Fungsi Agama Agama dan Keberagamaan 1. Pengertian Agama

Jadi menurut penulis, agama adalah suatu sistem kepercayaan dan praktek, yaitu dimana masyarakat atau individu mempercayai dan menjalankan perintah agama sebagai pedoman hidup baik di dunia maupun di akhirat.

2. Fungsi Agama

Adapun yang dimaksud fungsi agama adalah peran agama dalam mengatasi persoalan-persoalan yang timbul di masyarakat yang tidak dapat dipecahkan secara empiris karena keterbatasan kemampuan dan ketidakpastian. Oleh karena itu, diharapkan agama menjalankan fungsinya sehingga masyarakat merasa sejahtera, aman, stabil dan sebagainya. Pemahaman mengenai fungsi agama tidak dapat dilepaskan dari tantangan-tantangan yang dihadapi manusia dan masyarakatnya. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa tantangan-tantangan yang dihadapi manusia dihadapkan pada tiga hal, yakni ketidakpastian, ketidakmampuan dan kelangkaan. Untuk mengatasi masalah tersebut maka manusia akan lari pada agama. Berikut inilah fungsi agama dalam kehidupan manusia, yaitu: 27 1. Fungsi Edukatif Manusia mempercayakan fungsi edukatif kepada agama yang mencakup tugas mengajar dan tugas bimbingan. Agama menyampaikan ajarannya dengan perantaraan petugas-petugasnya baik di dalam upacara perayaan keagamaan, khotbah, renungan meditasi, pendalaman rohani dan lain-lain.Untuk melaksanakan tugas itu ditunjuk sejumlah fungsionaris seperti dukun, kyai, 27 Hendropuspito, Sosiologi Agama, h. 38-57. pendeta, imam, nabi dan lain-lain. Mengenai yang disebut nabi ini penunjukkannya dilakukan oleh Tuhan. Kebenaran ajaran mereka harus diterima karena tak ada yang keliru, hal tersebut diyakini oleh para penganutnya bahwa mereka dapat berhubungan langsung dengan “yang ghaib” dan “yang sakral” serta mendapat ilham khusus darinya. 2. Fungsi Penyelamatan Setiap manusia menginginkan keselamatan baik dalam kehidupan sekarang maupun sesudah mati. Usaha untuk mencapai cita-cita tertinggi yang tumbuh dari naluri manusia sendiri itu tidak boleh dipandang ringan begitu saja. Jaminan untuk itu mereka temukan dalam agama. Agama mengajarkan dan memberikan jaminan dengan cara-cara yang khas untuk mencapai kebahagiaan di dunia maupun di akhirat yaitu: a. Agama membantu manusia untuk mengenal “yang sakral” dan “makhluk tertingi” atau Tuhan dan berkomunikasi dengan-Nya. b. Agama sanggup mendamaikan kembali “yang salah” dengan Tuhan dengan jalan pengampunan dan penyucian. 3. Fungsi Pengawasan Sosial Social Control Agama ikut bertanggung jawab akan adanya norma-norma susila yang baik yang berlaku di masyarakat. Karena hal itulah, agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Agama juga memberikan sanksi-sanksi yang harus dijatuhkan bagi orang yang melanggarnya dan melakukan pengawasan yang ketat atas pelaksanaanya. 4. Fungsi Memupuk Persaudaraan Mengenai fungsi ini, jika kita menyoroti keadaan persaudaraan dalam satu jenis golongan beragama saja misalnya umat islam tersendiri, umat kristen tersendiri maka menjadi teranglah bahwa agama masing-masing sungguh berhasil dalam menjalankan tugas “memupuk persaudaraan”. Karena baik agama Islam maupun Kristen masing-masing berhasil mempersatukan sekian banyak bangsa yang berbeda ras dan kebudayaannya dalam satu keluarga besar di mana mereka menemukan ketentraman dan kedamaian. 5. Fungsi Transformatif Kata transformatif berasal dari bahasa latin “transformare” artinya mengubah bentuk. Jadi fungsi transformatif yang dilakukan kepada agama berarti mengubah bentuk kehidupan masyarakat lama dalam bentuk kehidupan baru. Ini berarti mengubah nilai-nilai lama dengan menanamkan nilai-nilai baru. Sementara itu transformasi berarti juga mengubah kesetiaan manusia adat kepada nilai-nilai adat yang kurang manusiawi dan membentuk kepribadian manusia yang ideal. Thomas F. O’Dea menyebutkan ada enam fungsi agama, yaitu: 1 sebagai pendukung pelipur lara dan perekonsiliasi, 2 sarana hubungan transendental melalui pemujaan dan upacara ibadat, 3 penguat norma-norma dan nilai-nilai yang sudah ada, 4 pengoreksi fungsi yang sudah ada, 5 pemberi identitas diri dan 6 pendewasaan agama. 28 28 Dadang Kahmad, Sosiologi Agama, h. 130. Horton dan Hunt membedakan fungsi agama menjadi dua yakni fungsi manifes dan fungsi laten. Menurut mereka fungsi manifes agama berkaitan dengan segi doktrin, ritual dan aturan dalam agama. Namun yang perlu juga diketahui adalah fungsi laten agama. Dalam hal ini Durkheim terkenal karena pandangannya bahwa agama mempunyai fungsi positif bagi integrasi masyarakat, baik pada tingkat mikro maupun makro. Pada tingkat mikro, menurut Durkheim fungsi agama ialah untuk menggerakkan kita dan membantu kita untuk hidup, karena menurutnya melalui komunikasi dengan Tuhan orang yang beriman bukan saja mengetahui kebenaran yang tidak diketahui oleh orang kafir tetapi juga menjadi seseorang yang lebih kuat. Di segi makro agama pun menjalankan fungsi positif, karena memenuhi keperluan masyarakat untuk secara berkala menegakkan dan memperkuat perasaan serta ide kolektif yang menjadi ciri dan inti persatuan masyarakat tersebut. Melalui upacara agama yang dilakukan secara berjamaah maka persatuan dan kebersamaan umat dapat dipupuk dan dibina. 29

3. Ruang Lingkup Agama