Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and for Year Then Ended
Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated
135
38. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN lanjutan
38. FINANCIAL RISK MANAGEMENT OBJECTIVES AND POLICIES continued
PENGELOLAAN MODAL CAPITAL MANAGEMENT
Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio
modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan imbalan bagi pemegang saham.
The primary objective of The Company’s capital management is to ensure that it maintains healthy
capital ratios in order to support its business and maximize shareholder value.
Perusahaan mengawasi
modal dengan
menggunakan rasio pengungkit gearing ratio dengan membagi utang neto dengan jumlah
modal. Kebijakan Perusahaan adalah menjaga rasio pengungkit di bawah 70. Perusahaan
menyertakan dalam utang neto, pinjaman bank jangka pendek, pinjaman jangka panjang dan
utang sewa pembiayaan, dikurangi kas dan setara kas. Termasuk dalam modal adalah semua
komponen ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk.
The Company monitors its capital using gearing ratio, by dividing net debts with the total capital.
The Company’s policy is to maintain the gearing ratio less than 70. The Company includes within
net debts. short-term bank loans, long-term loans and obligations under finance lease, less cash and
cash equivalents. Total capital includes all equity components attributable to owners of the parent.
2014
Pinjaman bank jangka pendek 325.408.957
Short term bank loan Pinjaman jangka panjang
20.854.098 Long term bank loan
Utang sewa pembiayaan 1.432.494
Obligation under finance lease
347.695.549
Dikurangi: kas dan setara kas 98.320.926
Less: cash and cash equivalent Pinjaman - neto
249.374.623 Loan - net
Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemilik ekuitas induk
1.144.407.725 Equity attributable to owner of the parent
entity Rasio pengungkit
22 Gearing Ratio
JAMINAN COLLATERAL
Terdapat aset tetap yang dijaminkan sehubungan pinjaman
Bank Bukopin
Syariah sebesar
Rp15.000.000. Pinjaman Bank Panin: a Pinjaman Rekening Koran PRK: Rp20 miliar, b Pinjaman
Berulang PB sublimit SLC-1 and or SKBDN-1: Rp285 miliar, c Pinjaman Tetap PT sublimit SLC-
2 and or SKBDN-2: Rp105 miliar, d Pinjaman Jangka Panjang PJP sublimit SLC-3 and or
SKBDN-3: Rp70 miliar, e Bank Garansi BG Big Bond. Performance Bond. Advance payment Bond:
Rp50 miliar. Pinjaman Bank Bukopin sebesar Rp10.000.000 dan pinjaman Indonesia Exim Bank:
a Fasilitas Kredit Modal Kerja Ekspor I: Rp25 miliar, b Fasilitas Kredit Modal Kerja Ekspor II
Sublimit Penerbitan LC danatau SKBDN dan Pembiayaan LC danatau SKBDN: Rp265 miliar.
lihat catatan 23 There is a fixed asset that guaranted releated to
Bank Loan in Bank Bukopin Syariah amounting to Rp15,000,000. Bank Loan in Bank Panin: a PRK:
USD 20 billion, b PB sublimit SLC-1 and or SKBDN-1: Rp285 billion, c PT sublimit SLC-2
and or SKBDN-2: Rp105 billion, d PJP sublimit SLC-3
and or
SKBDN-3: Rp70
billion, e BG Big Bond, Performance Bond. Advance
payment Bond: Rp50 billion. Bank Loan in PT Bank Bukopin amounted to Rp10,000,000 and
Bank Loan in Indonesia Exim Bank: a Facility of Working Capital Loan Export I: Rp25 billion, b
Facility of Working Capital Loan Export II Sublimit LC Issued andor SKBDN and LC finance andor
SKBDN: Rp265 billion. see notes 23
Disajikan dalam Ribuan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain
AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
As of December 31, 2014 and for Year Then Ended
Expressed in Thousands of Rupiah, Unless Otherwise Stated
136
39. KUASI REORGANISASI 39. QUASI REORGANIZATION
Krisis moneter yang melanda Indonesia yang dimulai pada pertengahan tahun 1997 berakibat kepada
merosotnya nilai mata uang Rupiah secara drastis. Hal ini berdampak terhadap kinerja Perusahaan yang
menurun tajam karena menanggung beban selisih kurs dan bunga dari utang yang sangat signifikan. Beban
yang terjadi menyebabkan Perusahaan mengalami kerugian berulang kali dari usahanya sehingga
mengalami defisit dalam jumlah yang material. The monetary crisis in Indonesia started in the middle of
1997 caused a drastic depreciation of Indonesian Rupiah. This affected to an extreme downturn of The
Company because it had to bear the foreign exchange expense and the significant interest expense from
liabilities. These expenses repeatedly caused The Company’s loss and material deficits.
Sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan tersebut berdampak terhadap kinerja Perusahaan yang
menurun tajam karena menanggung beban selisih kurs dan bunga dari pinjaman yang diperoleh Perusahaan
dalam mata uang Dolar Amerika Serikat yang mengalami kenaikan yang signifikan terhadap nilai tukar
Rupiah. As a result of the prolonged economic crisis. the
performance of The Company declined sharply due to the burden on foreign exchange expense and interest of
loans obtained in U.S. Dollars which increased significantly towards the value of rupiah.
Disamping itu, biaya operasional juga meningkat cukup tajam sebagai akibat kenaikan berbagai komponen
harga yang tidak terkendali. Keadaan ini menyebabkan Perusahaan mengalami gagal bayar atas pinjaman
kepada lembaga keuangan luar negeri. Sehubungan hal tersebut. Perusahaan mengalami saldo laba negatif
defisit pada laporan posisi keuangan tanggal 30 Juni 2011 yaitu sebesar Rp1.144.808.930 atau setara
dengan 86,71 dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.
In addition. operating costs were also rising sharply as a result of the various components of the increasing
price that were not controlled. This condition caused The Company to default on loans from financial
institutions abroad. In this regard. The Company had a negative retained earnings balance on the Statement of
Financial Position on June 30, 2014 amounting to Rp1,144,808,930 or equal to 86.71 of the issued and
paid-in capital.
Perusahaan memiliki prospek yang sangat baik pada kegiatan usahanya, dan ingin memperbaiki kinerja
keuangan sehingga dapat menjadi Perusahaan yang sehat.
Oleh karena
itu Perusahaan
telah merestrukturisasi sebagian besar utang Perusahaan
dengan cara konversi pokok utang menjadi modal saham dimana telah disetujui oleh para Pemegang
Saham Perseroan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB yang telah dilaksanakan
pada tanggal 3 Desember 2010. The Company had excellent prospects in the business
operations and wanted to improve its financial performance so that it could be a healthy company.
Therefore, The Company had restructured most of the debt by converting the debt to capital stock. This was
approved by the Shareholders in the Deed of Resolutions of Shareholders Extra Ordinary General
Meeting held on December 3, 2010.
Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No.AHU-60234.AH.01.02
Tahun 2010
tanggal 27 Desember 2010. This change was approved by the Minister of Justice
and Human Rights of Republic of Indonesia in his Decree No.AHU-60234.AH.01.02 Year 2010 dated
December 27, 2010.
Karena hal-hal
tersebut di
atas Perusahaan
membukukan defisit per 30 Juni 2011 sebesar Rp1.144.808.930
Perusahaan telah
mampu membukukan laba bersih selama beberapa tahun
terakhir walaupun laba bersih tersebut masih harus terus menutupi defisit yang disebabkan oleh krisis dan
restrukturisasi utang yang disebabkan di atas. Untuk mengeliminasi defisit Perusahaan melakukan kuasi
reorganisasi sesuai dengan PSAK 51 Revisi 2003 dengan menggunakan laporan posisi keuangan tanggal
30 Juni 2011 melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa RUPSLB yang diaktakan dengan Akta No.
20 tanggal 15 Desember 2011 Notaris H. Fedris S.H., di Bogor.
Due to the above reason. The Company noted a deficit for
June 30,
2011 amounting
to Rp1,144,808,930 The Company has noted net income
for several recent years even though the net income still has to offset the deficit caused by the crisis and
debt restructurization caused by the above reason. To eliminate the deficit, The Company did a quasi
reorganization in accordance with PSAK 51 revised 2003 by using statement of financial position of June
30, 2011 through the Extra Ordinary Shareholders General Meeting EGM, which was notarized by Deed
No. 20 dated December 15, 2011 by Notary H. Fedris. S.H., in Bogor.