2.1.2. Klasifikasi Keterampilan
Hamalik 2008: 174 Keterampilan dapat diklasifikasikan berdasarkan karakteristik rangkaian respon yaitu koherensi, kontinuitas, dan kompleksitas.
1. Rangkaian respon yang koheren yaitu gerakan berjalan dan berbicara,
kedua hal tersebut memiliki derajat koherensi yang tinggi bila dibandingkan dengan berenang dan menulis.
2. Rangkaian respon kontinuitas berlangsung secara berkelanjutan yang di
dalamnya terdapat fase-fase tertentu. 3.
Keterampilan kompleksitas yaitu rangkaian respon yang berbeda-beda yang terjadi dalam jangka waktu dan tempat secara padat atau penuh.
Definisi diatas
memberikan pemahaman
bahwa karakteristik
keterampilan respon secara koheren yaitu keterampilan yang mempunyai hubungan serta mudah untuk dilakukan, sedangkan rangkaian respon kontinuitas
secara berkelanjutan memungkinkan agar memberikan pelatihan secara terus menerus agar terampil mengerjakan sesuatu contohnya yaitu keterampilan
berkendara, keterampilan mengolah bola, keterampilan berbicara dan lain sebagainya, sedangkan keterampilan kompleksitas yaitu keterampilan yang
memberikan pembelajaran yang lebih komplek misalnya bahasa Inggris akan sangat komplek dibanding dengan bahasa China.
2.1.3. Tahap-tahap Belajar Keterampilan
Terdapat tiga tahap dalam mempelajari keterampilan Hamalik, 2008:174-175, yaitu :
1. Tahap Kognitif.
Tahap kognitif
siswa mencoba
untuk mengintelektualisasikan
keterampilan yang akan dilakukan.
2. Tahap Fiksasi.
Pola tingkah laku yang betul dilatih sampai tidak terjadi lagi kekeliruan mendasar.
3. Tahap Autonomous.
Tahap ini ditandai oleh peningkatan kecepatan perilaku dalam keterampilan yang benar maknanya untuk memperbaiki ketidak
cermataan, dalam tahapan ini tidak terjadi lagi kekeliruan, usaha untuk menambah kesempurnaan.
Berdasarkan tahapan keterampilan di atas dimulai dari tahapan kognitif, dalam hal ini guru memberikan ketentuan atau prosedur hal yang akan dilakukan
serta memberikan informasi serta pembenaran jika terdapat kekeliruan yang dilakukan siswa. Berikutnya yaitu tahapan fiksasi, dalam pembelajaran pada
tahapan ini memungkinkan siswa untuk belajar secara terus menerus atau continue sehingga tidak terjadi kesalahan yang mendasar. Tahapan yang terakhir yaitu
tahap autonomous, pada tahapan keterampilan ini jarang atau bahkan tidak lagi dijumpai kekurangan dalam belajar keterampilan, seseorang dapat dikatakan
sempurna keterampilannya.
2.1.4. Pengertian Keterampilan Komunikasi
Sirait 2012: 39 mendefinisikan komunikasi sebagai berikut : Komunikasi adalah seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga
menjadi kalimat yang mempunyai arti. D. Lawrence Kincaid dalam Cangara 2006: 19 Komunikasi dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu
penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. Definisi diatas menunjukkan bahwa komunikasi merupakan kegiatan
penyampaian dan penerimaan pesan yang dilakukan dari suatu pihak ke pihak lainnya agar dapat memberikan perubahan pemikiran, perilaku dan tindakan
sehingga tujuan komunikasi tercapai. Effendy 2011: 9 mendefinisikan bahwa komunikasi dapat berlangsung apabila ada kesamaan makna mengenai apa yang
dipercakapkan. Menurut Soyomukti 2010: 36. Konsep kesamaan makna tersebut meliputi motif motive, sikap attitude, dan tingkah laku behavior.
Kesamaan makna tersebut dalam komunikasi dapat diartikan sebagai kesamaan terhadap pemikiran, konsep serta perubahan perilaku dari informasi
atau pesan yang disampaikan atau terjadinya feed back atau imbal balik.
2.2. Tinjauan Komunikasi