Pengendalian Hama dan Penyakit Pemanenan

54 anorganik yang digunakan bermacam-macam, seperti : NPK, Phoska, TSP, Urea dan ZA. Pupuk organik digunakan untuk pemupukan dasar yang dilakukan satu kali yaitu pada saat sebelum menebar bibit. Seluruh petani responden melakukan pemupukan dasar dengan tujuan untuk merangsang peranakan tanaman horenso. Pupuk anorganik digunakan untuk pemupukan rutin yang dilakukan sekitar dua kali selama masa tanam. Adapun tahapan untuk pemupukan rutin adalah sebagai berikut : a. Pemupukan rutin pertama dilakukan 10-14 hari setelah tebar dengan komposisi pupuk NPK sebesar 125 kgha dan pupuk Phoska sebesar 175 kgha. b. Pemupukan rutin kedua dilakukan 25-30 hari setelah tebar dengan komposisi pupuk Phoska sebesar 175 kgha dan pupuk TSP sebesar 200 kgha. Terdapat beberapa petani responden yang tidak mengikuti anjuran penggunaan pupuk dengan melakukan pemupukan kurang atau lebih dari tiga kali. Persentase pemupukan petani responden dijelaskan pada Tabel 15. Tabel 15. Persentase Pemupukan Petani Responden pada Tahun 2011 Pemupukan Jumlah Persentase Sesuai anjuran 18 60 Tidak sesuai anjuran 12 40 Total 30 100 Ketidaksesuaian pemupukan yang dilakukan petani responden dengan anjuran penggunaan pupuk mengakibatkan perbedaan jumlah hasil panen yang diperoleh oleh petani responden.

5.4.6 Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama dan penyakit dilakukan petani responden sesuai dengan kondisi hama dan penyakit yang menyerang lahan pertanian. Petani responden sering menggunakan obat cair untuk mengendali hama dan penyakit pada tanaman horenso seperti curacron, supergrow, score, rohastic, calicron, bestox, dursban, agrimex dan lain-lain. Selain itu, digunakan juga obat padat seperti vandozeb, dithane, antracol, dan lain-lain. Jenis obat-obatan yang 55 digunakan oleh petani responden adalah insektisida, fungisida, obat daun dan perekat. Penggunaan obat-obatan disesuaikan dengan kondisi tanaman. Jenis hama yang paling sering menyerang tanaman horenso adalah ulat. Intensitas pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan petani responden bervariasi, namun rata-rata dilakukan 4-6 kali selama masa tanam. Adapun persentase pengendalian hama dan penyakit yang dilakukan oleh petani responden dijelaskan pada Tabel 16. Tabel 16. Persentase Penggunaan Obat-obatan Petani Responden pada Tahun 2011 Intensitas per satu musim tanam Jumlah Persentase 3 4 13,33 4 8 26,67 5 5 16,67 6 7 23,33 7 3 10 8 2 6,67 8 1 3,33 Total 30 100 Pengendalian hama dan penyakit dilakukan dengan mencampurkan beberapa jenis obat menjadi larutan dengan kapasitas tujuh belas liter untuk sekali pengobatan. Pengobatan dilakukan dengan cara disemprot, oleh karena itu alat yang diperlukan untuk mendukung kegiatan pengendalian hama dan penyakit adalah tangki penyemprot obat. Pengobatan dilakukan saat pagi atau sore hari dan dilakukan hanya oleh satu orang tenaga kerja.

5.4.7 Pemanenan

Pemanenan horenso dilakukan setelah tanaman berusia 45-50 hari. Hal ini dikarenakan pada usia tersebut tanaman horenso sedang berada pada kondisi ideal. Bobot ideal untuk horenso yang akan dipanen adalah 50 gram. Cara memanen horenso adalah dengan mencabut seluruh tanaman tersebut hingga ke akar. Pencabutan harus dilakukan secara hati-hati agar tidak merusak tanaman. Terdapat dua cara panen yang dilakukan oleh petani responden, yaitu panen sekaligus dan panen bertahap. Hal ini terkait dengan jumlah permintaan di pasar. Horenso yang merupakan sayuran eksklusif memiliki pasar yang sangat spesifik. Hal ini membuat permintaan komoditas tersebut belum tetap. Oleh 56 karena itu, sebagian besar petani responden melakukan pemanenan secara bertahap agar tetap dapat memenuhi kebutuhan pasar namun tidak berlebihan dan terbuang. Persentase cara panen petani responden dijelaskan pada Tabel 17. Tabel 17. Persentase Cara Panen Petani Responden pada Tahun 2011 Pemanenan Jumlah Persentase Panen sekaligus 7 23,33 Panen bertahap 23 76,67 Total 30 100 Metode pemanenan bertahap dianggap petani responden lebih baik daripada pemanenan sekaligus karena pada pemanenan bertahap petani dapat menyesuaikan waktu panen dengan harga yang sesuai. Hal ini juga menjadi alasan petani responden banyak memilih metode panen bertahap. VI ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI HORENSO Analisis pendapatan usahatani horenso yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui tingkat penerimaan dan pengeluaran petani responden serta perbandingan dari penerimaan dan pengeluaran tersebut. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh petani responden dalam melakukan kegiatan usahatani horenso. Oleh karena itu, analisis pendapatan usahatani horenso yang dilakukan terdiri dari analisis penerimaan, analisis biaya, analisis pendapatan serta analisis RC rasio usahatani horenso.

6.1 Penerimaan Usahatani Horenso