Konsep Efisiensi dan Inefisiensi

33

3.1.5. Konsep Efisiensi dan Inefisiensi

Dalam suatu kegiatan usahatani, proses produksi yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk menghasilkan produk dengan jumlah besar, melainkan juga untuk mencapai efisiensi dalam penggunaan faktor-faktor produksi. Efisiensi merupakan perbandingan antara produk yang dihasilkan dengan faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi, dimana asumsi dasarnya adalah produksi untuk mencapai keuntungan maksimum dengan biaya minimum. Petani yang rasional akan menggunakan faktor produksi selama nilai tambah yang dihasilkan oleh tambahan faktor produksi tersebut sama atau lebih besar dengan tambahan biaya yang diakibatkan oleh tambahan faktor produksi tersebut. Menurut Soekartawi 2002, konsep efisiensi terbagi menjadi efisien teknis technical efficiency, efisiensi harga priceallocative efficiency, dan efisiensi ekonomis economic efficiency. Efisiensi teknis merupakan pengalokasian faktor produksi yang sedemikian rupa sehingga menghasilkan produksi dalam jumlah yang besar. Efisiensi harga dapat dicapai pada kondisi dimana petani dapat memperoleh keuntungan yang tinggi dari kegiatan usahatani yang dilakukan. Sedangkan efisiensi ekonomis dapat dicapai pada kondisi dimana penggunaan faktor produksi sudah dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Dengan demikian apabila petani menerapkan efisiensi teknis dan efisiensi harga maka produktivitas akan semakin tinggi. Sementara Farrel 1957 dalam Coelli et al 1998 menjelaskan bahwa efisiensi terdiri dari dua komponen yaitu efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Efisiensi teknis memperlihatkan kemampuan usahatani untuk memperoleh hasil maksimal dari penggunaan sejumlah faktor produksi tertentu. Efisiensi alokatif memperlihatkan kemampuan usahatani untuk menggunakan proporsi faktor produksi optimal sesuai dengan harganya dan teknologi produksi yang dimilikinya untuk mencapai keuntungan maksimum. Sedangkan penggabungan dari efisiensi teknis dan efisiensi alokatif akan menjadi efisiensi ekonomi. Farrel 1957 juga menjelaskan bahwa terdapat dua pendekatan dalam perhitungan efisiensi, yaitu pendekatan input dan pendekatan output. Pendekatan input akan dijelaskan melalui kurva sebagai berikut: 34 Gambar 4. Efisiensi Teknis dan Alokatif Sumber : Coelli et al 1998 Pada kurva di atas digambarkan ba wa kurva AA’ menunjukkan kurva isocost dan BB’ menunjukkan kurva isoquant. Jika usahatani menggunakan faktor produksi pada titik P, maka jarak sepanjang SP adalah inefisiensi teknis yang merupakan jumlah faktor produksi yang dapat dikurangi tanpa mengurangi jumlah produk yang dihasilkan. Titik S pada kurva merupakan titik yang efisien secara teknis karena titik tersebut berada pada kurva isoquant. Secara matematis, nilai efisiensi teknis ditulis sebagai berikut : TE i = 0S0P = 1-SP0P ........................................................................... 3.3 Notasi i menunjukkan nilai efisiensi teknis dengan pendekatan orientasi input. Nilai TE i menunjukkan derajat efisiensi teknis yang dapat dicapai dimana besaran nilainya berkisar antara 0 dan 1. Sedangkan efisiensi alokatif dapat dihitung jika rasio harga input ditunjukkan oleh kurva isocost AA’. Jarak sepanjang RS pada kurva adalah inefisiensi alokatif yang menunjukkan biaya yang dapat dikurangi untuk mencapai efisiensi alokatif. Adapun nilai efisiensi alokatif dirumuskan sebagai berikut : AE i = 0R0S ........................................................................................... 3.4 Efisiensi ekonomis pada ak irnya ditunjukkan ole titik S’ yang merupakan perpaduan antara efisiensi teknis dan efisiensi alokatif. Selain itu kurva SS’ juga merupakan kurva isoquant yang menunjukkan kondisi efisien secara penuh. Secara matematis efisiensi ekonomis dirumuskan sebagai berikut : EE i = TE i x AE i = 0S0P x 0R0S = 0R0P ....................................... 3.5 35 Daryanto 2002 diacu dalam Khotimah 2010 menjelaskan bahwa terdapat dua pendekatan alternatif untuk menguji sumber-sumber inefisiensi teknis. Pendekatan yang pertama adalah prosedur dua tahap. Tahap pertama merupakan pendugaan terhadap skor efisiensi efek inefisiensi bagi individu perusahaan, dan tahap kedua merupakan pendugaan terhadap regresi dimana skor efisiensi inefisiensi dugaan dinyatakan sebagai fungsi dari variabel sosial ekonomi yang diasumsikan mempengaruhi efek inefisiensi. Sedangkan pendekatan yang kedua adalah prosedur satu tahap dimana efek inefisiensi dalam stochastic frontier dimodelkan dalam bentuk variabel yang dianggap relevan dalam menjelaskan inefisiensi dalam proses produksi. Pada penelitian ini, model inefisiensi yang digunakan mengacu pada model Coelli et al 1998. Dalam perhitungan inefisiensi teknis, digunakan variabel u i yang diasumsikan bebas dan distribusinya terpotong normal dengan N µ, σ 2 . Nilai parameter distribusi µ efek inefisiensi teknis dapat diperoleh melalui perhitungan sebagai berikut : μ = δ + Z it δ + w it ................................................................................... 3.6 Z it pada perhitungan tersebut adalah variabel penjelas yang merupakan faktor dengan ukuran 1xε yang nilainya konstan, δ adala parameter skalar yang dicari nilainya dengan ukuran 1xM.

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional