Faktor-faktor yang mendukung sikap Profesionalisme

1. Altruisme yaitu berani berkorban, mementingkan orang lainbukan diri sendiri: → sikap profesional: suka membantu, problem solver, membuat keputusan secara tepat, obyektif. 2. Komitmen terhadap kesempurnaan: → sikap profesional: efektif dan efisien, memberikanmengerjakan yang terbaik. 3. Toleransi →sikap profesional: adaptable, suka bekerjasama, komunikatif, bijaksana, minta tolong jika memerlukan. 4. Integritas dan karakter → sikap profesional: jujur, teguh, tidak plin- plan, percaya diri, berjiwa pemimpin, memberi teladan. 5. Respek kepada semua orang → sikap profesional dalam hal menerima kritik, menepati janji, memegang rahasia, menghormati orang lain, tahu diri. 6. Sense of duty → sikap profesional: disiplin, tepat waktu, taat aturan.

c. Faktor-faktor yang mendukung sikap Profesionalisme

Faktor-faktor yang mendukung sikap profesionalisme, dalam Royen 2007:13 adalah: 1. Performance Performance dapat di artikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja, penampilan kerja. Menurut Gibson, performance atau kehandalan serta prestasi kerja adalah hasil yang di inginkan dari prilaku, prestasi di hasilkan dalam urutan maupun kurun waktu tertentu. Sedangkan menurut Gomes prestasi kerja dapat di lihat dari: 1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja Universitas Sumatera Utara 3. Pengetahuan tentang pekerjaan 4. Pendapat atau pernyataan yang disampaikan. Berdasarkan defenisi-defenisi diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa performance adalah penghargaan yang di peroleh dari hasil pengetahuan yang di miliki dalam menghasilkan suatu kinerja pada satuan kurun waktu tertentu. 2. Akuntabilitas aparatur Akuntabilitas merupakan suatu kebijakan strategis, hal ini harus dapat di implementasikan untuk menciptakan kepatuhan pelaksanaan tugas dan kinerja pegawai. Akuntabilitas juga merupakan kewajiban untuk memberikan tanggung jawab kinerja kepada pihak-pihak tertentu. Hal ini didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut. 1. Adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel. 2. Menjamin penggunaan sumber-sumber daya secara konsisten dan sesuai dengan peraturan-peraturan. 3. Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah di tetapkan. 4. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang di peroleh. 5. Jujur, objektif, transparan dan inovatif. Dengan demikian akuntabilitas merupakan pertanggung jawaban kinerja dari seseorang atau sekelompok, kepada pihak-pihak yang memiliki wewenang sesuai dengan aturan yang ada. Universitas Sumatera Utara 3. Loyalitas Pegawai Loyalitas aparatur yang berkaitan dengan karakteristik sosok profesionalisme menurut Islami dalam Royen adalah kesetiaan di berikan kepada konstitusi, hukum, pimpinan, bawahan dan rekan sekerja, berbagai jenis kesetiaan tersebut terkait satu sama lain dan tidak ada kesetiaan yang mutlak di berikan kepada satu jenis kesetiaan tertentu dengan mengabaikan yang lainnya. Dengan demikian, maka para pegawai di harapkan supaya mampu menunjukkan loyalitas yang tinggi dalam seluruh aspek pekerjaannya. Loyalitas tidak memandang tingkatan artinya tidak membeda-bedakan pemberian pelayanan kepada setiap orang. 4. Kemampuan Aparaturpegawai Menurut Thoha, kemampuan merupakan salah satu unsur kematangan yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang di peroleh dari pendidikan dan pelatihan serta pengalaman. Profesionalisme pegawai sangat ditentukan oleh tingkat kemampuan pegawai yang tercermin dalam perilaku sehari-hari. Istilah tersebut mengacu kepada potensi pegawai dalam mengerjakan tugas dan bagiannya. Adapun aspek-aspek profesionalisme menurut Oemar Hamalik dalam Royen 2007:7 dapat menambah pemahaman terhadap profesionalisme yaitu: 1. Aspek potensial. Setiap tenaga kerja tentunya memiliki potensi-potensi yang bersifat dinamis, yang dapat dikembangkan dan terus berkembang. 2. Aspek profesionalisme. Setiap pegawai memiliki keahlian yang berbeda dari orang lain tergantung bidangnya masing-masing. Hal ini Universitas Sumatera Utara menyebabkan seseorang untuk terus meningkatkan keahliannya agar bisa bekerja lebih andal. 3. Aspek fungsional, para pegawai melaksanakan pekerjaannya yang di dasrkan pada hasil tepat guna artinya bekerja sesuai tugas dan fungsinya. 4. Aspek operasional, setiap pegawai dapat mendayagunakan kemampuan dan keterampilannya dalam proses dan prosedur pelaksanaan kerja yang di tekuninya. 5. Aspek personal, setiap pegawai harus memiliki sifat kepribadian yang menunjang pekerjaannya. 6. Aspek produktifitas artinya setiap pegawai harus memiliki motif kerja dan prestasi baik kualitas maupun kuantitas.

F. Defenisi konsep

Konsep merupakan istilah yang di gunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Berdasarkan uraian yang ada di atas maka yang menjadi konsep dalam penelitian ini adalah: a. Pembinaan adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan di dalam organisasi untuk meningkatkan profesionalisme kerja pegawai melalui pembinaan disiplin, karir dan juga etika pegawai agar tercapainya visi dan misi organisasi. b. Profesionalisme pegawai adalah keahlian, kemampuan atau kapasitas yang dimiliki pegawai dalam mengerjakan tugas dan bagiannya serta mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Universitas Sumatera Utara