Sejarah Doa Kumail PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Sejarah Doa Kumail

1. Profil Kumail bin Ziyad an-Nakhai Kumail bin Ziyad an-Nakhai adalah sahabat pilihan Imam Ali as. Ketika Imam Ali as menjadi khalifah 35-40 H, beliau melantik Kumail menjadi wali kota Hait. Akhirnya setelah bertahun-tahun berjuang melawan penguasa zalim dan thagut, ia dibunuh atas perintah penguasa zalim bernama Hajaj bin Yusuf al- Tsaqafi pada tahun 83 H dalam usia 90 tahun. Kumail di makamkan di suatu tempat bernama Tsaubah, yang terletak di antara Najaf al-Asyraf dan Kufah di Irak. 68 Kumail bin Ziyad an-Nakhai adalah salah seorang sahabat Nabi yang terkenal di kalangan ulama baik ahlussunnah maupun Syiah. Ia merupakan seseorang yang beriman, memiliki perilaku yang baik, berkeyakinan teguh, istiqamah pada kebenaran, berjiwa besar, ikhlasnya tinggi, serta memiliki silsilah keturunan dari orang-orang yang baik. Dalam masyarakat ia dikenal sebagai seorang yang adil dan memiliki kedudukan yang tinggi. Kumail merupakan orang terdekat dari Imam Ali, beliau juga menjadi sahabat terdekat dari cucu Nabi yakni Imam Hasan. Beliau termasuk salah satu dari sepuluh sahabat Imam yang 68 Zaenab el-Fatah, Doa Kumayl, Artikel diakses tanggal 5 November 2007, dari http:www.member.ozemail.com terdekat. Beliau di kalangan Syiah terkenal karena keikhlasannya dan juga termasuk orang yang mencintai dan mengutamakan Amirul Mukminin. 69 Menurut para sejarawan Kumail bin Ziyad adalah orang yang bijak, selain itu ia juga merupakan seorang sahabat besar, pengikut yang setia dan salah seorang kepercayaan Imam Ali. Beliau mempercayakan rahasia-rahasianya kepada Kumail, sehingga pada kemudian hari ia termasuk dalam salah seorang perawi hadits-hadits rahasia dari Imam Ali as. Ia telah mencapai tahap tertentu dalam makrifat, pemuka sekelompok penganut makrifat, serta termasyhur karena kebajikan, pengetahuan, kezuhudan dan ketakwaannya. Mengenai kepribadian orang arif ini, cukuplah bila diingat salah satu hadits Imam Ali as yang terkenal dalam Nahjul Balaghah, diajarkan Imam Ali khusus kepadanya secara pribadi. Ada pula nasihat dan kata-kata Imam Ali yang hanya disampaikan kepada Kumail, yang kemudian terkumpul dalam buku Wasiat Imam Kepada Kumail atau lebih dikenal dengan nama Doa Kumail. Tidak ada orang lain yang mampu dan penuh gairah cinta untuk menyadari nilai-nilai yang diajarkan oleh Imam Ali. Karena itulah Kumail memiliki jiwa yang sangat besar dan makrifat yang sangat kuat. Imam Ali memilihnya untuk diberi pengetahuan yang tinggi karena ia memenuhi syarat untuk memahami kebenaran dan pengetahuan ilahi. 2. Riwayat Doa Kumail Dalam buku Iqbal al-Amal, Ibn Thawus menuturkan bahwa Kumail bin Ziyad an-Nakhai menyatakan pernah melihat Amirul Mukminin Ali bin Abi 69 Husain Anshariyan, Rihlah fi al-Afaq wa al-Amaq: Syarh Dua Kumail Qum: Anshariyan, 2004, h. 27-28. Thalib mengucapkan doa ini dalam keadaan bersujud pada pertengahan bulan Syaban. Dalam buku itu juga ia menyatakan pernah menemukan riwayat lain dari jalur berbeda mengenai kejadian di atas. Di dalam riwayat itu Kumail berkata: Suatu kali aku duduk bersama Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib di masjid Bashrah dengan sekelompok orang sahabat beliau, lalu seorang diantara mereka berdiri dan bertanya: Apa maksud ayat: Pada malam itu diuraikan segala urusan yang penuh hikmah? QS. Ad-Dukhan: 4. Kemudian Ali as menjawab: bahwa ayat ini mengenai nisfu Syaban pertengahan Syaban, demi zat yang nyawa Ali berada pada genggaman-Nya, baik dan buruk segenap hamba dibagikan pada malam pertengahan bulan Syaban hingga akhir tahun. Dan barang siapa yang menghidupkannya dengan amalan-amalan yang baik dan berdoa di waktu itu dengan doa Nabi Khidir, maka Allah akan menjawabnya. 70 Ketika Imam Ali pulang ke rumahnya, di malam itu juga Kumail menyusul beliau. Pada saat melihat Kumail, kemudian beliau bertanya: Apakah yang membawamu kemari, wahai Kumail?, Kumail pun menjawab: Doa Nabi Khidir. Kemudian Imam Ali pun mempersilahkan Kumail untuk duduk, lalu beliau berkata: Wahai Kumail, apabila engkau mengafal doa ini dan membacanya setiap malam Jumat atau sekali dalam sebulan atau sekali dalam setahun atau sekali seumur hidupmu, maka engkau akan diberi kecukupan, kemenangan, terhindar dari kejahatan dan diberi rezeki. Pengampunan Allah juga tidak akan pernah hilang darimu. Wahai Kumail, lamanya persahabatanmu 70 Musa Khazim, Doa-doa Pilihan Sayyidina Ali bin Abi Thalib AS Jakarta: Misbah, 2005, Cet.2, h. 11. denganku mewajibkanku untuk mengabulkan apa yang kau minta. Setelah itu Imam Ali menyuruh Kumail untuk mencatat apa yang ia katakan. Dalam Mafatih, muhaddits besar al-Qummi, yang dikutip dalam Mishbah- ul-Mutahajjid disebutkan bahwa doa ini adalah doa terbaik dan termasyhur sebagai doa Hadhrat Hidhr dan bahwa Imam Ali mengatakan kepada Kumail yakni salah seorang sahabat beliau untuk membacanya di malam nisyfu Syaban dan setiap malam Jumat. Dikatakan pula bahwa doa ini memperluas pintu rezeki dan melawan niat jahat musuh dan menghapuskan atau meluputkan dosa. Para ahli hadits memberikan dua kemungkinan penisbahan dan penyandangan doa ini pada Nabi Khidir: Pertama, penyandangan itu hanya terkait dengan kandungan doa dan bukan dengan kata-kata ataupun susunan kalimatnya. Kedua , penyandangan dan penisbahan doa ini kepada Nabi Khidir berkenaan dengan kandungan maupun susunan kalimatnya. Seperti yang terdapat pada buku Syarh Dua Kumayl, para ahli hadits sepakat bahwa doa ini didiktekan oleh Imam Ali bin Abi Thalib kepada Kumail bin Ziyad an-Nakhai sebagai doa Nabi Khidir. 71 3. Isi dan Tujuan Doa Kumail Setiap doa yang dipanjatkan sudah pasti mengandung isi atau makna. Adapun isi yang terkandung dalam doa Kumail antara lain: 72 1. Penghambaan Dalam doa Kumail terdapat bait-bait yang berisi tentang penghambaan. Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa hanya pada Allah saja tempat 71 Musa Khazim, Doa-doa Pilihan Sayyidina Ali bin Abi Thalib AS, h. 12. 72 Muhammad Mahdi al-Ashifi, Hakikat Munajat Bogor: Cahaya, 2004, Cet.1, h. 110. hamba meminta dan memohon, sedangkan hamba adalah makhluk yang hina-dina dan selalu dalam kekurangan. Doa merupakan manifestasi penghambaan pada Allah, maka tidak boleh berdoa kepada selain Dia. 2. Taubat Dalam doa Kumail juga terdapat bait-bait yang menyatakan tentang pertaubatan. Dalam doa ini seorang hamba mengakui dosa-dosa dan kesalahan yang pernah diperbuat sekaligus mengakui kelemahannya di hadapan Allah. Isi dalam doa Kumail ini menggambarkan penyesalan hati dan ratapan jiwa seorang hamba yang ingin kembali pada jalan penciptanya. Pada saat itulah seorang hamba memohon agar diampuni segala dosa-dosa dan keburukan-keburukannya dengan penyesalan yang sungguh-sungguh dan hati yang hancur luluh. 3. Ketundukan atau bentuk nyata dari merendahkan diri Tadharru Dalam doa Kumail terdapat bait-bait yang menyatakan tentang ketundukkan seorang hamba pada penciptanya. Berdoa kepada Allah adalah wujud kerendahan diri, ketundukkan dan untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ini berarti juga bahwa doa merupakan manifestasi iman kepada Allah. Seseorang yang tadharru maka ia akan merasa tidak berarti apa-apa di hadapan Allah. Hatinya pun akan bergetar bila disebut nama Allah. Dengan rendah diri di hadapan Allah, maka orang yang ber-tadharru tersebut tidak akan bersikap angkuh terhadap sesama manusia. 4. Memohon Pertolongan Istighasah Dalam doa Kumail juga terdapat bait-bait tentang permohonan kepada Allah. Dalam doa ini seorang hamba dapat mengungkapkan keperluan, kebutuhan, keinginan dan segala sesuatu yang ia cita-citakan kepada Allah. Karena tidak ada tempat untuk melarikan diri dari Allah dan tidak ada tempat berlindung kepada selain-Nya. 5. Kembali pada Allah Inabah Pada akhir doa tersebut maka seseorang akan kembali pada Allah, yakni merasa dekat dengan Sang pencipta karena telah mencurahkan segala permohonan dan keinginannya. Adapun tujuan dari pelaksanaan doa Kumail yakni untuk mendekatkan diri pada Allah. Apabila seseorang sudah merasa dekat dengan Tuhannya maka dengan mudah ia dapat mencurahkan segala keinginan dan kebutuhannya pada Sang pencipta. Ketika seorang hamba mencurahkan segala keinginan dan kebutuhannya pada Sang pencipta maka akan terpenuhilah kebutuhan spiritualnya. Setelah itu ia akan merasakan suatu ketenangan jiwa dan ketentraman bathin yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Ketenangan jiwa itu dapat dilihat pada terbentuknya sikap sufistik pada diri orang yang sering berdoa, yaitu sabar, ikhlas, ridha, qanaah, syukur, shidiq, istiqamah, raja dan tawakkal.

B. Ritual Doa Kumail di Islamic Cultural Center ICC