Ali al-Naqi w. 254868 Hasan al-Askari w. 260873
Muhammad yang disebut sebagai al-Mahdi al-Muntazhar imam yang akan muncul pada akhir zaman
5. Al-Adl Keadilan Syiah menegaskan keadilan Allah yang mutlak itu menjadikan setiap
manusia harus percaya bahwa Allah wajib melakukan ash-shalah dan al-ashlah yang baik dan yang terbaik sehingga Dia pasti akan memberikan ganjaran pada
yang taat dan memberikan hukuman pada yang berdosa.
4. Doa dalam Ajaran dan Tradisi Syiah
Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, Doa merupakan senjata kaum mukmin, tonggak agama dan cahaya bagi langit dan bumi.
Demikian pula doa merupakan ciri khas kaum Syiah. Mereka banyak menulis tentang keutamaan dan
adab-adab dalam berdoa. Doa-doa yang diajarkan ahlul bait mencapai jumlah puluhan kitab doa, baik yang panjang maupun yang ringkas. Semua doa yang
diajarkan oleh ahlul bait itu mengandung tuntunan dari Rasulullah SAW. Pada hakikatnya doa-doa yang diajarkan oleh Rasulullah dan ahlul baitnya
yang terdapat dalam tradisi Syiah merupakan program hidup yang baik seorang muslim khususnya bagi kaum Syiah, yang akan menciptakan kekuatan iman
dalam dirinya, kekuatan akidah, dan semangat pengorbanan di jalan kebenaran, serta mengajarkan tentang rahasia ibadah dan kenikmatan bermunajat pada Allah
SWT. Doa-doa dalam tradisi Syiah pun mengajarkan sesuatu yang wajib dimengerti manusia berkaitan dengan agamanya, yang akan menjadikan seseorang
dekat dengan Allah SWT, sekaligus menjauhkannya dari segala bentuk
keburukan, hawa nafsu dan bidah yang bathil. Intinya, doa-doa mereka mengandung ringkasan berbagai pengetahuan keagamaan dari sudut pandang
akhlak dan pembersihan jiwa serta akidah Islam. Bahkan doa-doa mereka merupakan sumber utama bagi berbagai pendapat filosofis maupun pembahasan-
pembahasan ilmiah dalam masalah ketuhanan dan akhlak.
63
Berikut ini sebagian doa-doa yang terdapat dalam tradisi Syiah antara lain: 1. Doa Kumail
Doa Kumail berisi tentang doa Nabi Khidir as yang disampaikan oleh Imam Ali kepada sahabat dan penyimpan rahasia beliau yaitu Kumail bin Ziyad
an-Nakhai. Doa ini dianjurkan untuk dibaca setiap malam Jumat dan hari-hari besar Islam pada malam nisyfu Syaban 15 Syaban.
2. Doa Shabah Doa ini merupakan salah satu doa yang juga diajarkan Imam Ali pada
pengikutnya. Imam Ali biasa membaca doa ini setelah shalat shubuh dan setelah shalat sunah Shubuh. Dalam doa ini, pembaca akan dikenalkan oleh Imam Ali
kepada limpahan pengetahuan Ilahi dan hikmah dibalik penciptaan pagi hari. Inilah doa yang mengandung semua hal untuk membuka pagi hari dengan
semangat dan jiwa baru. 3. Doa Masylul
Doa ini diajarkan oleh Imam Ali kepada seorang yang lumpuh akibat dosa-dosa yang dilakukannya terhadap kedua orangtuanya. Dalam keadaan
menyesal dan menangis sedih, ia tertidur dan bermimpi bertemu Imam Ali yang kemudian mengajarkan doa ini kepadanya. Besok paginya, ia segera membaca
63
Muhammad Ridha Al-Muzhaffar, Ideologi Syiah Imamiyah Pekalongan: Al- Muammal, 2005, Cet. 1, h. 130-131.
doa ini dan kelumpuhannya pun segera sembuh dengan izin Allah. selain itu juga, doa ini mengandumg nama-nama suci Allah yang pada tiap nama itu terkandung
manfaat yang tak terkira. 4. Doa Munajat Syabaniyah
Sesuai dengan namanya, doa ini dibaca pada bulan Syaban, yakni bulan pengantar Ramadhan yang diberkahi. Dalam doa ini, Imam Ali memaparkan
makrifat Ilahi dan menunjukkan cita-cita tinggi seorang hamba untuk berpisah secara total dari selain Allah. Selain sangat kuat dalam sanadnya, munajat ini juga
dibaca oleh semua imam ahlul bait dan dijadikan sebagai bacaan rutin di bulan Syaban.
5. Doa Nudbah Doa Nudbah merupakan rintihan para wali Allah untuk menanti keadilan
yang menyeluruh bagi umat manusia. Dalam doa ini, para imam ahlul bait mengajarkan kita sejarah panjang perjuangan para nabi dan wali Allah dalam
mengemban risalah mereka. Doa ini biasa dibaca setiap pagi atau sore hari Jumat dan hari-hari besar Islam seperti Idul fitri dan Idul Adha.
6. Doa Arafah Doa ini merupakan doa yang diajarkan oleh Imam Husein. Doa ini
dianjurkan untuk dibaca pada tanggal 9 Zulhijjah, ketika para jamaah haji berada di padang Arafah.
7. Doa Jausyan Kabir Doa ini biasa dibaca pada bulan Ramadhan, yakni pada malam Lailatul
Qadar.
8. Doa Mafatihul Jinnan Doa mafatihul Jinnan merupakan karya dari Ayatullah abbas al-Kumy.
Doa ini mencakup semua doa-doa harian, termasuk tuntunan tentang shalat dan ibadah lainnya.
9. Doa Shahiffah Sajjadiyah Doa Shahiffah Sajjadiyah merupakan kumpulan doa-doa dari Imam Ali
Zainal Abidin, yaitu satu-satunya anak Imam Husain yang masih hidup setelah terjadinya peristiwa Karbala. Dalam doa ini beliau menggunakan metode yang
mengajarkan bagaimana mengagungkan, menyucikan, memuji, bersyukur, dan bertaubat kepada Allah SWT, juga mengajarkan bagaimana bermunajat dan
mengkonsentrasikan diri dalam memohon dan menyerahkan diri hanya kepada- Nya. Serta, metode yang memudahkan untuk memahami arti dan tata cara
bershalawat kepada nabi, rasul dan orang-orang pilihan-Nya. Di samping itu juga mengajarkan tentang bagaimana berbuat baik kepada kedua orangtua dan lain-
lain. Selain doa-doa di atas masih banyak lagi doa-doa yang terdapat dalam
tradisi Syiah yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
BAB III PROFIL ISLAMIC CULTURAL CENTER ICC
A. Sejarah Berdirinya Islamic Cultural Center ICC
Islamic Cultural Center ICC merupakan sebuah yayasan yang berbasis Islam yang berdiri pada tahun 1998 dengan nama Al-Huda yang terletak di
wilayah Tebet, Jakarta Selatan.Yayasan ini didirikan oleh Ust. Husein Shahab, Ust. Umar Shahab, O. Hashem, Ust. Jalaluddin Rakhmat, dan Haidar Bagir. Pada
tahun 2000 terjadi perubahan pada ADART yayasan ini, sehingga namanya pun diubah dari yayasan Al-Huda menjadi Islamic Center Jakarta ICJ. Kemudian
pada tahun 2003 yayasan ini pun pindah ke wilayah Buncit-Jakarta Selatan karena mendapatkan tempat yang lebih strategis dan bagus. Oleh karena itu, namanya
pun diubah lagi menjadi Islamic Cultural Center ICC sampai sekarang, dengan alamat jalan Buncit Raya Kav. 35 Pejaten Barat, Jakarta Selatan.
64
Islamic Cultural Center ICC didirikan karena selama tiga dekade terakhir ini perkembangan keagamaan di Indonesia menunjukkan perkembangan yang
cukup signifikan, seperti munculnya berbagai wacana baru dalam bidang keagamaan, antusiasme masyarakat dalam melakukan berbagai macam praktek
keagamaan, dan terbukanya ruang dialog antar kaum beriman yang semakin marak belakangan ini dapat dijadikan beberapa faktor dominan. Dalam hal ini,
agama Islam berperan penting bagi penyegaran dan praktek keagamaan di Indonesia. Sebagai mayoritas di negeri ini, umat Islam telah teruji dalam rentang
64
Wawancara dengan Ust. Ali Husein Alatas, Jakarta, 11 September 2007.