metode kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam
kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.
14
Penelitian yang digunakan dalam skripsi ini menggunakan bentuk studi kasus, yaitu penelitian dimana berbagai jenis segi kehidupan suatu kelompok
sosial diteliti secara menyeluruh.
15
Studi kasus merupakan bentuk penelitian yang mendalam tentang aspek-aspek lingkungan sosial, lingkungan pendidikan,
keagamaan termasuk manusia di dalamnya. Bentuk studi kasus dapat diperoleh dari laporan hasil pengamatan, catatan pribadi, biografi orang yang diteliti dan
keterangan dari orang yang mengetahui tentang hal itu. Dalam skripsi ini, penulis memilih studi kasus terhadap jamaah doa Kumail di ICC.
2. Subjek Penelitian
Pada penelitian studi kasus, peneliti tidak melakukan populasi sampel sebagaimana survei dan eksperimen, melainkan subjek penelitian. Istilah subjek
penelitian menunjuk kepada orang atau individu ataupun kelompok yang dijadikan unit satuan kasus yang diteliti.
16
Subjek penelitian dalam skripsi ini adalah jamaah doa Kumail dan Pengurus-pengurus di ICC. Mengenai jumlah subjek yang akan diteliti, penulis
menetapkan 15 orang informan, yakni 10 orang informan laki-laki dan 5 orang informan perempuan, yang terdiri dari para jamaah doa Kumail dan pengurus di
14
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 21, h.4.
15
Kamanto Sunarto, Pengantar Sosiologi Jakarta: LPFE UI, 2000, h. 251.
16
Sanapiah Faisal, Format-format Penelitian Sosial Jakarta: Rajawali Press, 2003, h. 109.
ICC. Informan yang berasal dari pengurus ICC berjumlah 6 orang dan dari jamaah doa Kumail berjumlah 9 orang yang masing-masing mempunyai profesi
yang berbeda-beda seperti karyawan, mahasiswa, wartawan dan lain-lain. Menurut Strauss, tidak ada ketentuan baku mengenai jumlah minimal
subjek yang harus dipenuhi dalam suatu penelitian kualitatif, apabila data yang diperoleh sudah cukup memadai, maka dapat diambil subjek dalam jumlah kecil.
Dalam penelitian ini penulis memilih lebih banyak informan laki-laki dari pada informan perempuan karena pada umumnya mereka lebih bisa meluangkan waktu
untuk diwawancarai, selain itu informan laki-laki lebih terbuka dan objektif dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan Syiah dan doa Kumail. Selain itu
juga penulis memilih informan dari para jamaah doa Kumail dan pengurus di ICC, karena mereka mengetahui dan mendalami tentang ritual doa Kumail
sehingga memudahkan penulis untuk mengali lebih banyak informasi yang berkaitan dengan hal yang penulis teliti.
Ada perbedaan variasi antara jamaah laki-laki dan jamaah perempuan dalam mengekpresikan apa yang mereka rasakan ketika melaksanakan ritual doa
Kumail. Pada umumnya jamaah laki-laki lebih dominan dalam mengeluarkan ekspresinya, yakni pada saat berdoa ketika menangis mereka sangat lepas
dibandingkan jamaah perempuan. Walaupun sama-sama menangis, suara jamaah laki-laki lebih terdengar jelas dari pada jamaah perempuan. Akan tetapi
perbedaan variasi yang ada tidak mengurangi kekhusyuan mereka dalam menjalankan ritual doa Kumail.
3. Teknik Pengumpulan Data