Analisa SWOT PERSEPSI STAKEHOLDERS DALAM PENGEMBANGAN IKAN HIAS AIR TAWAR DI KOTA BOGOR

118

4.4 Analisa SWOT

Menurut Rangkuti F 2000, konsep strategi adalah merupakan alat mencapai tujuan. Dalam perkembangannya konsep strategi terus mengalami perkembangan. Chandler 1962 Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumberdaya Learned, Christensen, Andrews, dan Guth 1965 Strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu fokus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. Harmel dan Prahalad 1995 Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental senantiasa meningkat dan terus-menerus dan dilakukan berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa depan. Dengan demikian perencanaan strategi hampir selalu dimulai dari “apa yang dapat terjadi” bukan dimulai dari “apa yang terjadi”. Terjadinya kecepatan inovasi pasar baru dan perubahan pola konsumen memerlukan kompetensi inti core competencies. Dikatakan Chandler 1962, bahwa konsep strategi itu ada beberapa bagian yaitu : a. Distinctive Competence atau lebih diartikan dengan tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. b. Competitive Advantage adalah kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Analisa SWOT diambil berdasarkan hasil jawaban responden terhadap pengembangan usaha ikan hias di Kota Bogor, bertujuan untuk menentukan dalam mengatasi permasalahan yang ada dengan mengambil alternatif yang menguntungkan sehingga lebih efisien dalam pencapaian tujuan. Analisa SWOT pengembangan ikan hias dapat dilihat pada tabel berikut. 119 Tabel 19. Analisa SWOT Ikan Hias di Kota Bogor IFAS EFAS Kekuatan Strenght Kelemahan Weaknes 1. Sumberdaya alam 2. Sumberdaya manusia 3. Sarana dan prasarana yang mudah dijangkau 4. Tenaga Kerja tersedia 5. Teknologi mudah diakses dan diterapkan 1. Serangan Penyakit 2. Modal Usaha 3. Pembinaan kurang 4. Manajemen budidaya yang belum baik 5. Jaringan IPTEK pasar kurang tersedia Peluang Opportunity Strategi S - O Strategi W – O 1. Pangsa pasar besar 2. Lembaga Pendukung 3. Kebijakan Pemerintah 4. Letak wilayah yang strategis 5. Transportasi dan jalur yang mudah diakses 1. Mengakses jaringan pasar secara efisien 2. Membangun kerjasama dengan lembaga- lembaga pendukung 3. Menyediakan sarana produksi yang berkualitas 4. Peningkatan produksi sesuai dengan pasar 5. Membangun sistem pembinaan secara berkelanjutan 1 Pengendalian hama penyakit ikan sesuai dengan SNI 2 Kerjasama lembaga pendukung dengan pihak lain 3 Pendampingan dan pembinaan secara kontinyu 4 Perbaikan manajemen usaha ikan hias 5 Membangun jarinfo secara efektif Ancaman Threat Strategi S - T Strategi W - T 1. Adanya pesaing dari negara lain 2. Persaingan dari bidang industri lain di Kota Bogor 3. Terjadi alih profesi pembudidaya ke kegiatan lain 4. Harga pakan tinggi 5. Paradigma masyarakat 1. Peningkatan kualitas produksi 2. Pengoptimalan sumberdaya usaha ikan hias melalui pemanfaatan SDM 3. Sosialisasi dan pembinaan usaha terhadap masyarakat 4. Penggunaan pakan jentik nyamuk dan kutu air serta pakan alami lainnya yang mudah tersedia 5. Melakukan usaha ikan hias sesuai dengan kemampuan 1. Melakukan budidaya dengan menggunakan ikan yang resisten 2. Mengupayakan pasar dengan harga yang efisien 3. Pembinaan dan pendampingan dari pihak terkait secara maksimal 4. Kerjasama dengan pihak produsen pakan 5. Melakukan usaha secara berkelompok 120 Tabel 20. Strategi IFAS dan EFAS Faktor Strategi Internal Bobot Rating B x R A. Kekuatan Strenght 1. Sumberdaya alam 2. Sumberdaya manusia 3. Sarana dan prasarana yang mudah dijangkau 4. Tenaga Kerja tersedia 5. Teknologi mudah diakses dan diterapkan 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 3 4 2 2 2 0,30 0,40 0,20 0,20 0,20 Jumlah 0,50 1,30

B. Kelemahan

Weakness 1. Serangan Penyakit 2. Modal Usaha 3. Pembinaan kurang 4. Manajemen budidaya yang belum baik 5. Informasi Pasar yang belum jelas 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 2 3 2 2 1 0,20 0,30 0,20 0,20 0,10 Jumlah 0,50 1,00 Total 1,00 2,30 Faktor Strategi Eksternal Bobot Rating B x R 1 Pangsa pasar besar 2 Lembaga Pendukung 3 Kebijakan Pemerintah 4 Letak wilayah yang strategis 5 Transportasi dan jalur yang mudah diakses 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 4 3 3 2 2 0,40 0,30 0,30 0,20 0,20 Jumlah 0,50 1,40 1 Adanya pesaing dari negara lain 2 Persaingan dari bidang industri lain di Kota Bogor 3 Terjadi alih profesi pembudidaya ke kegiatan lain 4 Harga pakan tinggi 5 Paradigma masyarakat 0,10 0,10 0,10 0,10 0,10 1 2 2 1 2 0,10 0,20 0,20 0,10 0,20 Jumlah 0,50 0,80 Total 1,00 2,20 Skor : Strategi S – O : 1,30 + 1,40 = 2,70 Strategi S – T : 1,30 + 0,80 = 2,10 Strategi W – O : 1,00 + 1,40 = 2,40 Strategi W – T : 1,00 + 0,80 = 1,80 Pada Tabel 20. menggambarkan kondisi ikan hias di Kota Bogor, dalam faktor kekuatan merupakan modal awal dalam mengembangkan usaha ikan hias dimana kekuatan yang mempunyai peran terpenting dan menjadi kekuatan adalah tersedianya sumberdaya manusia dan tingkat kepentingan kedua adalah sumberdaya alam, sedangkan menjadi prioritas ke tiga adalah sarana dan 121 prasarana, teknologi serta tenaga kerja. Di sisi kelemahan yang menjadi motor dalam usaha ikan hias adalah informasi pasar yang tidak jelas walaupun secara statistik bahwa peluang pasar masih terbuka namun umumnya pembudidaya belum mampu mengakses pasar, kendala lainnya yang menjadi kelemahan adalah serangan hama penyakit, manajemen budidaya yang belum baik serta kurangnya pembinaan oleh pemerintah terhadap pembudidaya ikan hias. Pada Tabel 20 terlihat faktor eksternal yang dapat memberikan peluang maupun ancaman tergambar sebagai berikut : dalam pengembangan ikan hias di Kota Bogor peluang yang memberikan kemajuan terhadap ikan hias pangsa pasar terutama pasar internasional. Indonesia menjadi salah satu negara produsen ikan hias yang dapat menyuplai ikan hias ke negara-negara Eropa dan Asia sendiri selain pasar, lembaga pendukung di Kota Bogor seperti dinas-dinas pemerintah lembaga pendidikan maupun penelitian dibidang perikanan merupakan sarana yang dapat membina dan meningkatkan sumberdaya manusia secara berkualitas sehingga teknologi mudah diserap oleh kalangan pembudidaya. Peluang yang ketiga adalah letak wilayah Kota Bogor strategis dan jalur transportasi lancar mudah dijangkau dari berbagai arah sehingga secara otomatis akan mempelancar proses on farm termasuk pemasaran. Namun menjadi kendala dan ancaman terbesar adalah terjadinya alih profesi pembudidaya dan paradigma masyarakat serta persaingan dari industri lain yang lebih menguntungkan dengan resiko kecil mempengaruhi mentalitas usaha sehingga tidak berani untuk berinvestasi di usaha ikan hias selain itu daya saing ikan hias adalah negara lain seperti negara Cina, Jepang, Singapura dan negara-negara lainnya, mereka mampu memproduksi ikan dengan biaya relatif lebih rendah serta kualitas yang baik sehingga ikan hias dalam negeri salah satunya ikan hias yang berasal dari Kota Bogor ditambah dengan tingginya harga pakan akan mengalami penekanan harga sehingga usaha ikan hias tidak kondusif. Dalam mengembangkan agribisnis ikan hias perlu air tawar memperhatikan pasar yang dipengaruhi oleh pasar internasional. Hal ini tidak dapat dihindari persaingan produksi ikan hias antar negara lain dapat terjadi. Oleh karenanya perlu dilakukan sistem yang dapat menjamin bersaingnya produksi ikan hias dengan negara lain baik kualitas maupun kuantitas. Merumuskan strategi dengan mengutamakan kekuatan dan memanfaatkan 122 peluang agar tujuan dapat tercapai, berdasarkan hasil SWOT maka strategi yang harus dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Mengakses jaringan pasar secara efisien 2. Membangun kerjasama dengan lembaga-lembaga pendukung 3. Menyediakan sarana produksi yang berkualitas 4. Peningkatan produksi sesuai dengan pasar 5. Membangun sistem pembinaan secara berkelanjutan

VII. KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan 7.1.1 Keunggulan Daya Saing Ikan Hias Air Tawar Kondisi daya saing di Kota Bogor adalah keanekaragaman ikan hias cukup beragam tidak kurang dari 100 jenis ikan hias yang telah dibudidayakan oleh pembudidaya. Sumberdaya manusia yang bergerak disektor ikan hias khususnya pembudidaya cukup beragam mulai dari Sekolah Dasar sampai dengan Perguruan Tinggi. Bahkan tidak sedikit para pembudidaya ini memperoleh pengetahuan tentang pengembangan budidaya ikan hias melalui pelatihan dan permagangan baik yang diselenggarakan oleh Dinas Agribisnis, Dinas Perindagkop, maupun Dinas Perikanan Propinsi melalui UPTD-UPTDnya. Sedangkan sumberdaya aparatur pemerintah maupun pendamping cukup banyak berasal dari sarjana perikanan baik dari Institut Pertanian Bogor maupun Sekolah Tinggi Perikanan Cikaret Departemen Kelautan dan Perikanan. Lembaga keuangan yang tersebar di Kota Bogor mempermudah dalam permodalan, Kondisi infrastruktur baik sementara permintaan secara global pasar internasional masih berpeluang besar namun dirasakan oleh pembudidaya ikan hias pemasaran masih sulit untuk diakses ini dikarenakan suplier atau eksportir yang ada di Kota Bogor masih sedikit sehingga permintaan dari Kota Bogor masih sedikit. Sumber pakan diperoleh dari luar Kota Bogor seperti halnya bloodworm didatangkan dari Bandung sedangkan cacing sutra didatangkan dari Jakarta dan Sukabumi. Pakan yang berasal dari Kota Bogor yaitu kutu air dan jentik nyamuk, jenis pakan ini mudah didapatkan atau banyak ditemukan pada lingkungan sekitar. Untuk jenis pakan bloodworm dan cacing hanya didapatkan pada suplier-suplier dan pedagang-pedagang kecil retail, namun terkadang jumlah pakan yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan sehingga sering terjadi kekurangan pakan. Keberadaan lembaga IPTEK belum dimanfaatkan oleh para pembudidaya ikan hias maupun masyarakat pada umumnya. Strategi yang digunakan agar daya saing ikan hias di Kota Bogor menjadi lebih kuat adalah sebagai berikut : 1 Menumbuh kembangkan jaringan pasar; dan 2 Optimalisasi sumberdaya pendukung ikan hias.