1. VIF 5 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas.
2. VIF 5 maka tidak terdapat multikolinieritas.
3. Tolerance 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas.
4. Tolerance 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.
3.11.3 Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan
pengganggu pada periode sebelumnya Situmorang dan Lufti¸ 2012: 120. Metode yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi salah satunya
adalah dengan menggunakan uji Durbin Watson, dengan kriteria pengambilan keputusan yaitu:
Tabel 3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan
Durbin Watson Hipotesis Nol
Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak
0 d dl Tidak ada autokorelasi positif
No decision dl
≤ d ≤ du Tidak ada korelasi negatif
Tolak 4 – dl d 4
Tidak ada korelasi negatif No decision
4 – du ≤ d ≤ 4 -
dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif
Tidak ditolak du d 4 - du
Sumber: Situmorang dan Lufti 2012: 126
3.11.4 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas pada prinsipnya ingin menguji apakah sebuah grup mempunyai varians yang sama di antara anggota grup tersebut. Jika varians sama, dan
ini yang seharusnya terjadi maka dikatakan ada homoskedastisitas. Sedangkan jika
Universitas Sumatera Utara
varians tidak sama dikatakan terjadi heteroskedastisitas Situmorang dan Lufti, 2012: 108.
Dasar analisis untuk menentukan ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan pendekatan grafik, dengan dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut: 1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar kemudian menyempit maka, mengindikasikan terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.
2. jika tidak ada pola yang jelas, dimana titik-titik tidak membentuk pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka
tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 PT. Bank Aceh
Bank Aceh didirikan pada tanggal 2 Februari 1960 dengan nama mulanya PT. Bank Kesejahteraan Atjeh, NV, kemudian pada tanggal 6 Agustus 1973 berganti nama
menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Istimewa Aceh, kemudian pada tanggal 6 Mei 1999 berganti nama menjadi PT. Bank BPD Aceh, dan terakhir berganti nama menjadi
PT. Bank Aceh pada tanggal 29 September 2010. Pemegang saham Bank Aceh oleh Pemerintah Provinsi Aceh 64,08 dan Pemerintah KabupatenKota Seprovinsi Aceh
35,92. Berkantor pusat di Jl. Teuku. H. M. Daud Beureueh No. 24, Banda Aceh.
4.1.2 PT. BPD BALI Pendirian bank pada tanggal 2 November 1965, bermula bernama BPD Bali
pada tanggal 5 Juni 1962, kemudian berganti nama menjadi PD BPD Bali pada tanggal 9 Februari 1965, dan terakhir berganti nama menjadi PT. BPD Bali pada tanggal 12
Universitas Sumatera Utara