7
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Mengenai Monosodium Glutamat
Penelitian Aulia Perdana 2002 mengenai perilaku pembelian produk Monosodium Glutama
, Monosodium Glutamat dikategorikan ke dalam industri agro. Monosodium Glutamat MSG merupakan penyedap masakan yang
berbentuk kristal halus dan berwarna putih, dibuat melalui proses fermentasi dari bahan dasar pati gandum dan gula atau molase tetes tebu. Perkembangan MSG
tidak terlepas dari berbagai kontroversi. Sampai sekarang, MSG masih saja dipertanyakan orang tentang keamanannya untuk kesehatan. Pihak yang
menyatakan bahwa MSG berbahaya dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, seperti Chinese Restaurant Syndrome, kerusakan jaringan otak, kanker
dan kerusakan pada retina. Sedangkan pihak yang lain, menyatakan bahwa MSG aman asalkan digunakan dalam dosis yang tidak berlebih. Di Indonesia, pada
akhir tahun 2000 lalu, sebuah produk MSG bermerek Ajinomoto dinyatakan haram oleh Majlis Ulama Indonesia MUI dan ditarik dari peredaran.
Terlepas dari kontrovrsi MSG dari sisi kesehatan, sebenarnya bagaimanakah tanggapan konsumen dari produk MSG sendiri, persaingan dalam
merebut posisi pemimpin pasar menjadi lebih ketat yang berarti diperlukan pemahaman tentang perilaku konsumen untuk menetapkan strategi pemasaran.
Pemahaman perilaku konsumen penting dilakukan diantaranya adalah memahami kebutuhan dan keinginan konsumen serta memahami proses keputusan konsumen
yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Penelitian ini juga berguna untuk pihak-
8 pihak yang kontra dengan MSG, yaitu sebagai bahan pertimbangan dalam
menciptakan produk substitusi MSG. Rumah tangga dan konsumen pedagang makanan yang merupakan
pengguna utama produk MSG di Indonesia sebagai objek penelitian dalam penelitian ini dipilih konsumen. Dari sini dapat dilihat perbedaan perilaku
pembelian MSG antara kedua jenis konsumen ini, yang tentunya juga berpengaruh terhadap strategi pemasaran yang harus diterapkan pada keduanya.
Konsumen rumah tangga dan pedagang makanan menyatakan bahwa rasa merupakan manfaat yang mereka cari dan yang memotivasi mereka. Pada tahap
pencarian informasi, konsumen rumah tangga memilih televisi sebagai sumber informasi utama dan yang paling mempengaruhi dan konsumen pedagang
makanan memilih penjulan. Pada evaluasi alternatif, kedua jenis konsumen menyatakan bahwa rasa merupakan pertimbangan awal mereka dalam membeli
MSG dan indikator kualitas dari MSG. pada proses pembelian, konsumen rumah tangga lebih senang membeli MSG pada warung terdekat dan tergantung situasi,
sedangkan pada pedagang makanan membelinya di pasar tradisional secara terencana. Kedua jenis konsumen puas dengan merek yang biasa dipakai dan tidak
berniat mengganti merek. Hasil penelitian ini menghasilkan beberapa strategi pemasaran. Strategi
produk umumnya diarahkan pada peningkatan khasiat MSG dengan penggunaan lebih irit, dengan pertimbangan kehalalan dampak kesehatan produk. Strategi
promosi umumnya diarahkan pada pemberian informasi mengenai MSG, mulai dari tata cara pemakaian, dosis aman, tempat pembelian hingga kehalalan produk.
Strategi promosi juga diarahkan pada pamanfaatan momen-momen penting umat
9 Islam dan pemberian hadiah langsung untuk konsumen. Strategi promosi
dilakukan menggunakan media televisi dan penjual. Sedangkan untuk strategi distribusi diarahkan pada ketersediaan produk MSG di pasar tradisional dan
warung-warung terdekat. Strategi harga perlu dilakukan dengan cara meningkatkan kepekaan terhadap perubahan harga yang terjadi dan menciptakan
harga yang cukup bersaing baik dengan merek MSG yang lain atau dengan produk dengan pemanfaatan sejenis.
2.2. Kerangka Pemikiran Teoritis