12
perubahan tertentu di dalam neurofisiologis dalam organism manusia. Misalnya adanya perubahan dalam sistem pencernaan
akan menimbulkan motif lapar. Akan tetapi ada juga perubahan energi yang tidak diketahui.
2. Motivasi ditandai
dengan timbulnya perasan,
mula-mula merupakan keterangan psikologis, lalu merupakan suasana emosi.
Suasana emosi ini menimbulkan kelakuan yang bermotif. Perubahan ini mungkin disadari, mungkin juga tidak. Kita dapat
mengamatinya pada perubahan. 3. Motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. Pribadi
yang bermotivasi mengadakan respon-respon yang tertuju kearah suatu tujuan. Repon-respon itu berfungsi mengurang ketegangan
yang disebabkan oleh perubahan energi dalam dirinya. Setiap respon merupakan suatu langkah kearah pencapaian tujuan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi merupakan tenaga, kekuatan atau daya yang ada pada diri seseorang
sehingga menimbulkan reaksi-reaksi yang ditandai dengan timbulnya hasratkeinginan yang mendorong untuk mencapai tujuan.
2.1.2.2 Pengertian Motivasi Belajar
Sardiman 2009:75 mengungkapkan definisi motivasi belajar: Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri
siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin
13
kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek
belajar dapat tercapai. Berdasarkan pendapat diatas, motivasi belajar berperan sangat
penting terkait dengan keberhasilan pencapaian tujuan belajar, dimana semakin kuat motivasi belajar siswa maka makin tinggi pula usaha yang
dilakukan guna pencapaian tujuan belajar tersebut dan berlaku pula sebaliknya. Dengan demkian dapat diambil kesimpulan bahwa motivasi
belajar adalah dorongan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan yang dikehendaki.
2.1.2.3 Indikator Motivasi Belajar
Motivasi merupakan pendorong atau daya penggerak yang dapat melahirkan kegiatan bagi seseorang. Meskipun motivasi merupakan
daya gerak, namun tidaklah merupakan substansi yang dapat diamati. Motivasi belajar siswa dapat diukur untuk mengetahui besarnya
motivasi yang dimiliki oleh masing-masing individu. Akan tetapi, kita tidak dapat mengukurnya secara langsung. Pengukuran motivasi belajar
siswa dapat dilakukan dengan melihat beberapa indikator-indikator dalam bentuk perilaku individu yang bersangkutan.
Adapun indikator-indikator tersebut, seperti yang dikemukakan oleh Engkoswara 2010:210, yaitu:
1. Durasi kegiatan berapa lama penggunaan waktunya untuk melakukan kegiatan.
14
2. Frekuensi kegiatan berapa sering kegiatan dalam periode waktu tertentu.
3. Persistensinya ketetapan dan kelekatannya pada tujuan kegiatan. 4. Devosi pengabdian dan pengorbanan uang, tenaga, fikiran,
bahkan jiwa dan nyawanya. 5. Ketabahan, keuletan, dan kemampuannya dalam menghadapi
rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan. 6. Tingkat aspirasinya maksud, rencana, cita-cita, sasaran, atau
target, dan ideologinya yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan.
7. Tingkat kualifikasinya prestasi atau produk atau output yang dicapai dari kegiatannya berapa banyak, memadai atau tidak,
memuaskan atau tidak. 8. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan like or dislike, positif
atau negatif.
2.1.3 Tinjauan Tentang Fasilitas Belajar 2.1.3.1 Pengertian Fasilitas Belajar