Pengertian Ritual Ritual dan Doa

Dimensi ini mengacu pada pengharapan bahwa seseorang yang beragama paling tidak memiliki sejumlah minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi agama yang dianutnya. Glock melihat bahwa dimensi ini tidak selalu sejalan dengan prakteknya, tidak semua pengetahuan bersandar pada keyakinan. Seseorang dapat berkeyakinan kuat tanpa benar-benar memahami agamanya, atau kepercayaan bisa kuat atas dasar pengetahuan yang amat sedikit. 5 Dimensi Pengamalan Konsekuensi Konsekuensi komitmen agama berlainan dari keempat dimensi di atas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktek, pengalaman dan pengetahuan seseorang dari hari ke hari. Istilah “kerja” dalam pengertian teologis digunakan di sini. Walaupun agama banyak menggariskan bagaimana pemeluknya seharusnya berfikir dan bertindak dalam kehidupan sehari-hari, tidak sepenuhnya jelas sebatas mana konsekuensi agama merupakan bagian dari komitmen keagamaan atau semata-mata berasal dari agama.

B. Ritual dan Doa

1. Pengertian Ritual

Menurut bahasa, ritual atau ritus berarti upacara keagamaan. 38 Secara istilah, ritual berarti suatu sistem upacara yang bersifat magis atau religius. Sifat magis dalam ritual itu berbentuk kata-kata khusus yang bersifat rahasia yang biasanya terikat dengan suatu tindakan penting. 39 Dalam kamus Teologi, Gerald O’Collins dan Edward G. Farrugia mengartikan ritual sebagai catatan resmi yang berisikan doa-doa dan peraturan mengenai apa yang harus dilakukan dalam perayaan sakramen, upacara penguburan, pengucapan kaul publik, pemberkatan gereja dan upacara-upacara keagamaan lainnya. 40 Ritual merupakan bagian penting dari mekanisme agama sebagai suatu sistem religius, bahkan Betty R. Schraft menyebutkan bahwa praktek peribadatan ritual merupakan fakta pertama dalam agama. 41 Ritual yang terbangun dari simbol-simbol ini memperlihatkan secara nyata dimensi sosial praktek keberagamaan. Pelaksanaan ritual senantiasa menarik dan mengorganisir massa, menciptakan solidaritas sosial, mengindikasikan distribusi peran, serta distribusi hak dan kewajiban tertentu. Ajaran dan janji agama pada hakekatnya dialamatkan kepada massa yang membutuhkan keselamatan. 42 Menurut Kingsley Davis, ritus ibadat adalah bagian dari tingkah laku keagamaan yang aktif dan dapat diamati. Ritus ini tentu saja mencakup semua jenis tingkah laku seperti memakai pakaian khusus, mengorbankan nyawa dan 38 John M. Echol dan Hassan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, h. 448. 39 M. Dahlan Yacob al-Barry, Kamus Sosiologi-Antropologi Surabaya: Indah, 2001, h. 284. 40 Gerald O’Collins dan Edward G. Farrugia, Kamus Teologi Yogyakarta: Kanisius, 2001, Cet. 6, h. 278. 41 Betty R. Schraft, Kajian Sosiologi Agama Yogyakarta: PT. Tiara wacana, 1995, h. 10. 42 Roland Robertson, Agama: dalam analisa dan Interpretasi Sosiologis, h. 12. harta, mengucapkan ucapan-ucapan formal tertentu, bersemedi Mengheningkan cipta, menyanyi, menyanyikan lagu gereja, berdoa bersembahyang, memuja, mengadakan pesta, berpuasa, menari, berteriak, mencuci dan membaca. 43 Dari pengertian dan pernyataan di atas mengisyaratkan bahwa ritual merupakan pola tingkah laku keagamaan seseorang atau kelompok dalam menilai sesuatu yang sakral. Adapun ritual atau upacara keagamaan secara khusus mengandung empat aspek di dalamnya, yaitu: 44 1. Tempat upacara keagamaan dilakukan, yakni berhubungan dengan tempat- tempat keramat di mana upacara keagamaan dilakukan seperti makam, pura, candi, kuil, gereja, langgar, surau, masjid dan sebagainya. 2. Saat-saat upacara keagamaan dilakukan, yakni berhubungan dengan saat-saat beribadah, hari-hari keramat dan suci. 3. Benda-benda dan alat dalam upacara keagamaan, yakni berhubungan dengan benda-benda yang dipakai dalam upacara termasuk patung-patung yang melambangkan dewa-dewa, alat-alat bunyi-bunyian seperti lonceng suci, seruling suci, genderang suci dan lain sebagainya. 4. Orang-orang yang melakukan dan memimpin upacara, yakni berhubungan dengan para pelaku upacara keagamaan seperti imam, pendeta, biksu, syaman, dukun dan sebagainya.

2. Pengertian Doa