Keputusan Pembelian Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota New Avanza (Studi Kasus Toyota Auto 2000 Sisimangaraja)
terpenting dalam tingkah laku konsumen secara umum dan merupakan titik awal dari keseluruhan pola konsumsi konsumen.
Menurut Kotler dan Amstrong 2008:179 keputusan pembelian adalah hasil dari suatu proses yang terdiri dari lima tahap : pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Setiadi 2003:415 mengatakan bahwa keputusan pembelian adalah
proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.
Keputusan pembelian adalah tahapan proses akhir dari serangkaian tahapan proses yang terjadi pada prilaku konsumen, Nitisusastro 2013:194.
Keputusan pembelian adalah proses interaksi antara sikap afektif, sikap kognitif, sikap behavioral dengan faktor lingkungan dengan mana manusia
melakukan pertukaran dalam semua aspek kehidupannya, Peter-Olson 1999:6 dalam Nitisusastro 2013:195 .
Dalam mempelajari keputusan pembelian konsumen, seorang pemasar harus melihat hal-hal yang berpengaruh terhadap keputusan pembelian dan
membuat suatu
ketetapan bagaimana
konsumen membuat
keputusan pembeliannya. Menurut Kotler dan Armstrong 2008:179 mengemukakan proses
pembelian tersebut melalui 5 lima tahapan. Tahapan pembelian konsumen tersebut antara lain:
Gambar 2.2 Tahapan Pembelian Konsumen
Pengenalan kebutuhan
Pencarian informasi
Pengevaluasian alternatif
Keputusan pembelian
Perilaku setelah pembelian
Sumber: Kotler dan Armstrong 2008:179
Pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah
memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja pada tahap-tahap itu. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai
berikut : 1.
Pengenalan Masalah Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan.
Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan
internal dalam kasus pertama dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal seseorang. Munculnya kebutuhan seringkali terjadi
secara spontan atau pada saat keutuhan disadari. Pengembangan media suasana di mal atau pusat perbelanjaan sering menimbulkan pembelian
spontan, tanpa perencanaan sebelumnya. Orang yang sebelumnya tidak
menyadari kebutuhan dan tidak berencana membeli.
membeli, menjadi tiba-tiba
2. Pencarian Informasi
Informasi adalah hal utama yang akan digunakan konsumen dalam mengambil keputusan membeli atau tidak membeli suatu produk. Seseorang
konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah
sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan pembelian.
3.
4. Evaluasi Alternatif
Evaluasi alternatif merupakan tahap proses keputusan pembelian dimana konsumen menggunakan informasi untuk mengevaluasi merek alternatif
dalam sekelompok pilihan.dalam tahapan ini pembeli telah memiliki beberapa pilihan, dan membandingkan diantara pilihan tersebut dengan kriteria yang
ditentukan secara pribadi. Kriteria perbandingan menyangkut manfaat yang diperoleh dari masing- masing pilihan misalnya : kesesuaian ukuran,
keawetan, fungsi, gengsi, kemudahan perawatan, harga pasca pembelian, kualitas dan warna. Harga yang mereka harus bayarkan juga menjadi kriteria
pada masing-masing pilihan dan dibandingkan dengan manfaatnya. Dengan membandingkan masing-masing pilihan tersebut, akan dapat diperoleh
pilihan-pilihan yang mungkin dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah. Dalam melakukan evaluasi, konsumen dapat melakukan evaluasi
mendalam, namun ada pula yang melakukan evaluasi sederhana. Hal ini tergantung dengan resiko dan jenis produk.
Keputusan Membeli Tahap ini adalah tahap dimana pembeli telah menentukan pilihannya dan
melakukan pembelian produk. Pembelian sendiri secara fisik bias dilakukan oleh konsumen, namun bisa juga oleh orang lain. Terdapat perbedaan antara
konsumen dan pembeli. Misalnya pada pembelian sabun mandi keluarga, bisa
jadi yang membeli adalah pembantu, sedangkan yang mengkonsumsi keluarga. Dalam hal ini, konsumen juga melakukan konsumsi produk yang
dibelinya, dan mulai bisa merasakan manfaat yang diterima, dan mulai bisa membandingkan dengan harapan yang sebelumnya dimiliki. Pada saat ini
pula konsumen akan merasakan kepuasan atau ketidakpuasan. 5.
2.3
Perilaku Pasca Pembelian Tahap ini merupakan tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen
mengambil tindakan selanjutnya setelah pembelian dan konsumsi dilakukan dan berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan yang mereka rasakan.
Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan-tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.
Pekerjaan pemasar tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kepuasan pembeli
merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk tersebut dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna
produk produk tersebut dibawah harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan. Tetapi, jika memenuhi harapan, pelanggan tersebut
akan merasa puas, dan jika melebihi harapan, maka pelanggan tersebut akan merasa sangat puas.
Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan Agriani 2012 dengan judul “ Pengaruh Brand Equity Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Toyota Pada PT. HADJI KALLA
Cabang Urip Di Makassar. Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi
linier berganda. Adapun variabel penelitian ini adalah ekuitas merek sebagai variabel bebas X terdiri dari brand awareness, perceived quality, brand
association, brand loyalty, dan keputusan pembelian sebagai variabel terikat Y. Hasil penelitian menyatakan bahwa pada mobil merek Toyota keputusan
pembelian konsumen dipengaruhi oleh perceived quality. Ria Maharani Ridhwan 2010 yang berjudul “Pengaruh Citra Merek dan
Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Honda All New Jazz di Kota Malang”. Berdasarkan perhitungan hasil analisis regresi linier berganda,
citra merek memiliki nilai koefisien standardized sebesar 0,383 dan nilai signifikan sebesar 0,046 lebih kecil dari 0,05 yang artinya bahwa citra
merek memiliki
pengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian.
Sedangkan kualitas produk, memiliki nilai koefisien standardized sebesar 0,384 dan nilai signifikan sebesar 0,047 lebih kecil dari 0,05 yang memiliki arti
bahwa kualitas produk
memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan
konsumen. Syaiful Syariffudin 2011 dengan judul
“Pengaruh Ekuitas Merek
Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian Mobil Toyota Avanza Studi Kasus Pada Konsumen PT. Hadji Kalla Kantor Cab. Sidrap”. Hasil perhitungan regresi
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebesar 62,3 Keputusan Pembelian konsumen terhadap pembelian mobil Toyota Avanza di PT. Hadji Kalla Cab.
Sidrap dipengaruhi oleh variasi dari keempat variabel independen, yaitu Kesadaran Merek
X1, Asosiasi Merek X2, Persepsi Kualitas X3, dan
Loyalitas Merek X4. Sedangkan sisanya sebesar 37,7 dipengaruhi oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti.
Mohamad Alzamendy 2011 yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Suzuki Swift Studi Kasus pada
Konsumen Suzuki Swift di Semarang”. Dimana variabel keputusan pembelian konsumen Y , kesadaran merek X1, persepsi kualitas X2, asosiasi
merek X3, dan loyalitas merek X4. Pengujian hipotesis menggunakan uji t menunjukkan bahwa tiga variabel independen persepsi kualitas, asosiasi merek,
dan loyalitas
merek berpengaruh
positif signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen. Sedangkan satu variabel independen lainnya kesadaran
merek berpengaruh positif tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Putu Agus Sumahajaya 2011 yang berjudul “Analisis Pengaruh Ekuitas Merek Terhadap Minat Beli Mobil Honda Jazz di Surabaya”. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua orang calon pembeli mobil yang berada di Surabaya. Sampel yang diambil adalah sebesar 108 responden. Data yang dipergunakan
adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuisioner hasil jawaban responden. Sedangkan analisisyang dipergunakan adalah
Structural Equation Modelling. Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan telah
didapatkan bahwa Ekuitas Merek tidak berpengaruh terhadap Minat Beli Konsumen.
BAB III METODE PENELITIAN