Bank Pembangunan Kredit TINJAUAN PUSTAKA

7. Menyediakan jasa-jasa pengelolaan dana. Dari pengertian tersebut dapat dijelaskan secara lebih luas lagi, bahwa bank merupakan perusahaan yang dalam aktivitasnya selalu berkaitan dalam bidang keuangan. Aktivitas perbankan yang pertama adalah menghimpun dana dari masyarakat luas yang dikenal dengan istilah kegiatan funding. Aktivitas menghimpun dana berupa mengumpulkan atau mencari dana dari masyarakat yang dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar masyarakat mau menanamkan dananya dalam bentuk simpanan. Jenis simpanan yang dapat dipilih antara lain tabungan, giro, dan deposito. Akitivitas perbankan yang kedua adalah kredit lending. Setelah memperoleh dana dalam bentuk simpanan dari masyarakat, maka oleh perbankan dana tersebut diputarkan kembali atau disebut dengan kredit. Dalam pemberian kredit juga dikenakan jasa pinjaman kepada debitur dalam bentuk bunga dan biaya administrasi. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah dalam bentuk bagi hasil atau penyertaan modal. Besarnya bunga kredit sangat dipengaruhi oleh besarnya bunga simpanan. Semakin besar bunga simpanan maka semakin besar pula bunga pinjaman dan demikian sebaliknya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kegiatan utama dari perbankan adalah menghimpun dana funding dan menyalurkan dana lending.

2.2. Bank Pembangunan

Daerah Universitas Sumatera Utara Bank Pembangunan atau sering disebut BPD merupakan bank yang seluruh sahamnya, dan akte pendiriannya dimiliki oleh pemerintah daerah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah Kasmir, 2008: 20. BPD memiliki peranan dalam menggerakkan perekonomian daerah dan berfungsi sebagai penyimpan uang daerah dan kontributor utama Pendapatan Asli Daerah PAD. Undang-undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah mengatur mengenai fungsi, lapangan kerja, cara mengurus, dan cara menguasai serta bentuk hukum dari Bank Pembangunan Daerah dalam rangka Ekonomi Terpimpin, dengan tujuan untuk mempercepat terlaksananya usaha-usaha pembangunan yang merata di seluruh Indonesia. Untuk mewujudkan hal tersebut, maka perlu adanya pengerahan modal dan potensi di daerah-daerah untuk pembiayaan pembangunan daerah. Kemudian berdasarkan Undang-undang No. 13 Tahun 1962 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah pada pasal 4 Bank Pembangunan Daerah didirikan dengan maksud khusus untuk menyediakan pembiayaan bagi pelaksanaan usaha-usaha pembangunan daerah dalam rangka pembangunan nasional. BPD terdapat pada daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Modal BPD sepenuhnya dimiliki oleh Pemerintah Daerah Pemda masing-masing tingkatan. Sampai saat ini ada 26 BPD yang ada di Indonesia, rata-rata setiap provinsi mempunyai 1 satu BPD tetapi ada juga BPD yang harus melayani 2 dua provinsi.Contoh beberapa BPD di Indonesia yang ada sampai saat ini adalah BPD DKI Universitas Sumatera Utara Jakarta, BPD Bali, BPD Sumatera Utara, BPD Jambi, BPD Sulaweasi Utara www.bi.go.id.

2.3 Kredit

Menurut Kasmir 2008: 101 kata berasal dari kata Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan, atau berasal dari bahasa Latin “Creditum” yang berarti kepercayaan akan kebenaran. Pengertian tersebut dibakukan oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Undang-undang Pokok Perbankan Nomor 14 Tahun 1967 bab 1 pasal 1 ayat 2 yang merumuskan pengertian kredit sebagai berikut: “Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan”. Selanjutnya pengertian kredit tersebut disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 1 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992, yang mendefinisikan “Kredit adalahpenyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”. Proses perkreditan dilakukan secara hati-hati oleh bank dengan maksud untuk mencapai sasaran dan tujuan pemberian kredit. Ketika bank menetapkan keputusan pemberian kredit, maka sasaran yang hendak dicapai adalah aman, terarah, dan meghasilkan pendapatan. Aman dalam arti bahwa bank akan dapat menerima kembali Universitas Sumatera Utara nilai ekonomi yang telah diserahkan. Terarah maksudnya adalah bahwa penggunaan kredit harus sesuai dengan perencanaan kredit yang telah ditetapkan. Menghasilkan berarti pemberian kredit tersebut harus memberikan kontribusi pendapatan bagi bank, perusahaan debitur, dan masyarakat umumnya Taswan, 2006: 310. Menurut Warjiyo 2004: 284, “Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui saluran uang secara implisit beranggapan bahwa semua dana yang dimobilisasi perbankan dari masyarakat dalam bentuk uang beredar dipergunakan untuk pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit perbankan”. Menurut Retnadi 2006: 1, “Kemampuan menyalurkan kredit oleh perbankan dipengaruhi oleh berbagai hal yang dapat ditinjau dari sisi internal dan eksternal bank. Dari sisi internal bank terutama dipengaruhi oleh kemampuan bank dalam menghimpun dana masyarakat dan penetapan tingkat suku bunga. Dan dari sisi eksternal bank dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, peraturan pemerintah, dan lain-lain”. Menurut Dendawijaya 2005: 49 mengemukakan bahwa “Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat dapat mencapai 80-90 dari seluruh dana yang dikelola bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70-80 dari kegiatan usaha bank”. Menurut Abdullah 2005: 84 mengatakan, “Tujuan pemberian kredit guna mendapatkan nilai tambah baik bagi nasabah debitur maupun bagi bank sebagai kreditur”.

2.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Perbankan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Capital Adequwacy Ratio (CAR),Retrn On Asset (ROA), Retrn On Equwacy (ROE), Loan To Deposit Ratio (LDR), Dan Price EarningRatio (PER) Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bei

1 41 115

Pengaruh Beban Operasional Pendapatan Operasional, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Loan To Deposit Ratio, Net Interest Margin Dan Bank Size Terhadap Return On Asset Pada Bank Bumn Go Public Di Bursa Efek Indonesia

0 54 99

Analisis pengaruh dana pihak ketiga, capital adequacy ratio, dan suku bunga sertifikasi

0 3 132

Analisis Pengaruh Retum oh Assets (ROA), Loan to Deposit Ratio (LDR), dan Non Performing Loan (NPL) Terhadap Penyaluran Kredit (Studi kasus pada Sektor Perbankan yang terdaftar di BEI)

0 4 128

Pengaruh Rentabilitas Dan Likuiditas Terhadap Capital Adequacy Ratio (Car) Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2015

0 3 96

Pengaruh Return on Asset, Loan to Deposit Ratio, dan Non Performing Loan Terhadap Penyaluran Kredit

0 7 105

Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Loan to Deposit Ratio, Non Performing Loan, Return on Assets dan Loan to Asset Ratio terhadap Jumlah Penyaluran Kredit Pada Bank Umum Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 5 139

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 11

Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Capital Adequacy Ratio, Non Performing Loan, Loan to Deposit Ratio, dan Return on Asset terhadap Penyaluran Kredit Bank Pembangunan Daerah di Indonesia

0 0 11