Tidak setuju 100.0 Uji Hipotesis

5. Menciptakan suasana kekeluargaan, kebersamaan dan saling

memiliki Sekolah tidak hanya sebagai tempat belajar bagi para siswa, tetapi juga sebagai tempat untuk saling berbagi bersama teman ataupun guru atau dengan kata lain sebagai rumah kedua. Oleh sebab itu, perlu diciptakan suasana yang hangat dan kekeluargaan. Tabel 20 Siswasiswi kamu lebih suka duduk dikantin dari pada ikut bergotong royong dengan guru dan temanmu Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Sangat setuju - - - - Setuju 7 9.9 9.9 9.9 Kurang setuju 21 29.6 29.6

39.4 Tidak setuju

43 60.6

60.6 100.0

Total 71 100.0 100.0 Sumber: FC.17 Tabel diatas menunjukkan bahwa 43 responden 60.6 menyatakan tidak setuju dan 21 responden 29.6 menyatakan setuju yang berarti menolak pernyataan diatas. Mereka lebih memilih bergotong royong daripada duduk-dudk dikantin. Dengan bergotong royong mereka akan bisa jauh lebih dekat satu sama lain dan juga lebih dekat dengan para guru. Dengan demikian akan tercipta rasa kekeluargaan yang kuat dan rasa memiliki sekolah sehingga akan muncul niat untuk menjaga sekolah, tidak hanya nama tetapi juga bangunan karena sekolah merupakan rumah kedua bagi para siswa. Universitas Sumatera Utara IV.4. Analisis tabel silang IV.4.1. Hubungan Antara Penerapan Metode Belajar Cepat Dengan Kemampuan Menjawab Soal Extra Dari Guru Tanpa Bantuan Orang Lain Tabel 21 Hubungan Antara Penerapan Metode Belajar cepat Dengan Kemampuan Menjawab Soal Extra Dari Guru Tanpa Bantuan Orang Lain Siswasiswi mampu mengerjakan soal-soal tambahan extra dari guru tanpa bantuan orang lain Total sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju Menerapkan metode belajar cepat sangat setuju 2 7 1 1 11 Setuju 5 29 5 3 42 kurang setuju 14 1 15 tidak setuju 1 1 1 3 Total 8 51 6 6 71 Sumber: FC.09 dan 15 Berdasarkan data diatas, dapat diketahui penerapan metode belajar cepat yang dilakukan di Sekolah Madrasah Aliyah Negeri MAN Kisaran berpengaruh terhadap para siswa dalam menjawab soal-soal extra dari guru. Terdapat 53 responden yang menyatakan guru menerapkan metode belajar cepat untuk menghadapi kesulitan belajar. Hal ini berdampak positif karena 59 responden mampu untuk mengerjakan soal extra dari guru tanpa bantuan orang lain. Hanya 12 responden yang tidak bisa mengerjakan sendiri, dikarenakan mereka tidak benar mendengarkan guru saat menerangkan metode belajar cepat. Universitas Sumatera Utara

IV.4.2. Hubungan Antara Mengajarkan Secara Pribadi Bagi SiswaSiswi

Yang Menemukan Kesulitan Dengan SiswaSiswi Mampu Mengerjakan Soal- Soal Extra Dari Guru Tanpa Bantuan Orang Lain Tabel 22 Hubungan antara mengajarkan secara pribadi siswasiswi yang menemukan kesulitan dengan siswasiswi mampu mengerjakan soal exra dari guru tanpa bantuan orang lain Siswasiswi mampu mengerjakan soal-soal tambahan extra dari guru tanpa bantuan orang lain Total sangat setuju setuju kurang setuju tidak setuju Mengajarkan secara pribadi bagi siswasiswi yang menemukan kesulitan setuju 3 10 2 15 kurang setuju 3 20 2 4 29 tidak setuju 2 21 2 2 27 Total 8 51 6 6 71 Sumber: FC. 08 dan 16 Tabel diatas menunjukkan hubungan antara guru mengajarkan secara pribadi dengan siswasiswi mampu mengerjakan soal extra dari guru tanpa bantuan orang lain. Terdapat 56 responden yang menyatakan tidak setuju jika guru mengajarkan secara pribadi siswa yang menemukan kesulitan. Hal ini berarti, guru selalu menerangkan ulang di depan semua siswa sehingga siswa yang sudah paham menjadi lebih lebih paham. Dampak positifnya adalah 59 responden mampu menjawab soal extra tanpa bantuan orang lain. Namun, ketika 15 responden setuju dengan mengajarkan secara pribadi, maka 12 responden yang tidak bisa mengerjakan soal extra sendiri. Universitas Sumatera Utara

IV.5. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini akan menunjukkan seberapa besar peranan komunikasi antarpribadi guru dalam membentuk konsep diri yang berpengaruh dalam prestasi belajar atau akademis. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: Ha : terdapat pengaruh antara komunikasi antar pribadi guru dengan pembentukan konsep diri siswasiswi Sekolah Madrasah Aliyah Negeri Kisaran. Untuk menguji hubungan antara kedua variabel yang dikorelasikan, digunakan rumus koefisien Korelasi Tata Jenjang Rank Order Correlation Coefficient oleh Spearman. Rs =   1 6 1 2 2    N N d Keterangan: Rs rho = koefisien korelasi rank-order Angka 1 = bilangan konstan 6 = bilangan konstan d = perbedaan antara pasangan jenjang ∑ = sigma atau jumlah N = jumlah individu dalam sampel Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan rumus Spearman, maka diperoleh hasil yang dapat dilihat dari tabel berikut ini: Universitas Sumatera Utara Tabel Korelasi Komunikasi Antarpribadi dan Konsep diri Komunikasi antarpribadi Konsep diri Correlation Coefficient 1.000 .460 Sig. 2-tailed . .000 Komunikasi antarpribadi N 71 71 Correlation Coefficient .460 1.000 Sig. 2-tailed .000 . Spearmans rho Konsep diri N 71 71 Correlation is significant at the 0.01 level 2-tailed. Tabel diatas menunjukkan bahwa hasil korelasi dari variabel X dan Y data dapat dilihat dalam lampiran menujukkan bahwa terdapat kesesuaian ditujukan pada hubungan yang positif dan signifikan antara komunikasi antarpribadi guru dan konsep diri siswasiswi. Besarnya koefisien korelasi tata jenjang r s adalah 0.460. Dari output diatas dapat diketahui besarnya probabilitas adalah 0.000 lebih kecil dari 0.41-0.70 Ho ditolak dan Ha diterima yakni terdapat hubungan antara komunikasi antarpribadi dengan pembentukan konsep diri siswasiswi dan dua tanda bintang menunjukkan adanya korelasi yang signifikan. Berdasarkan skala Guilford, dengan hasil r s =0.460 berada pada skala 0.41-0.70 yang menunjukkan adanya hubungan yang cukup berarti antara komunikasi antarpribadi dengan konsep diri siswasiswi. Universitas Sumatera Utara

IV.6. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

Dokumen yang terkait

Komunikasi Antar Pribadi Orang Tua terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja pada Siswa Sekolah Menengah Umum Negeri 1 Berastagi.

1 36 116

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Korelasional Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Pengurus Panti Asuhan Terhadap Pembentukan Konsep Diri Anak-Anak Panti Asuhan Yayasan Elida Medan)

6 53 121

Komunikasi Antar Pribadi Dan Pembentukan Konsep Diri (Studi Kasus Mengenai Komunikasi AntarPribadi Orang Tua Terhadap Pembentukan Konsep Diri Remaja Pada Beberapa Keluarga di Medan)

11 139 114

Motivasi berprestasi dikalangan siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) V Cilincing Jakarta Utara

0 12 36

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk

0 3 16

KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI GURU TERHADAP MURID (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antar Pribadi Guru Terhadap Murid Dalam Membentuk

1 4 13

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN KEPERCAYAANDIRI PADA SISWA SISWI MADRASAH ALIYAH Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa Siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Demak.

0 2 14

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Kepercayaan Diri Pada Siswa Siswi Madrasah Aliyah Negeri 1 Demak.

0 2 9

KONTRIBUSI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK, KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI, KONSEP DIRI TERHADAP INTERAKSI Kontribusi Layanan Bimbingan Kelompok Komunikasi Antar Pribadi Konsep Diri Terhadap Interaksi Sosial Di Sekolah Pada Siswa kelas VII SMPN Di Kecamatan Punung

0 1 13

PERANAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI. pptx

0 0 2