Cet. V, h. 57 Latar Belakang

9 diantara fakultas-fakultas lainnya yang ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Minat untuk memasuki Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan pun begitu tinggi. Hal itu terbukti dengan terus meningkatnya peminat fakultas ini dari tahun ke tahun. Dengan demikian, terlihat jelas bahwa banyak lulusan sekolah menengah atas yang berminat menjadi guru. Menurut Slameto, ”minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang ”. 14 Artinya, tekad seseorang untuk mencapai sesuatu yang diinginkan atas dasar rasa senang dan ketertarikan terhadap sesuatu. Ingin menjadi guru juga termasuk pada minat seseorang untuk mencapai sebuah profesi. Termasuk minat mahasiswa- mahasisiwi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk mencapai profesi guru. Minat menjadi guru, merupakan dimana seseorang memiliki perhatian lebih terhadap profesi guru. Mahasiswa yang ingin menjadi guru maka akan mencari informasi lebih mengenai profesi guru. Tetapi pada kenyataannya, minat untuk menjadi mahasiswa fakultas keguruan itu tidak hanya didasarkan pada kemauan diri sendiri untuk melayani masyarakat saja. Namun juga bisa dikarenakan oleh sejumlah faktor lain yang memang menarik minat orang itu untuk menjadi guru, seperti jaminan ekonomi dari profesi guru yang berupa sertifikasi guru atau dalam bentuk tunjangan dan lain-lain, atau bisa juga dikarenakan oleh keinginan maupun tuntutan orang tua yang sangat mendambakan anaknya agar menjadi salah seorang pendidik generasi penerus bangsa. Atas dasar latar belakang seseorang untuk masuk menjadi mahasiswa fakultas pendidikan UIN Jakarta yang beragam di atas, maka perlu diadakan suatu studi lebih lanjut yang mengkaji secara khusus minat mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk menjadi guru. Hal itu 14 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta,

2010, Cet. V, h. 57

10 perlu dilakukan agar kita bisa mengetahui secara jelas dan benar mengenai alasan yang sebenarnya dari minat menjadi seorang guru tersebut. Mengetahui minat yang hakiki dari para mahasiswa ini adalah suatu kebutuhan yang begitu penting, terutama bagi mahasiswa jurusan Pendidikan IPS yang mempelajari berbagai macam aspek kemasyarakatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Mengemban pendidikan di bidang keguruan bukan hanya mengikuti kurikulum-kurikulum yang akan dipelajari. Akan tetapi, adanya konsep diri yang diterapkan mengingat bahwa bidang keguruan bukan hanya mempelajari teori- teori semata, tetapi juga bagaimana mempelajari cara mengajar, metode pembelajaran sehingga mampu melaksanakan tugas dengan baik sebagai seorang guru ketika praktik lapangannya. Karena menjadi seorang guru tidak semudah seperti apa yang dibayangkan, profesi itu menuntut sejumlah kemampuan dan keahlian yang tentu saja perlu dipelajari dan didalami. Hal tersebut, dilakukan agar terjadi keselarasan antara siswa dan guru. Dengan begitu, guru bisa menjadi pembimbing sekaligus teman bagi peserta didik, dan karenanya guru dapat memberikan segala pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya kepada siswa dengan baik dan mudah. “Para ahli psikologi dan pendidik telah lama menyadari bahwa “konsep diri merupakan salah satu faktor non-intelektual yang sangat penting dalam menentukan prestasi atau masa depan seseorang ”. 15 Seorang individu akan memahami betul pentingnya ilmu bagi dirinya. Maka dari itu sebagai penjunjang hal tersebut, adannya faktor non-intelektual atau penerapan konsep diri sebagai dasar seseorang untuk mengenal dirinya dalam mengemban pendidikan dan mencapai cita-cita. 15 Sri Fatmawati, Konsep Diri Self Concept Mahasiswa Calon Guru Fisika terhadap Kemampuan Akademik Program Studi Tadris Fisika STAIN Palangka Raya Tahun 2014, http:sainfisika2000.wordpress.com20140514konsep-diri-self-concept-mahasiswa-calon-guru- fisika-terhadap-kemampuan-akademik-program-studi-tadris-fisika-stain-palangka-raya-tahun- 2014 Diakses pada tanggal 01 Juli 2014, Pukul 10.29 WIB 11 Menurut Syamsul Bachri Thalib , “konsep diri sebagai pandangan yang dimiliki setiap orang mengenai dirinya sendiri yang terbentuk, baik melalui pengalaman maupun pengamatan terhadap diri sendiri, baik konsep diri secara umum maupun konsep diri secara spesifik termasuk konsep diri dalam kaitannya dengan bidang akademik, karier, atletik, kemampuan artistik, dan fisik ”. 16 Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa konsep diri adalah gambaran atau persepsi tentang diri sendiri dan penilaian diri, baik di bidang akademik maupun di bidang non-akademik. Konsep diri merupakan proses pembentukan dan perkembangan diri dari yang tidak baik menjadi baik, dari yang baik menjadi lebih baik. Konsep diri memiliki pengertian yang sama dengan skema diri. Artinya, konsep diri merupakan bentuk pembenahan diri dan penilaian diri menjadi lebih baik. Pengertian lebih baik ini berupa merancang atau menyusun kegiatan atau target diri yang disesuaikan dengan kemampuan dan potensi yang dimiliki, termasuk minat menjadi guru. Konsep diri tumbuh dari interaksi seseorang dengan orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya. Sebagaimana kita ketahui secara umum, pemilihan jurusan dan perguruan tinggi turut pula mempengaruhi karier seseorang. Dengan begitu, perlu adanya konsep diri yang menjadi dasar pembenahan dan penilaian diri. Konsep diri ini sebagai presentasi diri yang akan dilakukan setelah konsep diri dengan minat diri mencapai hasil yang berkaitan dan seimbang. Misalnya, seseorang memilih masuk perguruan tinggi di bidang keguruan artinya seseorang tersebut telah mempertimbangkan kemampuan dan potensi dirinya dalam bidang yang ia ambil tersebut. Hal ini berarti bahwa seseorang tersebut telah siap untuk menjadi guru dan telah mengkonsepkan dirinya sesuai dengan minat yang diinginkan demi masa depan yang akan ia capai. 16 Syamsul Bachri Thalib, Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikaif, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010, Cet. I, h. 122 12 Dalam hal ini, Al-Quran menyiratkan pentingnya penanaman konsep diri dalam diri seorang individu. Termasuk penanaman konsep diri dalam proses pembelajaran untuk menjadi calon guru. Dalam Islam, penanaman konsep diri dapat dilakukan dengan cara melakukan sholat malam, sholat istikharah dalam memilih dan menentukan karier dan dengan cara lainnya. Hal ini tentunya akan menguatkan konsep diri seseorang bahwa apa yang yang dicita-citakan bukanlah hal yang tidak mungkin. Bahwasannya Allah selalu menekankan ك ْ في ك artinya “ Jadilah maka terjadilah ia”. Ayat Al-Quran yang menerangkan tentang konsep diri manusia, terlebih dalam proses belajar. Salah satunya adalah apa yang terkandung dalam QS Al- Mujadalah ayat 11: اذإ ْمكل هّلا حسْفي ا حسْفاف سلاج ْلا يف ا حسفت ْمكل ليق اذإ ا مآ ي لا ا يأ اي ْمك م ا مآ ي لا هّلا عفْ ي ا زش اف ا زش ا ليق هّلا تاج د مّْعْلا ا ت أ ي لا يبخ ّ ْعت ا ب Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS Al-Mujadalah: 11 Dalam ayat di atas, menjelaskan bahwa Allah menganjurkan untuk saling mengajarkan dan memberi ilmu pengetahuan, maka Allah pun akan memberikan beberapa derajat dari apa yang kamu kerjakan. Jelas bahwa ketika seseorang bersungguh-sungguh artinya seseorang tersebut telah mempunyai konsep untuk dirinya sehingga ketika melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru pun akan bersungguh-sungguh dan penuh tanggungjawab. Banyak permasalahan yang dapat dianalisis, salah satunya berupa guru yang mengajar tidak sesuai dengan kompetensi yang dimilikinya. Banyak guru 13 yang mengajar di sekolah, tetapi tidak benar-benar menjadi guru. Karena ia tidak memiliki bakat, minat dan kemampuan untuk menjadi guru. Hal ini pun sejalan dengan pendapat Sukmadinata yang dikutip oleh Jejen Musfah bahwa ”mutu pendidikan belum begitu baik seperti yang diharapkan, selain karena masih kurangnya sarana dan fasilitas belajar, faktor guru pun belum berjalan secara optimal. Pertama, guru belum bekerja dengan sungguh-sungguh. Kedua, kemampuan profesional guru masih kurang ”. 17 Pengamatan terhadap minat menjadi guru menunjukkan adanya indikasi kepemilikan konsep diri yang rendah. Hal ini terbukti, dengan adanya fakta yang menunjukkan bahwa tidak semua lulusan keguruan bekerja sesuai dengan bidangnya, melainkan bekerja di bidang-bidang lainnya. Padahal, ketersediaan guru-guru yang mampu menciptakan dan mengembangkan anak bangsa yang aktif dan kreatif itu begitu penting. Terlihat bahwa konsep diri merupakan hal penting dalam proses pembentukan diri, baik dalam hal kemampuan, karier, bidang akademik dan bidang lainnya. Melihat fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk membahasnya dalam sebuah karya ilmiah dengan bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsep Diri terhadap Minat Menjadi Guru pada Mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Guru adalah salah satu penggerak kemajuan bangsa dan negara dengan menciptakan dan mengembangkan anak bangsa yang aktif, kreatif, dan inovatif. Hal ini tergantung pada kemampuan dan potensi mengajar guru. Tetapi, kualitas guru terkadang tidak banyak diperhatikan, selain itu tidak 17 Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: Kencana, 2011, Ed. 1, Cet. I, h. 4 14 adanya konsep diri dalam seorang guru untuk melaksanakan pembangunan pendidikan atas dasar minat turut pula menjadi salah satu masalah yang sangat penting untuk dikaji. 2. Konsep diri sebagai dasar gambaran dan pandangan tentang diri sendiri, untuk merealisasikan pendidikan dan menciptakan guru yang berkualitas dan professional maka perlu penanaman konsep diri dimulai dari para calon guru. Tetapi, pada kenyataannya konsep diri tidak banyak digunakan oleh seseorang sebagai landasan gambaran untuk dirinya. 3. Tidak adanya peninjauan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi mahasiswa Pendidikan IPS FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam memilih dibidang keguruan serta menjadi seorang guru. 4. Tidak adanya peninjauan mengenai latar belakang pemilihan jurusan dalam hal penentuan karier mahasiswa. 5. Belum ada tulisan yang mengkaji tentang konsep diri yang mempengaruhi minat menjadi guru.

C. Pembatasan Masalah

Dokumen yang terkait

Korelasi kemampuan akademik mahasiswa terhadap penyelesaian studi di program studi pendidikan fisika

0 6 65

Tingkat kepuasan mahasiswa terhadap layanan akademik fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan Universitas islan Negeri syarif Hidayatullah Jakarta

0 2 161

Pengetahuan, sikap, dan perilaku mahasiswa program studi pendidikan dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tentang makanan cepat saji ( fast food) tahun 2009

0 21 71

Problematika Mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Dalam Mengakses Layanan Administrasi Via Internet : studi simak UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 22 77

Tingkat Kepuasan Mahasiswa Terhadap Mutu Layanan Perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3 29 73

Hubungan Motivasi Mahasiswa/i Memilih Jurusan Pendidikan IPS dengan Prestasi Belajar angkatan Tahun 2012 di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 14 0

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan mahasiswa dalam memilih jurusan pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 11 193

Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Mahasiswa Semester V (Lima) Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan (Fitk) Uin Syarif Hidayatulah Jakarta

21 112 122

Kepuasan Mahasiswa Terhadap Layanan Sarana dan Prasarana Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

0 3 97

Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan dan Efikasi DIri Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2 10 127