dengan produktivitas berkisar 18 tonha. Tanaman kelapa sawit dapat menghasilkan buah secara optimal hingga usia 25 tahun, dengan puncak produksi pada umur 9
sampai 14 tahun hasil sekitar 27 ton per hektar dan mulai menurun setelah umur 20 tahun hasil sekitar 20 ton per hektar, tergantung pada klasifikasi jenis lahan tempat
penanaman kelapa sawit. Dari tandan buah segar TBS kelapa sawit dapat menghasilkan minyak kelapa sawit CPO sekitar 17 – 22 dan inti sawit PK
sekitar 4,6 – 5. Tingkat ekstraksi CPO dan PK dari tandan buah kelapa sawit sangat dipengaruhi oleh umur produksi, kondisi tanaman serta penanganan pasca panen.
Iyun Pahang;2006. Berdasarkan hasil penelitian terlihat bahwa luas kebun kelapa sawit time lag 5
tahun berpengaruh positif sebesar 11,4 namun tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penawaran CPO, hal ini karena penawaran CPO tidak hanya
dipengaruhi oleh produksi namun termasuk jumlah eksport dan stock. Berdasarkan data oil world jumlah produksi CPO dunia tahun 2009 sebesar 46,86 juta ton
sedangkan jumlah penawaran pada tahun 2009 adalah sebesar 84,11 juta ton atau hampir 2 kali lebih besar dari total produksi. Hal ini menyebabkan pengaruh luas
kebun kelapa sawit tidak signifikan terhadap penawaran CPO.
2. pengaruh biaya produksi cpo terhadap penawaran cpo dunia
Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh biaya produksi CPO terhadap penawaran CPO dunia adalah positif dan signifikan sebesar 102,2. Hasil temuan ini
Universitas Sumatera Utara
tidak sesuai dengan hipotesis penelitian yang memiliki pengaruh negatif terhadap penawaran CPO dunia.
Water Nicholson 2002 dalam bukunya Mikro Ekonomi Intermediate dan Aplikasinya
menyebutkan bahwa beberapa ahli ekonom menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran barang adalah biaya pada faktor produksi yang terdiri
dari biaya tenaga kerja, biaya bahan dan biaya langsung lainnya. Biaya produksi CPO berkaitan dengan biaya yang digunakan dalam proses produksi CPO, mulai dari
biaya yang dibutuhkan untuk investasi dan perawatan kebun kelapa sawit sampai dengan biaya pengolahan buah kelapa sawit menjadi CPO. Biaya-biaya tersebut
diantaranya adalah penanaman, biaya pupuk, biaya bahan lainnya, biaya tenaga kerja, biaya pabrikasi, dan sebagainya. Walter Nicholson juga menyebutkan bahwa
kenaikan tingkat upah akan menyebabkan harga barang yang diproduksi meningkat akibat produsen tidak mau rugi dalam kondisi normal, efeknya dalam pasar yang
kompetitif orang akan mengurangi pembelian mereka terhadap barang tersebut, sehingga konsekuensinya produsen akan mengurangi produksi. Produksi berkurang
pada akhirnya penawaran juga akan berkurang. Temuan pada penelitian ini menunjukkan bahwa biaya produksi berpengaruh
positif dan signifikan terhadap penawaran CPO, sehingga tidak sesuai dengan hipotesis disebabkan karena biaya produksi CPO selama ini tergolong paling murah
dengan produktivitas yang tinggi dibanding biaya produksi minyak nabati lainnya yang tergolong sama namun produktivitas kecil. Berdasarkan data oilword 2010
biaya produksi CPO pada tahun 2009 berkisar US 262 – US 275 per ton dengan
Universitas Sumatera Utara
produktivitas 3,7 ton CPOtahun per hektar bandingkan dengan biaya produksi minyak kedelai sebagai produk pesaing utama dengan biaya produksi berkisar US
290 – US 300 per ton dengan produktivitas berkisar 0,45 ton minyak kedelai per tahunhektar. Perbandingan produksi dan efektivitas CPO dengan minyak kedelai
sebagai barang subtitusi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.5. Analisa Produksi CPO dan Minyak Kedelai PARAMETER
MINYAK KEDELAI KELAPA SAWIT
Umur Tanaman Tanaman Semusim
Tanaman Tahunan 25 Tahun
Tempat Tumbuh Tropis Dan Subtropis
Tropis Basah Produksi TonHa rata-rata
2,5 18-20
Oil Extraction Ratio Randemen
18 CPO 20
PKO 2.25 Produksi Minyak TonHa
0,45 CPO 3,7
PKO 0.43 Produksi Th 2008
36,856 Minyak Kedelai
CPO 43,124 PKO 5,030
Lahan Produktif 000 Ha 81,902
11,520
Sumber : Oilword Annual 2009, Malaysian Palm Oil Board 2009, Iyung Pahan 2006 data diolah
Berdasarkan tabel di atas terlihat efektivitas dan produktivitas CPO jauh lebih tinggi dibanding produk subtitusi yaitu minyak kedelai sebagai pesaing utama.
Sehingga walaupun dengan harga pasar yang relatif lebih murah dibanding harga minyak kedelai, profit margin produksi CPO jauh lebih besar dibanding produk
subtitusi. Hal ini menyebabkan walaupun biaya produksi CPO dalam 10 tahun terakhir terus meningkat karena harga pupuk yang terus melonjak tinggi, namun
Universitas Sumatera Utara
masih jauh lebih menguntungkan dibanding produk subtitusi. Kondisi ini tentunya menyebabkan luas kebun kelapa sawit tetap tumbuh dan terus meningkat walaupun
biaya produksi juga meningkat. yang pada akhirnya membuat penawaran CPO terus meningkat.
3. Pengaruh produksi minyak kedelai dunia terhadap penawaran CPO dunia Hasil analisis menunjukkan bahwa pengaruh produksi minyak kedelai dunia
terhadap penawaran CPO dunia adalah negatif dan signifikan sebesar 15,4. Hasil temuan ini sesuai dengan hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa produksi
minyak kedelai dunia memiliki pengaruh negatif terhadap penawaran CPO dunia. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi minyak kedelai dan penawaran
CPO dunia berpengaruh dan saling mempengaruhi. Hasil ini sesuai dengan penelitian Chambers dan Bailey 1996 dan Tomek 2000 yang menyimpulkan dua faktor yang
sangat berpengaruh terhadap pembentukan harga komoditas panganpertanian, yakni faktor produksipanen serta produksi komoditas sejenis sebagai subtitusi.
Minyak kedelai merupakan pesaing utama CPO, namun produktivitas yang rendah menyebabkan pertumbuhan produksi minyak kedelai kalah bersaingan dengan
pertumbuhan produksi CPO dunia. Pada kurun waktu 10 tahun terakhir pertumbuhan produksi CPO dunia rata-rata sebesar 9,2, sementara pertumbuhan minyak kedelai
sebagai pesaing utama hanya sebesar 3,8 data oilword annual;2010. Namun adanya issu lingkungan yang diangkat masyarakat Eropa dan Amerika sebagai
produsen minyak kedelai menyebabkan pembatasan CPO di pasar eropa. Hal ini dilakukan dengan cara pengetatan aturan ekspor CPO di eropa yang harus memiliki
Universitas Sumatera Utara
sertifikat RSPO Roundtable on Sustainable Palm Oil. Pemberlakukan aturan ini selain bertujuan untuk peningkatan keperdulian lingkungan juga untuk mengontrol
pertumbuhan ekspor CPO di Eropa, sehingga dapat menjaga kestabilan harga minyak kedelai di pasar eropa. Peningkatan produksi minyak kedelai tentunya akan
berpengaruh langsung terhadap suplai CPO dunia khususnya di eropa. Namun hal ini tidak akan begitu berpengaruh pada suplai CPO di China dan India, karena dengan
keunggulan harga yang relative jauh lebih murah dibanding minyak nabati lainnya seperti kedelai, CPO masih jadi pilihan utama di kedua Negara tersebut.
4. Pengaruh penawaran CPO dunia terhadap harga Crude Palm Oil CPO dunia