Penerapan Budaya Jujur dan Beranggung Jawab

70

VIII. PENERAPAN BUDAYA PERUSAHAAN

Budaya perusahaan dapat diartikan sebagai sistem nilai-nilai yang diyakini semua anggota organisasi dan yang dipelajari, diterapkan serta dikembangkan secara berkesinambungan, berfungsi sebagai sistem perekat, dan dapat dijadikan acuan berperilaku dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan Moeljono,2005. Kajian budaya perusahaan menjadi penting menurut Susanto dalam Saraswati 2005, karena budaya perusahaan dapat menjadi landasan bagi peningkatan daya saing dalam menghadapi persaingan usaha. Budaya perusahaan yang kuat akan membuat perusahaan menjadi lebih kuat dan solid secara internal untuk menghadapi tantangan dan ancaman eksternal. Dalam penelitian ini, yang diamati adalah penerapan budaya perusahaan oleh karyawan tetap PT. Kimia Tirta Utama KTU. Penerapan budaya perusahaan yang diamati adalah tujuh budaya perusahaan yang ada di PT. KTU yaitu budaya jujur dan bertanggung jawab, budaya triple ”S”, budaya fanatik, budaya peduli, budaya pembinaan dan inovasi serta budaya korsa. Masing- masing budaya perusahaan akan dinilai berdasarkan rata-rata dari penilaian terhadap indikatornya. Penelitian mengenai penerapan budaya perusahaan ini dilakukan terhadap tiga tingkatan karyawan PT. KTU yaitu karyawan SKU, karyawan semi staf dan karyawan staf.

8.1. Penerapan Budaya Jujur dan Beranggung Jawab

Budaya jujur dan bertanggung jawab merupakan budaya yang paling dasar dari semua budaya yang ada di PT. KTU. Diharapkan semua karyawan PT. KTU 71 dapat menerapkan budaya jujur dan bertanggung jawab dan dapat menjadi panutan bagi perusahaan lainnya. Indikator dalam penilaian budaya jujur dan bertanggung jawab yaitu a bertindak sesuai dengan nilai-nilai keimanan, yang diimplementasikan ke dalam bentuk menjalankan ibadah sesuai dengan agamakeyakinan masing-masing dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama, b Berbicara sesuai dengan data, c memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan, d menjadi pemimpin yang unik, e tinggal dan bekerja di lingkungan kebun. Berdasarkan Tabel 14, terdapat satu indikator budaya perusahaan yang penerapannya masih kurang diterapkan oleh setiap level karyawan yaitu indikator menjadi pemimpin yang unik. Rataan total yang diperoleh pada penerapan indikator budaya menjadi pemi mpin yang unik adalah sebesar 2,44. Sedangkan, rataan yang diperoleh setiap level karyawan adalah karyawan SKU 2,51, karyawan semi staf 2,20, dan karyawan staf 2,6. Menjadi pemimpin yang unik diartikan sebagai pemimpin masyarakat yang baik, bukan sebagai pejabat karena pekerjaan kedinasan. Menjadi pemimpin yang unik merupakan harapan bagi setiap karyawan misalnya pimpinan bersedia menolong bawahan selama maupun di luar jam kedinasan. Berdasarkan pendapat setiap level karyawan menyatakan kurang setuju bahw a atasan masing-masing karyawan sudah menjadi pemimpin yang unik. Hal ini disebabkan karyawan bawahan jarang menerima bantuan yang diberikan oleh atasan terutama di luar kedinasan. Selain itu, karyawan bawahan merasa sungkan untuk berte mu dengan atasan masing-masing karyawan untuk minta bantuan jika dalam keadaan 72 kesulitan. Sehingga pemimpin setiap level karyawan kurang dapat menjadi pemimpian yang unik. Budaya jujur dan bertanggung jawab dengan indikator berbicara sesuai dengan data dan memiliki komitme n yang tinggi sudah diterapkan dengan sangat baik oleh setiap level karyawan. Nilai rataan total yang diperoleh dari indikator tersebut masing-masing secara berurut adalah 3,94 dan 3,55. Indikator berbicara sesuai dengan data rataan yang diperoleh karyawan SKU adalah 3,83, karyawan semi staf dan karyawan staf masing-masing adalah 4. Sedangkan indikator memiliki komitmen yang tinggi nilai rataan yang diperoleh oleh karyawan SKU 3,46, karyawan semi staf 3,40, dan karyawan staf 3,80. Indikator berbicara sesuai dengan data sangat diterapkan dengan baik oleh setiap level karyawan. Hal ini disebabkan indikator berbicara sesuai dengan data merupakan indikator yang memiliki keterkaitan dengan indikator bersikap dan bertindak sesuai denga nilai-nilai keimanan. Di mana berbicara sesuai dengan data merupakan contah dari implementasi tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. Nilai rataan total dari implementasi tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama adalah 3,08. Artinya, setiap level karyawan memiliki sifat jujur dan melakukan perbuatan sesuai dengan agama. Komitmen merupakan suatu perjanjian kerja antara karyawan dengan perusahaan. Memiliki komitmen yang tinggi sudah diterapkan dengan sangat baik oleh setiap level karyawan. Penerapan indikator ini sudah sangat baik, karena setiap level karyawan merasa takut terhadap sangsi yang akan mereka terima bila tidak menjalankan komitmen. Sehingga setiap level karyawan sebisa mungkin 73 melakukan pekerjaan dan melakukan suatu tindakan sesuai dengan komitmen yang sudah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan rataan skor, penerapan karakteristik budaya jujur dan bertanggung jawab setiap level karyawan termasuk kategori sudah diterapkan dengan rataan skor karyawan SKU 3,18, karyawan semi staf 3,17, dan karyawan staf 3,23. Artinya setiap level karyawan sudah berusaha untuk menerapkan budaya jujur dan bertanggung jawab. Tabel 14. Evaluasi Penerapan Budaya Jujur dan Betanggung Jawab Indikator Rataan Skor SKU Semi Staf Staf Total a. Menjalankan ibadah sesuai dengan agamakeyakinan masing-masing. 3,06 3,20 3,00 3,09 b. Tidak melakukan perbuatan yang dilarang agama. 3,03 3,20 3,00 3,08 Bersikap dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai keimanan 3,05 3,20 3,00 3,08 Berbicara sesuai dengan data. 3,83 4,00 4,00 3,94 Memiliki komitmen yang tinggi terhadap perusahaan. 3,46 3,40 3,80 3,55 Menjadi pemimpin yang unik 2,51 2,20 2,60 2,44 Tinggal, bekerja dan hidup di lingkungan kebun 3,21 3,00 3,00 3,07 Rata-rata 3,18 3,17 3,23 3,19 Sumber : Olah data Keterangan : Rataan skor : 1,00 – 1,74 = tidak diterapkan ; 1,75 – 2,49 = kurang diterapkan ; 2,5 – 3,24 = diterapkan ; 3,25 – 4 = sangat diterapkan ; n = 100 orang

8.2. Penerapan Budaya Triple ”S”