Analisis Pendapatan Usahatani Metode Pengolahan dan Analisis Data

40 lain-lain. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini adalah 30 petani horenso. Pemilihan jumlah responden dikarenakan jumlah tersebut sudah cukup kuat untuk menunjukkan keragaman populasi. Pemilihan responden penelitian dilakukan secara purposive.

4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data primer dan sekunder yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui keragaan usahatani horenso pada Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Sedangkan analisis kuantitatif dilakukan untuk mengidentifikasi pendapatan usahatani horenso serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi dan efisiensi teknis horenso pada Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur. Pengolahan dan analisis data yang telah diperoleh dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel, Minitab 14, dan Frontier 4.1. Dari pendekatan tersebut diperoleh hasil analisis pendapatan usahatani horenso serta faktor-faktor yang mempengaruhi efisiensi dan inefisiensi usahatani horenso.

4.3.1. Analisis Pendapatan Usahatani

Dalam melakukan analisis pendapatan usahatani, perlu dilakukan pencatatan seluruh penerimaan total dan biaya total usahatani dalam satu musim tanam. Penerimaan total adalah nilai produk total dalam jangka waktu tertentu. Biaya total adalah nilai semua input yang dikeluarkan untuk proses produksi. Soekartawi 2002 menjelaskan bahwa pendapatan usahatani dibedakan menjadi pendapatan atas biaya tunai dan biaya total. Pendapatan atas biaya tunai adalah pendapatan atas biaya yang benar-benar dikeluarkan oleh petani. Sedangkan pendapatan atas biaya total adalah penadapatan dimana semua input milik keluarga juga diperhitungkan sebagai biaya. Secara matematis, perhitungan penerimaan total, biaya dan pendapatan dirumuskan sebagai berikut : TR = P y x Y TC = TFC + TVC π tunai = TR total - TC tunai π tunai = TR total – TC tunai + Bd 41 dimana : TR total : Total penerimaan tunai usahatani Rupiah TC tunai : Total biaya tunai usahatani Rupiah π : Pendapatan Rupiah Bd : Biaya yang diperhitungkan Rupiah P y : Harga output Rupiah Y : Jumlah output kg TVC : Total biaya variabel Rupiah TFC : Total biaya tetap Rupiah Penerimaan usahatani terbagi atas penerimaan tunai dan penerimaan total. Penerimaan tunai merupakan nilai uang yang diterima dari penjualan produk usahatani, yaitu jumlah produk yang dijual dikalikan dengan harga jual produk. Penerimaan total usahatani merupakan keseluruhan nilai produksi usahatani baik dijual, dikonsumsi keluarga dan dijadikan persediaan. Selain itu, biaya usahatani juga dibagi menjadi dua, yaitu biaya tunai dan biaya total. Biaya tunai adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi kebutuhan usahatani. Sedangkan biaya total adalah seluruh nilai yang dikeluarkan bagi usahatani, baik tunai maupun tidak tunai. Analisis RC rasio merupakan alat analisis dalam usahatani yang berfungsi untuk mengetahui kelayakan dari kegiatan usahatani yang dilaksanakan dengan membandingkan nilai output terhadap nilai inputnya atau dengan kata lain membandingkan penerimaan usahatani dengan pengeluaran usahataninya. Analisis RC rasio dilakukan untuk mengetahui besarnya penerimaan yang dihasilkan dari setiap rupiah yang dikeluarkan pada suatu kegiatan usahatani. Jika rasio RC bernilai lebih dari satu RC 1, maka usahatani layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika rasio RC bernilai kurang dari satu RC 1, maka usahatani tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Analisis RC rasio dilakukan berdasarkan jenis biaya yang dikeluarkan, yaitu biaya tunai dan biaya total. Adapun rumus RC rasio atas biaya tunai adalah sebagai berikut : RC atas Biaya Tunai = 42 Sedangkan rumus RC rasio atas biaya total adalah sebagai berikut: RC atas Biaya Total = Suratiyah 2008 menjelaskan bahwa Break Even Point atau BEP terbagi menjadi dua, yaitu BEP unit dan BEP harga. BEP unit adalah analisis yang digunakan untuk menentukan dan mencari jumlah barang yang harus dijual pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul. Sedangkan BEP harga adalah analisis yang digunakan untuk menentukan harga yang harus didapatkan petani untuk menutupi biaya-biaya yang timbul. Break Even Point atau BEP hanya dapat terjadi pada saat nilai total penerimaan sama dengan nilai total biaya yang dikeluarkan TR=TC. Perhitungan BEP unit dirumuskan sebagai berikut : Sedangkan perhitungan BEP harga dirumuskan sebagai berikut :

4.3.2. Spesifikasi Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier