30 dioperasikan  oleh  pengguna,  sehingga  pengguna  tidak  hanya  melihat  dan
mendengar  tetapi  secara  nyata  berinteraksi  langsung  dengan  media  tersebut. Mengacu pada format bentuk interaksi pembelajaran berbasis komputer di atas,
bentuk  format  media  pembelajaran  yang  dikembangkan  dalam  penelitian  ini berupa simulasi dan permainan. Bentuk simulasi dan permainan digunakan untuk
memperjelas konsep materi yang disajikan sehingga materi menjadi lebih mudah untuk dipahami peserta didik dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik
dan  menyenangkan joyfull  learning.  Sedangkan  bentuk  interaktifitas  media
dengan pengguna ditunjukkan dengan adanya navigasi yang dapat dikontrol oleh pengguna.  Media  pembelajaran  interaktif  yang  dikembangkan  diharapkan
mampu  memberikan  kesempatan  kepada  pengguna  untuk  dapat  merespon  dan melakukan  berbagai  aktivitas  yang  pada  akhirnya  juga  bisa  direspon  balik  oleh
media pembelajaran tersebut dengan suatu kebalikan atau feedback.
4.  Tinjauan tentang Pengembangan Media Pembelajaran
Tujuan  pengembangan  media  pembelajaran  pada  dasarnya  untuk mengatasi  masalah  belajar  siswa  yang  disebabkan  oleh  keterbatasan  sumber
belajar  yang  dapat  memudahkan  siswa  dalam  belajar.  Pengembangan  media pembelajaran  merupakan  serangkaian  proses  atau  kegiatan  yang  dilakukan
untuk  menghasilkan  suatu  media  pembelajaran.  Bambang  Warsita  2008:  20, mengemukakan bahwa dalam mengembangkan suatu sumber belajar diperlukan
suatu  proses  yang  sistematis  dan  sistemis  berdasarkan  pada  prinsip-prinsip desain  sistem  instruksional.  Sistematis  artinya  dilakukan  secara  runtut  teratur
dengan langkah-langkah tertentu, sedangkan sistemis artinya menyeluruh. Lebih lanjut,  Rayandra  Asyhar  2012:  94,  mengemukakan  bahwa  pengembangan
31 media  pembelajaran  merupakan  kegiatan  yang  terintegrasi  dengan  penyusunan
dokumen  pembelajaran  lainnya,  seperti;  kurikulum,  silabus,  dan  rencana pelaksanaan  pembelajaran.  Artinya,  setelah  dokumen-dokumen  pembelajaran
tersebut  siap  disusun,  dilanjutkan  dengan  pengadaanpenyiapan  media pembelajaran  sebagai  sumber  belajar  dan  alat  bantu  pembelajaran.  Kedua
pengertian  tersebut  memberikan  penjelasan  bahwa  pengembangan  media pembelajaran dapat dilakukan melalui berbagai tahapan atau langkah kegiatan.
Pengembangan  media  pembelajaran  dapat  dilakukan  melalui  suatu penelitian  dan  pengembangan  untuk  menghasilkan  produk  berupa  media
pembelajaran  yang  sesuai  kebutuhan  dan  dapat  dipertanggungjawabkan. Menurut  Endang  Mulyatiningsih  2011:  145,  penelitian  dan  pengembangan
research and development bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses  pengembangan.  Sementara  itu,  Sugiyono  2012:  333,  mengemukakan
bahwa  metode  penelitian  dan  pengembangan  atau  dalam  bahasa  Inggris Research  and  DevelopmentR    D  adalah  metode  penelitian  yang  digunakan
untuk  menghasilkan  produk  tertentu,  dan  menguji  keefektifan  produk  tersebut. Untuk  dapat  menghasilkan  produk  tertentu,  digunakan  penelitian  yang  bersifat
analisis  kebutuhan.  Sedangkan  untuk  menguji  keefektifan  produk,  maka diperlukan pengujian untuk menguji keefektifan produk.
Adapun  Sugiyono  2012:  334,  mengemukakan  langkah-langkah penelitian dan pengembangan sebagai berikut:
1  Potensi  dan  masalah,  artinya  penelitian  dan  pengembangan  diawali  dengan adanya  potensi  dan  masalah.  Potensi  merupakan  segala  sesuatu  yang  bila
didayagunakan  akan  memiliki  nilai  tambah.  Sedangkan  masalah  adalah
32 penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi.
2  Mengumpulkan  informasi,  yaitu  tahap  mengumpulkan  berbagai  informasi yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu.
3  Desain produk, yaitu membuat rancangan produk yang akan dihasilkan. Pada tahap ini dihasilkan suatu produk baru yang lengkap dengan spesifikasinya.
4  Validasi  desain,  yaitu  tahap  untuk  menilai  apakah  rancangan  produk  secara rasional  akan  lebih  efektif  dari  yang  lama  atau  tidak.  Validasi  produk
dilakukan dengan cara menghadirkan pakar atau ahli. 5  Perbaikan  desain,  yaitu  memperbaiki  desain  produk  yang  dilakukan  oleh
peneliti berdasarkan hasil validasi dari pakar dah para ahli. 6  Uji  coba  produk,  yaitu  melakukan  pengujian  penggunaan  produk  untuk
mengetahui efektivitas produk. 7  Revisi produk, yaitu memperbaiki produk berdasarkan hasil uji coba produk.
8  Uji coba pemakaian, yaitu menerapkan produk dalam lingkup yang lebih luas. 9  Revisi produk, yaitu tahap perbaikan produk apabila dalam pemakaian dalam
lembaga pendidikan yang lebih luas terdapat kekurangan dan kelemahan. 10 Pembuatan  produk  masal,  merupakan  tahap  terakhir  yang dilakukan  apabila
produk  yang  telah  diuji  coba  dinyatakan  efektif  dan  layak  setelah  beberapa kali pengujian untuk diproduksi masal.
Sementara  itu,  Bambang  Warsita  2008:  226-227,  mengemukakan bahwa pengembangan  media pembelajaran dikelompokkan ke dalam tiga tahap
besar, yaitu; 1 tahap perancangan, 2 tahap produksi, dan 3 tahap evaluasi. 1  Tahap  perancangan,  merupakan  tahap  awal  dalam  pengembangan  media
pembelajaran.  Tahap  perancangan  dikelompokkan  ke  dalam  tiga  sub
33 tahapan,  yaitu:  1  tahap  analisis  kebutuhan,  2  penyusunan  GBIM  garis
besar isi media, dan 3 penulisan naskah serta petunjuk pemanfaatan. 2  Tahap  produksi,  merupakan  langkah  kedua  setelah  tahap  perancangan
selesai.  Kegiatan  produksi  disesuaikan  dengan  jenis  media  pembelajaran yang akan dikembangkan. Tahap produksi dikelompokkan ke dalam tiga sub
tahapan, meliputi: 1 persiapan, 2 pelaksanaan, dan 3 penyelesaian. 3  Tahap  evaluasi,  yaitu tahap  yang  digunakan  untuk  mencari kekurangan  dan
kemudian dilakukan revisi untuk meningkatkan kualitas media pembelajaran. Adapun Arif S. Sadiman, dkk 2007 dalam Rayandra Asyhar 2012: 94,
mengemukakan bahwa perancangan media pembelajaran melalui enam tahapan, yaitu: 1 menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa, 2 merumuskan tujuan
pembelajaran,  3  merumuskan  butir-butir  materi,  4  menyusun  instrumen evaluasi, 5 menulis naskah media, dan 6 melakukan tesevaluasi.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk menghasilkan produk berupa media pembelajaran diperlukan suatu proses yang sistematis dan sistemis
melalui  berbagai  tahapan  atau  langkah  kegiatan,  antara  lain:  perancangan, produksi,  dan  evaluasi.  Sedangkan  untuk  menghasilkan  media  pembelajaran
yang  sesuai  dengan  kebutuhan  dan  dapat  dipertanggungjawabkan,  maka diperlukan  suatu  penelitian  dan  pengembangan.  Dalam  penelitian  ini  untuk
menghasilkan  produk  berupa  media  pembelajaran  interaktif  serta  menguji kelayakan produk, peneliti mengadaptasi teori penelitian dan pengembangan dari
Sugiyono,  meliputi:  potensi  dan  masalah,  mengumpulkan  informasi,  desain produk, validasi desain, perbaikan desain, uji coba produk, revisi produk, uji coba
pemakaian, revisi produk, dan pembuatan produk masal.
34
5.  Tinjauan Evaluasi dalam Pengembangan Media Pembelajaran