Informan Pendukung Gambaran Umum Informan .1 Informan Utama

Puskesmas Pamulang sebagai Tenaga Pelaksana Gizi TPG selama 20 tahun. Sedangkan dua informan pendukung lainnya yaitu kader posyandu dengan tingkat pendidikan tamatan SMP dan SMEA. Bertugas sebagai kader Posyandu sudah lebih dari 2 tahun.

5.4 Hasil Penelitian

Hasil penelitian diperoleh melalui wawancara mendalam baik dengan informan utama maupun dengan informan pendukung disertai dengan observasi. Observasi dilakukan selama 3 hari, setelah observasi peneliti melakukan wawancara mendalam kepada informan utama untuk menggali penemuan-penemuan masalah yang timbul ketika peneliti melakukan observasi. Selanjutnya peneliti melakukan validasi melalui cross check data dengan informan pendukung, yaitu keluarga informan utama yang turut serta mengasuh balita gizi kurang penerima PMT-P, staff Puskesmas Pamulang dan kader Posyandu yang terlibat langsung dalam program PMT-P. Sehingga diharapkan penelitian ini dapat menjawab latar belakang tidak meningkatnya berat badan balita setelah mendapat PMT-P di wilayah kerja Puskesmas Pamulang tahun 2014.

5.4.1 Gambaran Asupan Makanan

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan asupan makanan adalah Makanan yang diberikan ibu dan dikonsumsi balita selama 24 jam yang meliputi jenis dan jumlah makanan baik dari makanan utama maupun dari PMT-P. Jenis makanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keragaman makanan yang diberikan oleh informan utama kepada balitanya dalam sehari. Sedangkan jumlah makanan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah banyaknya makanan yang diberikan oleh informan utama kepada balitanya dalam sehari. Dikarenakan saat penelitian persediaan PMT-P dari Puskesmas berupa susu dan biskuit sudah habis, sehingga peneliti berinisiatif membawakan susu dan biskuit yang sama sehingga peneliti dapat melihat secara langsung pemberian PMT-P oleh informan kepada balitanya. Berikut hasil observasi dan wawancara mendalam yang dilakukan peneliti selama 3 hari terkait pemberian makan balita.

a. Informan Y

Hasil observasi memperlihatkan bahwa informan sebisa mungkin membuat menu makanan yang berbeda setiap harinya agar balita mau makan dan tidak cepat bosan dengan makanan yang disajikan. Makanan yang disajikan terdiri dari makanan pokok, lauk pauk nabati dan hewani, serta sayur. Namun, hal ini hanya terjadi pada awal bulan saja, saat pertengahan dan akhir bulan menu makanan biasanya hanya terdiri dari dua jenis makanan saja, seperti nasi dengan tempe, atau nasi dengan telur, atau nasi dengan sayur saja. Meskipun di awal bulan informan masak berbagai macam menu makanan, tetapi balita hanya makan makanan yang berkuah saja dan hanya makan sedikit lauk pauk. Berikut kutipannya : “Masak kan segitu yak banyak, tapi ya tetep makannya sayur doang. Kalo sayurnya lagi gak mau, kalo mau tempe ya tempe doang gitu, ada ikan ya ikan doang. Iya, saya ganti- ganti sayurnya biar anaknya gak bosen itu mulu sayurnya.” Hal serupa juga disampaikan oleh informan pendukung. Berikut kutipannya : “Kagak dia mah, doyannya sayur yak. Kadang kalo lagi kagak ada sayur baru pake telor apa tempe gitu. Ya seadanya aja kita mah.” Menurut informan utama, meskipun dalam satu piring makanan balita terdapat bermacam jenis makanan, namun balita hanya mau makan dua jenis makanan saja. Hal ini dikarenakan balita merasa bingung dengan adanya berbagai macam jenis makanan tersebut. Berikut kutipannya : “Ni misalnya ada nasi, ada sayur, ada ikan, ada tempe, kalo maunya dia makan nasi sama ikan yaudah sayurnya enggak, tempenya enggak gitu, cuma makan ikannya doang, bingung dia kali .” Sedangkan jenis buah-buahan tidak pernah disediakan informan sebagai makanan sehari-hari atau sebagai pencuci mulut. Hal ini disebabkan keterbatasan biaya. Berikut kutipannya : “Gak pernah beli buah habisnya uangnya kagak cukup yak, kemarin kan masih ada angsuran motor yak. Paling kalo lagi ayahnya doang kalo lagi suka bawa dari sekolahan. Kalo misalnya di sekolahan lagi ada acara apa ya dikasih nasi, kan ada buahnya gitu, gak dimakan sama ayahnya. Pisang paling mah, itu juga kalo ada orang hajatan kali mah. ” Hal senada juga disampaikan oleh informan pendukung. Berikut kutipannya : “Dia mah bukan karna gak doyan buah, ya karna mamanya yang kagak beli , kagak punya duitnya beli buah.” Rata-rata konsumsi perhari balita dari informan Y adalah sekitar 150 - 200 gram nasi, 50 - 100 gram lauk pauk seperti telur, tahu, tempe, dan sesekali ikan. Untuk sayur kurang dari 50 gram dan susu sekitar 40 - 50 gram perhari. Informan mengakui balita setiap hari hanya makan dengan jumlah seperti itu, hal ini disebabkan balita merasa sudah kenyang baik karena jajan maupun karena susu. Berikut kutipannya : “Ya kalo abis-abis kalo kagak ya kagak, kenyang kali makan itu jajanan juga kali ya. Jadi kenyang ama gituan. Susu 2 apa 3x setiap hari. Dia mau aja sih, cuma makannya kagak mau, kenyang ama susu. Ya maksudnya kalo nyusunya ampe 5 botol gitu ya sehari, gak mau makan, paling makannya dikit doang. Jadi dijatahin cuma 3x, paling kalo susu-susu warung tetep minum. ” Informan pendukung juga membenarkan jika cucunya makan dengan jumlah yang sedikit karena sangat sering jajan atau karena kebanyakan minum susu. Berikut kutipannya :

Dokumen yang terkait

Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan di Puskesmas Pekan Labuhan Tahun 2013

1 58 84

Karakteristik Dan Pola Asuh Keluarga Yang Memiliki Balita Dengan Berat Badan Bgm Di Wilayah Kerja Puskesmas Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara, Binjai Tahun 2014

0 31 95

Analisis pola asuh gizi ibu terhadap balita kurang energi protein (KEP) yang mendapat PMT-P di Puskesmas Pagedangan kabupaten Tangerang tahun 2010

9 80 325

Pertambahan Berat Badan Ibu Hamil dan Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2013-2015

0 7 140

Latar Belakang Tidak Meningkatnya Berat Badan Balita Setelah Mendapat Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P) di Wilayah Kerja Puskesmas Pamulang Tahun 2014

0 33 259

Karakteristik Dan Pola Asuh Keluarga Yang Memiliki Balita Dengan Berat Badan Bgm Di Wilayah Kerja Puskesmas Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara, Binjai Tahun 2014

0 0 12

Karakteristik Dan Pola Asuh Keluarga Yang Memiliki Balita Dengan Berat Badan Bgm Di Wilayah Kerja Puskesmas Cengkeh Turi Kecamatan Binjai Utara, Binjai Tahun 2014

0 0 2

HUBUNGAN ANTARA PRAKTIK PEMBERIAN MAKANANTAMBAHAN (PMT) DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BALITA

0 0 6

Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan di Puskesmas Pekan Labuhan Tahun 2013

0 2 25

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Peningkatan Berat Badan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan di Puskesmas Pekan Labuhan Tahun 2013

0 1 7