27 Gambar. 1 Proses Pengolahan Kelapa Sawit
2.5. Penelitian Terdahulu
Hidayah 2005, Meneliti mengenai kondisi budaya perusahaan dan kondisi tingkat motivasi karyawan di divisi spinning PT. Sandaratex, Rempoa,
Tanggerang dan karakteristik-karakteristik budaya perusahaan manakah yang mempengaruhi motivasi karyawan. Objek penelitian dibagi menjadi dua
kelompok karyawan yaitu kelompok karyawan pimpinan dan kelompok karyawan pelaksana.
Penerimaan TBS Proses Sterilisasi
Tandan Kosong
Limbah Cair
Pengolahan Limbah
Digunakan untuk pupuk
tanaman di lapangan
Buah Sawit Proses
Pengepresan CPO Kotor
Limbah Cair CPO Jernih
Proses Penjernihan
Serat Bui Sawit
Pembuangan sesuai dengan
peraturan Pemerintah
Pengolahan Limbah
Pemecahan Biji
Hydro Cyclone Palm
Kernelel Cangkang
Digunakan untuk Bahan Bakar
Boiler
28 Secara keseluruhan kondisi budaya perusahaan pada kelompok karyawan
pimpinan sangat baik. Sedangkan pada kelompok karyawan pelaksana harus diperbaiki lagi. Analisis kondisi tingkat motivasi karyawan pada kelompok
pelaksana menunjukka n hasil yang sangat baik. Pada kelompok karyawan pimpinan secara keseluruhan budaya perusahaan memiliki hubungan signifikan
pada taraf nyata 5 persen dengan tingkat motivasi kerja karyawan. Pada kelompok karyawan pelaksana budaya perusahaan secara keseluruhan juga
berhubungan signifikan pada taraf nyata 5 persen pada tingkat motivasi kerja karyawan.
Pada karyawan pimpinan karakteristik-karakteristik perusahaan yang berhubungan nyata dengan tingkat motivasi kerja adalah inisiatif individu,
toleransi terhadap resiko, identitas, dan pola komunikasi. Sedangkan karyawan pelaksana seluruh karakteristik budaya perusahaan berhubungan signifikan
dengan tingkat motivasi kerja karyawan. Pada karyawan pimpinan karakteristik budaya perusahaan yang berhubungan signifa kan dengan motivasi kerja
bertanggung jawab adalah inisiatif individual, toleransi terhadap resiko, identitas dan pola komunikasi. Sedangkan karyawan pelaksana karakteristik budaya
perusahaan yang berhubungan nyata dengan motivasi kerja bertanggung jawab adalah toleransi terhadap resiko, pengarahan, integrasi dukungan manajemen,
pengawasan, identitas, sistem penghargaan dan pola komunikasi. Karakteristik budaya perusahaan yang berhubungan dengan signifikan
dengan motivasi bekerja sama adalah integrasi, sedangkan karakteristik yang memiliki hubungan signifikan dengan motivasi bekerja keras adalah inisiatif,
identitas dan pola komunikasi.
29 Karakteristik budaya perusahaan yang berhubungan signifikan dengan
motivasi kerja sama adalah integrasi dan toleransi terhadap konflik sedangkan karakter yang berhubungan signifikan dengan motivasi bekerja keras adalah
inisiatif individual, toleransi terhadap konflik, dan pola komunikasi. Minarti 2003, hubungan budaya perusahaan dengan motivasi kerja
karyawan pada kantor pusat PT. Perkebunan Nusantara III persero, Medan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui budaya perusahaan yang digunakan
sebagai pedoman karyawan dan dihubungkan dengan kondisi motivasi karyawan PTPN III pada kantor pusat. Hasil penelitian menunjukkan kondisi budaya
perusahaan karyawan pimpinan dinilai sangat baik. Hal ini disebabkan dari sepuluh karakteristik budaya perusahaan yang diukur ada sembilan karakteristik
yang sangat baik yaitu inisiatif individual, toleransi terhadap resiko, penghargaan, integrasi, dukungan manajemen, pengawasan, identitas, toleransi terhadap konflik,
dan pola komunikasi. Kondisi budaya perusahaan karyawan pelaksana dinilai sangat baik. Hal ini sepuluh karakteristik yang diukur ada delapan karakteristik
yang dinilai sangat baik, yaitu: inisiatif individual, toleransi terhadap resiko, penghargaan, integrasi, pengawasan, identitas, toleransi terhadap konflik, dan pola
komunikasi. Sedangkan dua karakteristik yang lainnya dinilai cukup baik. Sari 2005, Melakukan kajian evaluasi penilaian prestasi kerja dan
promosi jabatan pada PT.Champion Kurnia Djaja Technologies. Secara umum, pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang dilakukan oleh perusahaan sudah baik.
Hal ini dilihat dari tanggapan mayoritas responden yang telah mengetahui sistem penilaian prestasi kerja yang diterapkan oleh perusahaan dan tujuan
dilaksanakannya penilaian prestasi kerja. Mayoritas responden mengganggap
30 bahwa pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang dilakukan perusahaan objektif.
Secara umum, pelaksana promosi jabatan sudah baik. Hal ini disebabkan mayoritas responden menganggap bahwa dalam pengambilan keputusan seorang
karyawan berhak dipromosikan atau tidak. Perusahaan telah mengacu pada kriteria, syarat dan prosedur yang ditetapkan. Dengan demikian pelaksanaan
promosi jabatan yang terjadi di perusahaan ini sudah berjalan secara objektif. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa semua perusahaan memiliki budaya perusahaan. Budaya perusahaan diukur berdasarkan karakteristik-karakteritik budaya perusahaan
Robbins 1994 yaitu terdiri dari inisiatif individu, toleransi terhadap resiko, pengarahan, integrasi, dukungan manajemen, pengawasan, identitas, sistem
penghargaan, toleransi terhadap konflik dan pola komunikasi. Motivasi kerja karyawan diukur melalui faktor eksternal dan internal.
Penelitian mengenai evaluasi penilaian prestasi kerja dan promosi jabatan, metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Metode analisis
tersebut menganalisis menge nai hal-hal penting yang berhubungan dengan pelaksanaan penilaian prestasi kerja dan pelaksanaan promosi jabatan.
Metode penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini mengacu pada penelitian-penelitian terdahulu. Namun karakteristik-karakteristik budaya
perusahaan yang digunakan disesuaikan dengan budaya perusahaan yang sudah ada di perusahaan tersebut yaitu budaya planters. Metode yang digunakan adalah
metode analisis deskriptif yaitu menggunakan rataan dari masing-masing karakteristik budaya perusahaan.
31
III. KERANGKA PEMIKIRAN