Tipe II: Program SPP PNPM Memuaskan

cara membayar cicilan sehingga representasi sosial yang terbentuk pada pikiran mereka adalah pembayaran cicilan pinjaman SPP PNPM. Kesulitan mereka dalam pembayaran pinjaman tersebut biasanya disebabkan oleh keterpurukan ekonomi keluarga, kegagalan usaha yang pernah mereka jalankan, ataupun uang yang seharusnya mereka gunakan untuk membayar cicilan terpaksa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang lain. Mereka memahami “Program SPP PNPM adalah pinjaman” dari segi makna yang negatif. Oleh karena itu, kepada mereka dibutuhkan suatu pendampingan yang bisa memotivasi mereka agar lebih percaya diri untuk bisa berusaha dan menggunakan uang pinjaman tersebut sebagai modal. Namun, hal yang berbeda juga diungkapkan oleh beberapa responden sebagai berikut: ‘angsuran harus dibayar secara teratur, jangan sampai ada yang double. Kalau didouble terus ntar kita susah bayarnya. Selain itu, waktu penagihan kita harus bayar tepat waktu’ . YY, 34 tahun ‘jika mendapatkan pinjaman SPP PNPM yang penting setorannya harus benar’. MT, 80 tahun ‘yang terpenting dalam mengikuti Program SPP PNPM adalah kita harus bayar setoran tiap bulan sama ketua kelompok. Biar bayarnya mudah, uang nya harus dipake buat usaha sehingga uang pinjaman itu ada hasilnya’. WJR, 60 tahun Pernyataan di atas berbeda dengan pernyataan responden yang sebelumnya. Responden tersebut sama-sama memiliki representasi sosial tipe I, tetapi mereka lebih mengarah kepada “Program SPP PNPM adalah pinjaman” yang bermakna positif. Mereka merasa memiliki kewajiban untuk membayar pinjaman mudah SPP PNPM secara tepat waktu karena uang pinjaman tersebut digunakan untuk usaha. Oleh karena itu, representasi sosial terhadap Program SPP PNPM tipe I ini memiliki dua makna yang berbeda, yaitu makna yang sifatnya positif dan makna yang bersifat negatif.

5.2.2 Tipe II: Program SPP PNPM Memuaskan

Jumlah responden yang memiliki representasi sosial tipe II Program SPP PNPM memuaskan adalah lima orang 9,62 persen. Responden dengan representasi sosial tipe II ini merasa puas dan memiliki keyakinan yang positif terhadap program. Karakteristik responden yang memiliki representasi sosial tipe II “Program SPP PNPM memuaskan”, dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Jumlah dan Persentase Responden yang Memiliki Representasi Sosial tipe II berdasarkan Karakteristik Individu n=52 Karakteristik Individu Uraian Jumlah N Usia 25 tahun 25-35 tahun 3 60 36-46 tahun 2 40 46 tahun Tingkat Pendidikan Tidak tamat SD SD atau sederajat 3 60 SMP atau sederajat 2 40 SMA atau sederajat Status Perkawinan Kawin 5 100 Cerai 0 Janda 0 Sumber pendapatan Suami 3 60 Istri 1 20 Istri dan suami 1 20 Anak Pendapatan istri Tidak memiliki pendapatan 3 60 Rp. 300.000,- 1 20 Rp.300.000,- sampai Rp.600.000,- 1 20 Rp.600.000,- 0 Pendapatan Suami Tidak memiliki pendapatan 1 20 Rp. 500.000,- Rp.500.000,- sampai Rp.1000.000,- 3 60 Rp.1000.000,- 1 20 Jumlah Tanggungan Tidak memiliki tanggungan 1-3 orang 4 80 4-5 orang 1 20 Lebih dari 5 orang Kata-kata yang muncul pada representasi sosial tipe II ini terdiri dari: mudah membayar cicilan, membantu, senang, berterimakasih, bermanfaat, bebas, cicilan dengan bunga yang ringan, menguntungkan, butuh, dan bersyukur lihat Lampiran 1. Berikut adalah beberapa pernyataan responden. ‘Alhamdulillah saya sangat bersyukur mendapat pinjaman dari desa. Karena uangnya bisa membantu keuangan keluarga’. ASR, 50 tahun ‘Kalau bisa saya ingin ditambah lagi jumlah pinjamannya. Karena sangat bermanfaat’. TT, 35 tahun Pernyataan di atas adalah dua dari beberapa pernyataan responden yang mengungkapkan kepuasan mereka terhadap program. Responden yang memiliki representasi sosial tipe II merasakan keuntungan dari Program SPP PNPM yang bisa berupa keuntungan mendapatkan tambahan modal usaha dan keuntungan karena uang pinjaman SPP PNPM bisa mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tabel 9 menunjukkan bahwa lima orang responden yang memiliki representasi sosial tipe II sebagian besar berada pada usia 25-35 tahun 60 persen. Namun, jumlah tersebut tidak jauh berbeda dengan sebagian responden yang memiliki usia 36-46 tahun 40 persen dan tidak terdapat responden yang memiliki usia di atas 46 tahun. Bila dibandingkan dengan tingkat usia responden yang memiliki representasi sosial tipe I banyaknya jumlah responden 33,34 persen memiliki usia di atas 46 tahun, responden yang memiliki representasi sosial tipe II memiliki tingkat usia yang relatif lebih muda. Tingkat pendidikan responden yang memiliki representasi sosial tipe II ini bisa dikatakan lebih tinggi daripada responden yang memiliki representasi sosial tipe I, yaitu sebesar 60 persen responden memiliki tingkat pendidikan SD atau sederajat dan sebesar 40 persen responden memiliki tingkat pendidikan SMP atau sederajat. Tingkat pendidikan responden yang lebih tinggi bisa membawa mereka pada kesadaran dalam mematuhi peraturan program. Semua responden dengan representasi tipe II ini berstatus “kawin”, dengan sumber pendapatan keluarga yang relatif lebih merata, yaitu bersumber dari suami 60 persen, bersumber dari istri 20 persen, dan bersumber dari suami dan istri 20 persen. Hal tersebut berarti sebesar 40 persen dari responden memiliki usaha atau pekerjaan yang bisa memberikan tambahan bagi pendapatan rumah tangga mereka. Meskipun jumlah pendapatan yang mereka dapatkan tidak lebih dari Rp.600.000,-, hal tersebut dirasakan cukup oleh mereka. Pada aspek pendapatan suami dan jumlah tanggungan, responden tipe I dengan responden tipe II memiliki kemiripan, yaitu jumlah pendapatan suami secara dominan berjumlah Rp.500.000,- hingga Rp.1000.000,- setiap bulannya 60 persen dengan jumlah tanggungan keluarga juga sebanyak satu sampai tiga orang 80 persen. Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan responden yang lebih tinggi, status perkawinan, sumber pendapatan yang lebih merata, pendapatan istri dan suami yang mencukupi, jumlah tanggungan sebagian besar tidak lebih dari empat orang, membuat responden tidak merasakan kekurangan dalam hidup mereka sehari-hari. Pinjaman SPP PNPM yang mereka dapatkan bukanlah satu-satunya sumber yang mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan yang mendesak lainnya, melainkan hanya sebagai tambahan dalam memenuhi kebutuhan termasuk sebagai tambahan modal usaha yang mereka miliki. Bisa dikatakan pinjaman SPP PNPM yang menjadi tambahan keuangan responden tersebut membuat responden merasakan kepuasan dalam menggunakannya, dan mereka tidak merasakan kesulitan dalam membayar cicilan SPP PNPM setiap bulannya.

5.2.3 Tipe III: Pinjaman SPP PNPM Mengkhawatirkan

Dokumen yang terkait

Efektivitas Simpan Pinjam Kelompok Perempuan (SPP) PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Tigalingga Kecamatan Tigalingga Kabupaten Dairi

8 81 118

Fungsi Lembaga Simpan Pinjam Perempuan (SPP) dalam Meningkatkan Ekonomi Rumah Tangga di Nagari Tanjuang Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar

1 65 117

Pengaruh Program Simpan Pinjam Perempuan Terhadap Tingkat Sosial Ekonomi Keluarga ( Studi Kasus Pada PNPM-MP Kelompok SPP ) Di Desa Sinonoan Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal

2 61 114

Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam Pada Koperasi Menurut PP No.9 Tahun 1995 (Studi Pada Koperasi Pegawai Negeri Guru SD Kec, Binjai Barat Di Kota Binjai)

0 30 154

Disfungsi Pelaksanaan Simpan Pinjam Bagi Perempuan (SPP) Dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-Mpd) di Desa Batu Anam, Kecamatan Rahuning, Kabupaten Asahan

1 44 87

Efektivitas Pelaksanaan Kegiatan Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Pedesaan Di Desa Longkotan Kecamatan Silima Pungga-Pungga Kabupaten Dairi

2 64 128

Efektivitas Pelaksanaan Program Simpan Pinjam Perempuan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan di Kecamatan Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang

5 58 146

Partisipasi perempuan dalam kegiatan simpan pinjam kelompok perempuan (SPP) (kasus PNPM Mandiri perdesaan di salah satu desa di kabupaten Banyumas)

0 5 181

Implementasi Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MP) Dalam Meningkatkan Status Ekonomi Keluarga Miskin

4 69 162

KAJIAN TINGKAT KESEJAHTERAAN KELOMPOK SIMPAN PINJAM PEREMPUAN (SPP) PROGRAM PNPM MANDIRI DI DESA KEMAWI KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS - repository perpustakaan

0 0 15