Latar Belakang Pengembangan mobile marketing berbasis windows phone: studi kasus PT. Yotomo Indonesia

fungsinya mulai tergantikan. Saat ini, masyarakat lebih sering untuk mengakses internet menggunakan perangkat mobile dibandingkan PC. Menurut Indonesia Investment 2013, eMarketer 2012, dan Michael Yan 2012, yang dikutip dari Techinasia, 24 persen dari 247 juta orang populasi masyarakat Indonesia adalah pengguna internet dan 62 persen dari pengguna internet tersebut mengakses internet melalui perangkat mobile. Telepon dan smartphone bukan sekedar alat yang menyenangkan dan memanjakan saja, tapi sebenarnya merupakan bagian besar dari kebutuhan sehari-hari Techinasia, 2013. Saat ini terdapat beberapa basis teknologi smartphone yang sudah populer di kalangan masyarakat. Di antaranya Android, Blackberry, Windows Phone, iOS, Symbian. Windows Phone merupakan sebuah sistem operasi berbasis mobile phone hasil kerja sama antara Nokia dan Microsoft pada beberapa tahun lalu. Pada tahun-tahun awal Windows Phone digunakan di masyarakat, perkembangan jumlah aplikasi di Windows Phone Marketplace terus mengalami peningkatan. All About Windows Phone membuat sebuah grafik perbandingan tentang periode waktu yang dibutuhkan dari 5 pemain app store untuk mendapatkan jumlah 50.000 aplikasi. Windows Phone ternyata mampu berada di posisi ke dua setelah iOS dan berada satu tingkat di atas platform Android untuk kemampuannya dalam mengumpulkan 50.000 aplikasi agar tergabung dalam platform-nya. Gambar 1.2 Grafik Perbandingan Periode Waktu yang Dibutuhkan dari Lima Pemain App Store untuk Mendapatkan Jumlah 50.000 Aplikasi Sumber: Gopego, 2011 Peneliti asal Kantar, pada laporannya di Mobile Trends mengungkap bahwa Windows Phone adalah sistem operasi dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Untuk catatan pertumbuhan Windows Phone di 2013 sendiri terus mengalami peningkatan. Perusahaan survei AdDuplex pun melaporkan pertumbuhan ponsel dengan sistem operasi Windows Phone 8 di seluruh dunia terus mengalami peningkatan. AdDuplex mengungkapkan, lebih dari 10 juta unit ponsel Windows Phone terjual pada kuartal terakhir 2013. Hal ini sebagaimana dilansir dari PhoneArena Senin, 27 Januari 2014. Sehingga diprediksi bertumbuhnya perangkat Windows Phone di 2014 terbuka sangat lebar. Perkembangan teknologi mobile yang sangat pesat seperti yang telah dijabarkan sebelumnya dan disertai dengan peningkatan jumlah penggunaannya memungkinkan sebuah pendekatan baru terhadap e- marketing yaitu m-marketing mobile marketing. Konsumen saat ini lebih banyak menjelajah internet, berbelanja, bersosialisasi, dan melakukan hal lainnya pada perangkat mobile mereka. Jaringan yang lebih cepat, smartphone dan tablet yang kaya akan fitur, menu yang selalu berkembang dari aplikasi, format iklan yang lebih menarik sangat membantu dalam melibatkan konsumen melalui mobile. Akibatnya, pemasaran dan iklan pada mobile meningkat lebih cepat daripada jenis pemasaran lainnya. Sehingga memungkinkan bahwa mobile marketing dapat menggantikan internet marketing di masa depan. Sudah waktunya bahwa pemasar benar-benar menggunakan ponsel bukan sebagai saluran, tetapi sebagai platform. Mereka harus memahami bagaimana untuk mengintegrasikan seluler di seluruh saluran pemasaran lainnya untuk benar-benar melibatkan pelanggan dalam cara yang relevan dan pribadi American Marketing Association, 2012. Inilah saatnya bisnis Indonesia berfokus pada ranah mobile. PT. Yotomo Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang didirikan di Jakarta pada tahun 2011 dan merupakan bagian dari Yotomo Pte. Ltd., yang berkedudukan di Singapura. Yotomo didirikan oleh Wahyudi yang juga merangkap sebagai CEO Chief Executive Officer Yotomo Indonesia. Selain itu beberapa partner juga berada di belakang Yotomo, antara lain Kemal Arsjad yang juga pendiri Better B dan Lynx Films. PT. Yotomo Indonesia merupakan sebuah perusahaan yang menghasilkan aplikasi marketing yang dapat menjadi solusi bagi merchant dalam mempromosikan produknya. Dalam dunia bisnis, sering kali merchant sebagai badan usaha yang menjalankan usaha di bidang penjualan barang danatau jasa memiliki kesulitan dalam mendapatkan konsumen. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Yotomo Indonesia, media promosi konvensional yang biasa digunakan merchant untuk menarik perhatian calon konsumen masih belum efektif. Merchant biasanya menggunakan banner, flyer, ataupun iklan pada media cetak untuk menarik perhatian calon konsumen. Pemasaran produk melalui media digital seperti televisi pun membutuhkan biaya yang cukup besar. Beberapa merchant tentu tidak mampu mengiklankan produknya pada media televisi secara terus menurus. Padahal setiap merchant membutuhkan media promosi yang dapat memasarkan produknya secara luas untuk menarik calon konsumen sebanyak-banyaknya. Merchant membutuhkan media promosi yang dapat diakses kapan saja, dimana saja, dan oleh siapa saja. Tidak hanya dalam mendapatkan konsumen, merchant juga memiliki kesulitan dalam mempertahankan konsumen. Hal ini menyebabkan konsumen yang sebenarnya telah sering mengunjungi suatu merchant tidak mendapatkan sesuatu yang memberi nilai lebih value added untuknya sebagai loyal cutomer sehingga dapat dengan mudah beralih ke merchant lain. Selain dari segi kualitas produk yang dijual, merchant juga harus memiliki teknik marketing tertentu untuk menarik konsumennya agar datang kembali lagi dan membeli produk yang ditawarkan lagi dan lagi. Merchant membutuhkan media promosi yang tidak hanya dapat menarik calon konsumen untuk datang dan membeli produknya tapi juga bentuk promosi yang dapat mempertahankan konsumen yang telah dimilikinya. PT. Yotomo Indonesia telah memiliki sebuah produk yaitu sebuah aplikasi m-marketing yang memiliki nama yang sama dengan nama perusahaan ini, yaitu Yotomo. Aplikasi ini dapat menjadi wadah bagi merchant dalam memasarkan produknya. Aplikasi ini dapat memberikan informasi kepada user mengenai lokasi merchant yang sedang memberikan penawaran menarik atau promosi yang berada dekat dengan pengguna. Aplikasi ini menggunakan layanan Location Based Services LBS. Namun menurut CEO Yotomo, Wahyudi, saat ini tim penjualan mengalami kesulitan dalam menawarkan kerja sama kepada para merchant untuk menggunakan jasa dari aplikasi Yotomo. Hal ini dapat berdampak pada pertumbuhan pengguna aplikasi Yotomo yang semakin menurun. Dibutuhkan edukasi kepada merchant yang memakan waktu cukup lama karena bisnis belum teredukasi dengan baik mengenai keuntungan produk atas location based Technology. Serta aplikasi yang ada belum bisa mengangkat nilai brannding dari merchant. Dan dari sisi perkembangan teknologi yaitu dahulu konteks lokasi bisa digarap menjadi sebuah aplikasi sendiri, tapi sekarang konteks lokasi hanya sebagian kecil dari konteks yang lebih besar. Seperti misalnya Instagram; Instagram memiliki konten lokasi, lalu Twitter; Twitter juga memiliki konten lokasi. Sedangkan perusahaan seperti Foursquare dan Yotomo yang fokus kepada lokasi memang semakin menurun. Beberapa penelitian terdahulu juga telah membahas pengembangan aplikasi pemasaran, diantaranya adalah pene litian berjudul “Rancang Bangun E-Marketing pada PT. Rajawali Nusindo” Wibowo, 2011. Tujuan dari sistem ini adalah sebagai media promosi bagi perusahaan. Sistem ini selain sebagi media promosi juga dapat memproses pemesanan barang, memproses transaksi pemesanan, dan menampilkan status barang, serta menyediakan laporan tingkat pembelian suatu produk. Perbedaan dengan sistem yang akan dikembangkan yaitu sistem yang akan dikembangkan akan menghadirkan fitur-fitur yang belum terakomodir dalam penelitian sebelumnya ini, seperti: fitur galeri yang menampilkan foto-foto merchant yang dapat diupload sendiri oleh pelanggan, fitur share untuk membagi informasi merchant melalui media sosial, fitur loyalty card yang dapat menjadi indikator kesetiaan seorang pelanggan, loyalty points yang pada jumlah tertentu dapat memberikan keuntungan bagi pelanggan, fitur reward yang memberikan sebuah produk secara gratis kepada pelanggan setia dengan menukarkan sejumlah poin yang dimiliki pelanggan, fitur lokasi yang menampilkan lokasi merchant dalam bentuk peta, fitur petunjuk kemudi yang dapat mengarahkan pelanggan menuju lokasi merchant, fitur rating dan review, fitur check in berbasis lokasi, dan menampilkan laporan pemasaran dalam bentuk grafik. Penelitian lainnya tentang aplikasi pemasaran yaitu penelitian dengan judul “Perencanaan Strategi E- marketing pada PT. Nur Islami Travel dengan Menggunakan Metode SOSTAC®” Praditya et al., 2013. Penelitian ini Menggunakan metode SOSTAC® dalam membangun strategi e-marketing. Aplikasi yang dibuat bertujuan untuk memudahkan pelanggan dalam mendapatkan informasi produk yang ditawarkan serta aplikasi ini sudah terhubung dengan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter. Selanjutnya untuk perbedaan antara penelitian sebelumnya ini dengan sistem yang akan dikembangkan adalah adanya fitur-fitur yang yang akan dikembangkan pada penelitian ini yang belum terakomodir dari penelitan sebelumnya ini, seperti: fitur loyalty card, fitur loyalty points, fitur reward, fitur lokasi, fitur petunjuk kemudi, fitur rating dan review, fitur check in, dan menampilkan laporan pemasaran dalam bentuk grafik. Penelitian lainnya berjudul “Rancang Bangun Mobile Marketing M-Marketing Produk Perbankan Syariah pada PT. Bank Jabar B anten Syariah Kantor Cabang Pembantu Depok” Hidayanti, 2014. Sistem sudah tersedia dalam aplikasi mobile. Tujuan dari sistem ini adalah sebagai media promosi produk yang dapat memberikan layanan forum bertanya serta menyediakan Monitoring data produk. Untuk perbedaan dengan sistem yang akan dikembangkan adalah adanya beberapa fitur yang belum terakomodir pada penelitian sebelumnya, yaitu: fitur loyalty card, fitur loyalty points, fitur reward, fitur petunjuk kemudi, fitur rating dan review, dan fitur check in yang akan dikembangkan pada penelitian ini. Melihat dari permasalahan dan studi literatur yang telah dijabarkan di atas, penulis ingin membangun sebuah aplikasi mobile marketing baru dengan inovasi dari sistem sebelumnya. Karena inilah saatnya bagi merchant untuk mulai memasarkan produk yang dimilikinya kepada konsumen melalui perangkat mobile. Perangkat mobile dapat menghubungkan dunia online dan dunia nyata. Seperti yang saat ini kita ketahui betapa maraknya penggunaan jejaring sosial di Indonesia, seperti Facebook, Twitter, Path, Instagram, Foursquare, dan lain sebagainya. Begitu banyak konsumen potensial yang dapat dijumpai di media sosial. Hal ini merupakan pasar yang terbuka luas bagi merchant untuk memperluas cakupan pemasaran produknya. M-marketing dapat menjawab tantangan bisnis ini. Dengan semakin meningkatnya kecenderungan konsumen yang lebih mencari platform dengan mobilitas yang tinggi, maka metode promosi secara tradisional akan semakin sulit menjangkau keinginan konsumen. Aplikasi m-marketing yang dikembangkan akan diterapkan pada sistem operasi Windows Phone yang dapat menjadi media promosi bagi merchant untuk memperkenalkan produknya kepada masyarakat secara interaktif dalam upaya mendapatkan konsumen. Di sisi lain, aplikasi ini juga dapat memberikan pelayanan khusus kepada loyal customer untuk mempertahankan konsumen. Berdasarkan latar belakang yang ada, maka penulis menyusun penelitian dengan judul “Pengembangan Mobile Marketing Berbasis Windows Phone Studi Kasus: PT. Yotomo Indonesia ”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, maka dapat diidentifikasi permasalahan yang akan dikaji pada penelitian ini, yaitu: 1. Merchant mengalami kesulitan dalam mendapatkan pelanggan karena media promosi konvensional flyer, banner, atau iklan pada media cetak lainnya tidak efektif. 2. Merchant mengalami kesulitan dalam mempertahankan pelanggan karena merchant tidak pernah memberi nilai lebih value added bagi loyal customernya sehingga pelanggan dapat dengan mudah beralih ke merchant lain. 3. Sistem belum mengakomodir kebutuhan merchant untuk menonjolkan sisi branding dari merchant tersebut. 4. Dari sisi perkembangan teknologi yaitu dahulu konteks lokasi bisa digarap menjadi sebuah aplikasi sendiri tapi sekarang lokasi hanya sebagian kecil dari konteks yang lebih besar, misalnya media sosial yang menjadikan konteks lokasi menjadi salah satu fitur dari sebuah aplikasi media sosial.

1.3. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah “Bagaimana mengembangkan mobile marketing sebagai media bagi merchant dalam mendapatkan dan mempertahankan pelanggan yang dikembangkan pada smartphone berbasis Windows Phone dengan konsep yang menonjolkan sisi branding dari merchant dan tidak hanya mengandalkan Location Based Technology ?”

1.4. Batasan Masalah

Adapun penulis akan melalukan pembatasan masalah pada: 1. Penelitian ini dilakukan di PT. Yotomo Indonesia yang beralamat di Jalan Panglima Polim VIII15, Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada divisi mobile developer. 2. Proses bisnis yang menjadi fokus pada penelitian ini adalah proses promosi untuk mendapatkan pelanggan dan proses untuk mempertahankan pelanggan. Fitur-fitur yang akan dikembangkan untuk mempromosikan merchant dalam rangka mendapatkan pelanggan, yaitu: penawaran spesial deals, updates, check in, photo, share via social media, get direction to merch ant’s location. Fitur-fitur untuk mempertahankan pelanggan, yaitu: reward, loyalty points, dan digital loyalty cards. Serta fitur bagi merchant, yaitu untuk menampilkan grafik user, produk, dan reward. 3. Sistem berfokus pada proses pemasaran dan tidak mencakup proses pembayaran. 4. Sistem dapat diimplementasikan untuk multi merchant namun pada penelitian ini aplikasi dahsboard dan mobile hanya dikembangkan untuk satu merchant. Dalam penelitian ini merchant yang ditampilkan adalah Le Marly. 5. Poin yang didapatkan end user berasal dari kegiatan check in yang berbasis lokasi dan share ke jejaring sosial dan email, seperti: facebook dan twitter serta yahoo mail dan google mail.