas 5,7 ribu hektar menghasilkan sebanyak 395 ton minyak
kelapa sawit. Indonesia mulai mengekspor minyak sawit pada tahun 1919 sebesar 181 ton ke Eropa.
Pada masa pendudukan Jepang, perkembangan kelapa sawit mengalami penurunan. Lahan perkebunan mengalami penyusutan sebesar 16 persen sehingga
produksi minyak sawit Indonesia mengalami penurunan dari 250 ribu ton pada tahun 1940 hingga 56 ribu ton pada tahun 1948.
Pada tahun 1957, luas areal perkebunan kelapa sawit tidak me ngalami mengalami kemajuan, sedangkan produksi dan produktivitasnya berada jauh di
bawah tingkat yang dicapai sebelum perang. pemerintah Indonesia mengambil alih perkebunan. Pengambilan alih perkebunan kelapa sawit hanya dimiliki oleh
beberapa perkebunan besar milik negara dan milik asing, sedangkan perkebunan
22 Besar Swasta Nasional dan Perkebunan Rakyat belum ada. Setelah peristiwa
ambil alih upaya pengembangan ditingkatkan, tetapi di lain pihak timbul hambatan-hambatan baru, sehingga selama 10 tahun tidak banyak mengalami
kemajuan. Pada masa Orde Baru, pemerintah untuk meningkatkan produksi minyak
sawit yang telah mengalami penurunan. Pemerintah meningkatkan produksi kelapa sawit secara terus menerus dengan membuka lahan baru untuk perkebunan.
Pada tahun 1980 lahan mencapai 294,5 ribu hektar dengan produksi CPO 721,1 ton. pembangunan perkebunan diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja,
meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagai penghasil devisa. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia menurut pengusahaannya terdapat
tiga jenis yaitu perkebunan rakyat, perkebunan negara dan perkebunan swasta. Perkebunan swasta di Indonesia terbagi dua yaitu perkebunan swasta asing dan
perkebunan swasta nasional. Dalam melaksanakan usaha dibidang perkebunan, ketiga bentuk usaha tersebut berpedoman kepada Tridarma Perkenunan yaitu: 1
menghasilkan devisa maupun rupiah bagi negara seefisien-efisiennya, 2 memenuhi fungsi sosial, diantaranya berupa pemeliharaan atau penambahan
lapangan pekerjaan bagi warga negara Indonesia, 3 Memelihara kekayaan alam, berupa pemeliharaan dan peningkatan kesuburan tanah dan tanaman yang
berwawasan kelestarian lingkungan. Berdasarkan pengusahaan perkebunan perbandingan luas areal untuk perkebunan rakyat 36 persen, perkebunan negara
12 persen dan perkebunan swasta 52 persen Ditjenbun, 2004.
23
2.2. Karakteristik Tanaman Kelapa Sawit