Status gizi dapat dinilai dengan persentase media dan standar deviasi Z-Score. Perhitungan untuk mencari nilai Z-Score
Supariasa, 2002 adalah sebagai berikut :
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi
Hasdianah, dkk 2014, ada dua faktor yang mempengaruhi status gizi seseorang, yaitu faktor langsung dan faktor tidak langsung.
Faktor langsung adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang diperoleh dari makanan dengan kebutuhan tubuh. Sedangkan faktor tidak langsung,
yaitu : a
Pengetahuan, yaitu hasil tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang, dengan bertambahnya usia maka tingkat pengetahuan
seseorang juga akan bertambah karena pengalaman yang diperolehnya. Gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga
yang berpenghasilan kurang, bahkan dapat ditemukan juga pada keluarga dengan penghasilan cukup. Hal ini dikarenakan
ketidaktahuan akan manfaat makanan bagi kesehatan tubuh serta kurangnya keterampilan dibidang memasak dapat menurunkan
konsumsi makan anak.
b Persepsi, bahan makanan yang tinggi nilai gizi tetapi tidak
digunakan atau hanya digunakan secara terbatas yang dikarenakan persepsi yang tidak baik terhadap bahan makanan tersebut. Di
beberapa daerah penggunaan bahan makanan tersebut dapat menurunkan harkat keluarga, seperti jenis sayuran genjer, daun turi,
bahkan daun singkong yang kaya akan zat besi, vitamin A, dan protein.
c Kebiasaan atau pantangan, larangan terhadap anak untuk makan
makanan tertentu seperti telur, ikan, atau daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada datanya dan hanya diwarisi secara turun
temurun, padahal anak sangat memerlukan bahan makanan tersebut untuk pertumbuhan tubuhnya.
d Kesukaan jenis makanan tertentu faddisme, kesukaan yang
berlebihan terhadap
suatu jenis
makanan tertentu
akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh semua zat gizi yang
diperlukan. e
Jarak kelahiran yang terlalu rapat, banyak penelitian membuktikan bahwa anak yang menderita gangguan gizi dikarenakan ibunya hamil
lagi atau adik baru telah lahir, sehingga ibu tidak dapat merawat dengan baik. Padahal anak di bawah usia 2 tahun masih sangat
memerlukan perawatan ibunya, baik makanan kesehatan, mau pun kasih sayang.
f Penyakit infeksi, infeksi dapat menurunkan nafsu makan sehingga
anak tidak mau makan, selain itu penyakit infeksi juga
menghabiskan sejumlah kalori dan protein yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan anak.
g Sosial ekonomi, keterbatasan pendapatan keluarga turut menentukan
mutu makanan yang disajikan, baik kualitas mau pun jumlah makanan.
h Produksi pangan yang tidak mencukupi kebutuhan, gagal panen yang
dikarenakan daerah yang kekeringan atau musim kemarau panjang menyebabkan persediaan pangan di tingkat rumah tangga menurun
sehingga asupan gizi kurang.
2.2 Gizi Kurang Pada Balita
Khaidirmuhaj 2009 mengatakan bahwa gizi kurang merupakan gangguan kesehatan akibat ketidakseimbangan zat gizi yang diperlukan untuk
kehidupan seperti pertumbuhan, aktivitas berfikir, dan lain-lain Hasdianah, 2014. Sedangkan balita gizi kurang menurut Kementerian Kesehatan 2012
adalah balita dengan status gizi kurang yang dilihat berdasarkan indikator BBU dengan nilai z-score adalah -2 SD sampai dengan -3 SD.
Anak dengan asupan gizi kurang akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang terhambat daripada anak dengan asupan gizi cukup.
Seperti pada pertumbuhan yang meliputi rendahnya tinggi badan, berat badan, perkembangan otak, tingkat kecerdasan, serta psikisnya pun rendah dan
rentan terhadap penyakit infeksi Hasdianah, 2014.
Tumbuh kembang serta perkembangan otak anak sangat pesat pada usia balita. Bahkan, fase cepat tumbuh growth spurt otak ternyata hanya
terjadi sampai usia 18 bulan 1,5 tahun. Meskipun kemudian otak masih terus berkembang sampai anak berusia 5 tahun, namun kecepatannya sudah
mulai menurun Khomsan, 2004.
2.2.1 Penyebab Gizi Kurang
Menurut Unicef 1998, gizi kurang pada anak balita disebabkan oleh beberapa faktor yang kemudian diklasifikasikan sebagai penyebab
langsung, penyebab tidak langsung, pokok masalah di masyarakat, dan akar masalah.
1 Penyebab langsung
a. Asupan makanan anak yang tidak memadai
Jika asupan makanan yang diberikan pada anak tidak cukup baik, maka dapat menurunkan daya tahan tubuh imunitas
anak, sehingga anak mudah terserang penyakit infeksi dan dapat mengurangi nafsu makan, akhirnya anak dapat menderita gizi
kurang. Semakin bertambahnya usia anak, maka semakin bertambah pula kebutuhannya.
Di dalam keluarga, konsumsi makanan dipengaruhi oleh jumlah dan jenis pangan yang dibeli, pemasakan, distribusi dalam
keluarga, dan kebiasaan makan secara perorangan. Konsumsi juga tergantung pada pendapatan, agama, adat istiadat, dan pendidikan
keluarga yang bersangkutan Almatsier, 2001.