I -73 Mesin-mesin ini tidak menghasilkan gas buang hasil pembakaran BBM.
Mesin yang menghasilkan kebisingan tertinggi adalah mesin Automatic Cup Sealer ACS seri FRG2001E. Mesin ini menghasilkan tingkat kebisingan sebesar
63-70 dBA. Nilai ini masih berada pada ambang yang diperkenankan untuk industri atau perkantoran. Hal ini disebabkan karena mesin ini merupakan mesin
elektrik yang tidak menggunakan komponen pengolah bahan bakar minyak. Pengaruh industri ini terhadap lingkungan sosial yang mungkin terjadi
adalah mengurangi pengangguran dengan sedapat mungkin melakukan perekrutan tenaga kerja setempat.
Dengan kondisi-kondisi di atas, maka industri ini belum memerlukan upaya pengendalian dampak lingkungan.
4.2.5 ASPEK FINANSIAL
b. Perhitungan Biaya
Perhitungan biaya terdiri dari perhitungan biaya investasi, biaya produksi langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, biaya overhead pabrik, dan biaya
penyusutan.
1. Biaya Investasi
Biaya investasi meliputi biaya pendirian bangunan pabrik, biaya mesin dan peralatan produksi, serta perlengkapan kantor. Rincian perkiraan biaya
investasi ditunjukkan pada tabel 4.25 berikut.
I -74 Total
investasi awal
yang dibutuhkan
adalah sebesar
Rp. 450.600.000,00. Sumber modal yang akan digunakan terdiri dari modal
sendiri dan modal pinjaman berupa leasing mesin dan alat transportasi. Pinjaman akan diperoleh melalui pinjaman usaha Bank Mandiri yang akan
diterima pada tahun pertama setelah pabrik dibangun tepat akan beroperasi. Adapun rincian sumber modal adalah berikut.
Modal sendiri sebesar 71 = Rp.
320.400.000,00 Modal pinjaman sebesar 29
= Rp. 130.200.000,00 Adapun perhitungan pengembalian modal dijelaskan berikut ini :
Jangka waktu pinjaman adalah 3 tahun Pokok pinjaman Rp. 130.200.000,00
Bunga pinjaman 19 flat Rincian angsuran yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut.
Tabel 4.27 Perhitungan Pengembalian Pinjaman
TAHUN POKOKRp BUNGA
Rp TOTAL ANGSURAN
Rp. tahun ANGSURAN PER
Rp. bulan
1 44.400.000
21.312.000 65.712.000
5.476.000 2
44.400.000 21.312.000
65.712.000 5.476.000
3 44.400.000
21.312.000 65.712.000
5.476.000 Sumber : Hasil perhitungan
2. Biaya Produksi Langsung
Pembelian bahan baku dilakukan terhadap pemerintah daerah tingkat kabupaten, kecamatan, dan kelurahan. Perusahaan dikenakan retribusi sebesar
Rp.20,00liter. Pada awal produksi, perusahaan mengambil air sebanyak 5000 literhari untuk menghasilkan output harian. Sehingga memberikan retribusi
sebesar Rp. 1.000.000,00bulan Perhitungan Biaya produksi langsung dihitung untuk tiap unit produk
dalam karton yang terdiri dari 48 cup masing-masing berisi 220 ml air. Perincian biaya produksi untuk tiap karton produk dihitung sebagai berikut.
I -75
Tabel 4.28 Biaya produksi langsung tiap karton
Sumber : Hasil perhitungan
3. Biaya Tenaga Kerja Langsung
Biaya tenaga kerja langsung merupakan upah tenaga kerja yang melakukan pekerjaan langsung berkaitan dengan lantai produksi. Pengawas
mesin bukan termasuk tenaga kerja langsung karena pengawas mesin tersebut termasuk dalam struktur organisasi langsung di bawah manajer produksi.
Seluruh upah tenaga kerja mengalami kenaikan 10 pada tahun keempat.
Tabel 4.29 Upah tenaga kerja langsung
ELEMEN PEKERJAAN JUMLAH TENAGA KERJA
UPAH Rp. bulan
Bagian transportasi 1
600000 Pengemasan
4 2000000
Material handling 2
1000000
JUMLAH 3600000
Sumber : Hasil perhitungan
4. Biaya Overhead Pabrik
Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya telepon, biaya listrik, biaya administrasi dan pajak, gaji tenaga kerja tak langsung, dan biaya penyusutan.
Rincian gaji seluruh tenaga kerja lebih rinci dijelaskan pada lampiran.
Tabel 4.30 Biaya overhead pabrik
BIAYA OVERHEAD BIAYA Rp. bulan
Biaya Listrik 800.000
Biaya Telepon 500.000
Biaya Transportasi 1.000.000
Biaya Administrasi 700.000
Gaji pimpinan 1.500.000
Gaji karyawan 8 orang 6.900.000
JUMLAH 11.400.000
NO NAMA
JENIS BAHAN HARGA Rp
1 Air
Baku 225
2 Cup
Pendukung 3.840
3 Sedotan
Pendukung 4
Isolasi Pendukung
125 5
Karton Pendukung
1.950 Total biaya bahan tiap karton
6.140
I -76
Sumber : Hasil perhitungan
5. Biaya Penyusutan
Biaya penyusutan atau depresiasi merupakan biaya yang dialokasikan selama umur ekonomis dari suatu investasi. Dalam penelitian ini, depresiasi
dihitung terhadap bangunan, mesin, mobil, motor, dan peralatan produksi. Perhitungan depresiasi menggunakan metode straight-line dimana nilai aset
berkurang secara linear terhadap umur ekonomisnya. Contoh perhitungan depresiasi terhadap mesin Reverse Osmosis adalah
sebagai berikut. Depresiasi
= harga total – nilai sisa Umur ekonomis
Depresiasi mesin RO = Rp. 4.000.000,00 – Rp. 500.000,00 5
= Rp. 700.000,00 tahun Total depresiasi per bulan adalah Rp. 24.546.667,00. Nilai depresiasi
setiap bulan sebesar Rp. 2.045.556,00
c. Kenaikan Biaya Produksi