Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan agribisnis ikan hias air tawar di Kota Bogor

102 Selain itu keberadaan ikan hias di Kota Bogor juga di dukung dengan tersedianya Terminal Agribisnis Ikan Hias yang berfungsi menampung dan menyalurkan hasil produksi ikan hias, yang telah berdiri sejak tahun 2003 berlokasi di Kelurahan Rancamaya Kecamatan Bogor Selatan, Terminal Agribisnis Ikan Hias merupakan sentra ikan hias Kota Bogor. Terminal agribisnis dikelola oleh Koperasi Perikanan Kota Bogor KPKB yang beranggotakan pelaku usaha ikan hias. Sedangkan pangsa pasar ikan hias secara global masih terbuka, beberapa negara pengimpor ikan hias yaitu: Singapura, Hongkong, Cina, United Kingdom, Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara lainnya. Namun kenyataannnya keberadaan Terminal Agribisnis Ikan hias belum dimanfaatkan secara optimal, sehingga belum mampu berkontribusi banyak terhadap peningkatan kesejahteraan penduduk Kota Bogor. Oleh karena itu dalam mewujudkan Kota Bogor sebagai Kota Agropolitan yang berbawasan bisnis, hingga dewasa ini belum optimal, sehingga kedepan perlu upaya pengembangan dari segala sektor dan termasuk dari sektor ikan hias.

6.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan agribisnis ikan hias air tawar di Kota Bogor

Dalam menentukan faktor-faktor penting yang mempengaruhi pengembangan ikan hias di Kota Bogor, telah dilakukan pengumpulan pendapat para stakeholders, dan selanjutnya di analisis dengan metode Analitical Hierarchy Proces AHP. Hasil kajian menunjukkan bahwa pengembangan ikan hias air tawar di Kota Bogor, di pengaruhi oleh beberapa faktor penting yaitu: pemasaran dengan nilai bobot 0,418, diikuti faktor modal usaha 0,114 , sumberdaya manusia dengan bobot 0,236 dan faktor kebijakan pemerintah dengan bobot 0,231 seperti ditunjukkan Tabel 15. Tabel 15. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Agribisnis Ikan Hias Air Tawar di Kota Bogor. No Aspek Bobot Prioritas 1 Pemasaran 0,418 1 2 Modal Usaha 0,114 4 3 Sumberdaya Manusia 0,236 2 4 Kebijakan Pemerintah 0,231 3 Sumber : Olahan Tahun 2007. 103 Tingginya bobot pemasaran sebagaimana dijelaskan pada Tabel 15 diatas menunjukkan bahwa untuk mendorong pengembangan ikan hias di Kota Bogor, perlu memperhatikan faktor pemasaran, sebagai faktor utama. Artinya jika pasar ikan hias dikembangkan dengan baik maka mobilitas usaha ikan hias dapat berjalan dengan baik. Dari hasil analisis menunjukkan bahwa selama ini hambatan utama dalam pengembangan ikan hias di Kota Bogor yaitu dari aspek pemasaran hasil. Selanjutnya dari faktor pemasaran terlihat bahwa, pemasaran ikan hias yang paling dominan menentukan yaitu pemasaran di level internasional. Faktor tersebut ditunjukkan Tabel 16. Tabel 16. Tingkat Pengaruh Pasar Ikan Hias Air Tawar No Aspek Bobot Prioritas 1 Lokal 0,160 2 2 Regional 0,149 3 3 Internasional 0,691 1 Sumber : Olahan Tahun 2007. Dari Tabel 16. diatas tingkat pengaruh pasar lokal 0,160, pasar regional 0,149 dan pasar internasional 0,691. Menunjukan bahwa pemasaran ikan hias dominan di tentukan pasar internasional ekspor, dominannya faktor pasar internasional dalam menentukan pengembangan ikan hias air tawar maka dalam mendorong pengembangan pemasaran ikan hias, selain perlu meningkatkan hubungan dagang secara internasional, juga yang perlu diperhatikan bagi pembudidaya adalah meningkatkan daya saing dan kualitas, sehingga ikan hias Kota Bogor mampu bersaing di pasar internasional. Faktor kedua, yang mempengaruhi pengembangan ikan hias air tawar di Kota Bogor yaitu faktor sumberdaya manusia. Pentingnya faktor sumberdaya manusia karena dalam pengembangan ikan hias faktor penting yang sangat diperlukan yaitu keterampilan pembudidaya, aspek yang memberikan pengaruh terhadap peningkatan sumberdaya manusia adalah pendidikan 0,192, keterampilan 0,634 dan pelatihan 0,174, hasil analisis seperti ditunjukkan pada Tabel 17. 104 Tabel 17. Pengaruh Kriteria Sumberdaya Manusia dalam Pengembangan Ikan Hias Air Tawar di Kota Bogor. No Aspek Bobot Prioritas 1 Pendidikan 0,192 2 2 Keterampilan 0,634 1 3 Pelatihan 0,174 3 Sumber : Olahan Tahun 2007. Dari hasil analisis menunjukan bahwa aspek terpenting yang harus dilakukan dalam meningkatkan sumberdaya manusia pembudidaya ikan hias adalah menumbuh kembangkan keterampilan dan dapat diterapkan. Pentingnya keterampilan skil, perlu didekati dengan kegiatan pelatihan dan pendidikan sehingga pembudidaya dapat mengusai teknis pembudidayaan yang baik. Pelatihan yang seringkali diadakan oleh lembaga pemerintah maupun swasta hanya sedikit yang dapat dimanfaatkan, karena pelatihan cenderung bersifat teoritik dan waktu pelatihan sangat singkat sehingga tingkat pencapaian sasaran belum optimal. Dengan demikian, terlihat bahwa kurangnya usaha dibidang ikan hias di Kota Bogor merupakan akibat dari terbatasnya keterampilan para pelaku usaha maupun kelompok pembudidaya dalam memahami budidaya ikan hias. Faktor ketiga yang mempengaruhi pengembangan agribisnis ikan hias di Kota Bogor adalah faktor modal usaha. Artinya dalam pengembangan ikan hias air tawar diperlukan permodalan, hal ini karena permodalan merupakan urat nadi dari aktivitas bisnis, sehingga untuk mendorong pengembangan agribisnis ikan hias air tawar ke depan, maka faktor modal menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Dari aspek modal usaha terlihat bahwa, lembaga-lembaga permodalan sangat beragam baik skala mikro maupun makro, namun fungsi dan peran lembaga permodalan sebagai support medium dalam pengembangan usaha demi terciptanya tatanan ekonomi yang baik dan berkelanjutan berbeda- beda, dengan kata lain, setiap lembaga permodalan mempunyai kapabilitas yang berbeda sehingga cenderung berpengaruh pada fungsi dan layanannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbankan merupakan lembaga yang paling penting perannya sebagai penyedia modal usaha dalam pengembangan ikan hias di Kota Bogor, dari hasil analisis perbankan mempunyai bobot 0,330, pegadaian bobot 0,059, lembaga keuangan mikro bobot 0,172, bank perkreditan 105 rakyat bobot 0,080, Koperasi bobot 0,168 dan Kemitraan 0,191 seperti terlihat pada Tabel 18. Tabel 18. Modal Usaha Pengembangan Ikan Hias Air Tawar di Kota Bogor No Aspek Bobot Prioritas 1 Perbankan 0,330 1 2 Pegadaian 0,059 6 3 Lembaga Keuangan Mikro 0,172 3 4 Bank Perkreditan Rakyat 0,080 5 5 Koperasi 0,168 4 6 Kemitraan 0,191 2 Sumber : Data Olahan Tahun 2007 Dari hasil Tabel 18. menunjukkan bahwa perbankan harus berperan lebih utama dalam penyediaan modal usaha jika pengembangan usaha ingin didorong. Hal ini dikarenakan perbankan adalah power capital yang mampu memback-up cash flow arus kas perekonomian dalam keadaan apapun. Selain itu perbankan tetap mampu bertahan dan dinilai layanan permodalan akan tetap aman bagi masyarakat. Namun selama ini dalam pengembangan ikan hias, permodalan usaha justru bukan dari sektor perbankan, hal ini karena masyarakat merasa memiliki kesulitan untuk mengakses permodalan dari perbankan. Dengan demikian maka kedepan dalam mendorong pengembangan usaha agribisnis, kemudahan akses terhadap perbankan perlu diperhatikan sebagai upaya dalam meningkatkan modal usaha. Faktor keempat yang mempengaruhi pengembangan agribisnis ikan hias di Kota Bogor adalah faktor kebijakan pemerintah. Kebijakan pemerintah meliputi sarana dan prasarana mempunyai bobot 0,316, keterampilan 0,152, pembinaan bobot 0,329 dan aturan pemerintah daerah bobot 0,203, seperti terlihat pada Tabel 19. Tabel 19. Aspek Penting dari Faktor Kebijakan Pemerintah No Aspek Bobot Prioritas 1 Sarana dan Prasarana 0,316 2 2 Keterampilan 0,152 4 3 Pembinaan 0,329 1 4 Aturan Pemerintah Daerah 0,203 3 Sumber : Data Olahan Tahun 2007 106 Dominannya aspek pembinaan, menunjukkan bahwa dalam pengembangan ikan hias di Kota Bogor, pada umumnya masih dalam bentuk tradisional, sehingga dapat berperan sebagai pendorong ekonomi masyarakat dan wilayah, aspek pembinaan merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh pemerintah. Karena selama ini aspek pembinaan tersebut terlihat belum optimal, dan tidak berkesinambungan. Selanjutnya dari hasil analisis AHP, diperoleh bahwa dalam pengembangan ikan hias, faktor 1 Pemasaran, 2 Modal Usaha, 3 Sumberdaya Manusia, dan 4 Kebijakan Pemerintah, merupakan faktor penting yang harus diperhatikan. Dalam memperhatikan faktor tersebut hendaknya perlu dilakukan secara simultan, karena faktor-faktor utama tersebut memiliki satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

6.3 Stakeholders yang berperan dalam pengembangan agribisnis ikan hias