BAB V REPRESENTASI SOSIAL PROGRAM SIMPAN PINJAM UNTUK
KELOMPOK PEREMPUAN SPP PNPM MANDIRI PEDESAAN
DI DESA GUNUNG MENYAN
Representasi sosial peserta Program Simpan Pinjam untuk Kelompok Perempuan SPP PNPM di Desa Gunung Menyan terdiri atas elemen-elemen
representasi sosial dan tipe representasi sosial Program SPP PNPM Mandiri Pedesaan.
5.1 Elemen-Elemen Representasi Sosial Program SPP PNPM Mandiri
Pedesaan
Representasi sosial terdiri dari empat elemen, yakni informasi, keyakinan, pendapat, dan sikap tentang suatu obyek
Abric 1976 dalam Deaux Philogene 2001. Elemen-elemen ini terorganisasi dan terstruktur kemudian membentuk
suatu sistem sosial-kognitif seseorang.
5.1.1 Elemen Informasi Information Responden mengenai Program SPP
PNPM Mandiri Pedesaan
Elemen informasi pada representasi sosial Program SPP PNPM dilihat dari pengetahuan responden yang menjadi anggota kelompok peserta program
terhadap Program SPP PNPM yang mereka ikuti. Pengetahuan terhadap Program SPP PNPM terdiri dari pengetahuan mengenai syarat-syarat mengikuti program,
prosedur pelaksanaan program, aturan program, serta sanksi-sanksi terhadap pelanggaran dalam mengikuti program.
Tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh responden pada satu kelompok yang sama bisa saja berbeda-beda satu sama lainnya. Hal tersebut terjadi karena
pada pelaksanaan Program SPP PNPM di Desa Gunung Menyan tidak pernah dilakukan suatu diskusi atau rapat yang secara khusus membahas mengenai
program. Berdasarkan data yang didapatkan di lapangan diketahui bahwa responden yang memiliki pengetahuan tinggi mengenai Program SPP PNPM
berjumlah sebelas orang 21,15 persen, responden yang memiliki pengetahuan sedang mengenai Program SPP PNPM berjumlah 32 orang 61,54 persen, dan
responden yang memiliki pengetahuan rendah mengenai program berjumlah
sembilan orang 17,31 persen. Dapat dikatakan bahwa secara dominan responden memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam mengikuti Program SPP PNPM,
sehingga menandakan bahwa responden mendapatkan informasi yang cukup baik
mengenai program. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 11.
Gambar 11. Tingkat Pengetahuan Responden mengenai Program SPP PNPM
Mandiri Pedesaan n=52 Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang sedang
terhadap program. Sedikitnya jumlah responden yang memiliki tingkat pendidikan rendah mengenai program 17,31 persen menunjukkan bahwa mereka pada
umumnya memiliki pengetahuan yang cukup baik dalam mengikuti Program SPP PNPM. Mereka mengetahui tujuan dari Program SPP PNPM, sasaran dari
Program SPP PNPM, kegunaan dari dana SPP PNPM yang diberikan, peraturan, serta sanksi yang harus mereka patuhi sebagai penerima pinjaman SPP PNPM.
Pengetahuan yang mereka miliki akan semakin meningkat seiring dengan bertambahnya waktu keterlibatan mereka di dalam Program SPP PNPM .
Pengetahuan responden yang cukup baik mengenai Program SPP PNPM, tidak menjamin mereka akan memiliki perilaku yang baik dalam mengikuti
Program SPP PNPM. Meskipun mereka mengetahui dana SPP PNPM itu adalah pinjaman, banyak diantara mereka yang menunggak dalam membayar cicilan
setiap bulannya. Hal ini terlihat pada 46 persen dari responden lihat Gambar 18 berperilaku tidak patuh dalam mengikuti Program SPP PNPM. Mereka tidak
menggunakan uang pinjaman SPP PNPM sebagai modal usaha serta mengembalikan pinjaman dengan tidak tepat waktu menunggak dan jumlah
yang tidak sesuai dengan yang ditetapkan tergantung pada banyak uang yang
20 40
60 80
Rendah Sedang
Tinggi 17.31
61.54
21.15
Persentase Tingkat
Pengetahuan
Tingkat Pengetahuan Responden
mereka miliki untuk membayar cicilan. Hal tersebut terjadi karena permasalahan ekonomi yang mereka alami. Banyak diantara responden yang mempergunakan
uang pinjaman untuk berobat, untuk membayar sekolah anak, atau bahkan untuk membiayai kebutuhan yang bukan kebutuhan pokok seperti membangun rumah,
membayar kredit motor, membayar hutang. Bagi mereka, memenuhi kebutuhan hidup terlebih dahulu lebih penting daripada membayar cicilan pinjaman SPP
PNPM. Akibatnya pada saat tanggal pembayaran cicilan jatuh tempo mereka
merasa tidak sanggup untuk membayarnya dan akhirnya menunggak cicilan.
Pengetahuan responden yang cukup baik mengenai Program SPP PNPM tidak berarti bahwa sosialiasi terhadap program dilaksanakan dengan baik.
Pertemuan peserta program dengan pelaksana program hanya dilakukan sebanyak tiga kali sebelum dana dicairkan, dimana sosialisasi terhadap program hanya
dilakukan sekali yaitu pada pertemuan yang ke tiga. Apalagi ketika sosialisasi responden terkesan “asal datang” tanpa memberikan pendapat dan pertanyaan
pada sosialisasi tersebut. Sosialisasi mengenai program yang hanya sekali selama satu tahun perguliran dirasakan responden tidak cukup untuk memberikan
pengetahuan yang baik kepada mereka. Responden mengaku bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai program lebih banyak dari percakapan
komunikasi dengan sesama anggota ataupun dengan ketua kelompok mereka. Responden memiliki pengetahuan tentang bentuk Program SPP PNPM
yang mereka ikuti. Sebanyak 31 orang responden 59,62 persen mengetahui bahwa tujuan dari Program SPP PNPM adalah untuk memberikan kesempatan
pada perempuan untuk meningkatkan pendapatan dan keterampilan mereka, dan 21 orang responden 40,38 persen tidak mengetahui tujuan Program SPP PNPM
yang mereka ikuti. Selain itu, 26 orang responden 50 persen yang mengetahui sasaran dari program, 46 orang responden 88,46 persen mengetahui bahwa dana
pinjaman SPP PNPM digunakan untuk memodali kegiatan usaha ekonomi yang mereka miliki, 49 orang responden 94,23 persen mengetahui bahwa jumlah dana
SPP PNPM yang didapatkan peserta program pada perguliran yang pertama adalah Rp. 500.000,-, dan 37 orang responden 71,15 persen mengetahui waktu
pembayaran cicilan harus dilakukan. Kemudian 26 orang responden 50 persen mengetahui jumlah uang cicilan yang harus mereka bayarkan setiap bulannya, 32
orang responden 61,54 persen mengetahui syarat yang harus dipenuhi agar peserta program mendapatkan dana SPP PNPM pada perguliran selanjutnya, 24
orang responden 46,15 persen mengetahui peraturan yang harus dipatuhi peserta program dalam melaksanakan Program SPP PNPM , dan 37 orang responden
71,15 persen mengetahui sanksi-sanksi terhadap pelanggaran dalam mengikuti Program SPP PNPM. Tetapi, hanya lima orang responden 9,62 persen yang
mengetahui darimana dana pinjaman SPP PNPM tersebut dibiayai. Berdasarkan penjelasan di atas, secara keseluruhan informasi yang dimiliki
oleh responden mengenai Program SPP PNPM cukup baik, meskipun masih terdapat beberapa informasi yang tidak diketahui oleh beberapa responden.
5.1.2 Elemen Keyakinan dan Pendapat Responden mengenai Program SPP