10 Begitu pula efisiensi teknis yang dicapai oleh petani akan mempengaruhi besar
kecilnya pendapatan yang didapat petani tersebut. Maka dari itu diperlukan informasi mengenai pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi
efisiensi teknis. Tingkat pendapatan usahatani dan efisiensi teknis yang dijalankan dapat digunakan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan untuk kombinasi
input usahatani yang optimal dan kebijakan pertanian untuk masa datang. Mengacu pada permasalahan yang telah diuraikan, perumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Bagaimana tingkat pendapatan usahatani horenso di Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur?
2. Apakah usahatani horenso yang dilakukan Kelompok Tani Agro Segar Desa
Ciherang Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur sudah efisien secara teknis? 3.
Faktor-faktor sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi tingkat efisiensi teknis usahatani horenso yang dilakukan Kelompok Tani Agro Segar Desa
Ciherang Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk :
1. Menganalisis tingkat pendapatan usahatani horenso di Kelompok Tani Agro
Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur 2.
Menganalisis efisiensi teknis usahatani horenso di Kelompok Tani Agro Segar Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.
3. Menganalisis faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi tingkat
efisiensi teknis usahatani horenso yang dilakukan Kelompok Tani Agro Segar Desa Ciherang Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur
11
1.4 Manfaat
Dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak :
1. Petani horenso sebagai bahan masukan dan tambahan informasi dalam upaya
peningkatan produktivitas dan pendapatan usahatani pada pengelolaan usahatani horenso di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.
2. Pemerintah daerah sebagai tambahan informasi dan masukan dalam upaya
penyusunan strategi dan kebijakan pertanian yang lebih baik dan peningkatan kesejahteraan petani horenso di Kecamatan Pacet Kabupaten Cianjur.
3. Sebagai informasi dan literatur bagi para peneliti yang akan melakukan
penelitian lebih lanjut pada bidang yeng berkaitan dengan penelitian ini.
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Karakteristik Horenso
Horenso atau sering juga disebut sebagai bayam Jepang merupakan sayuran yang termasuk ke dalam genus Spinacia. Sayuran ini hanya dikonsumsi
bagian daunnya dan sering dijumpai di masakan Jepang. Berbeda dengan bayam lokal Amaranthus, horenso kurang cocok dibudidayakan di daerah panas. Hal ini
dikarenakan tanaman sayur tersebut akan cepat berbunga dan tidak menumbuhkan banyak daun.
Bayam berasal dari Amerika dan Selandia Baru. Di Eropa dan Australia, awalnya bayam adalah tanaman hias. Baru ditahun 1960-an penduduk Australia
mulai mengenal bayam sebagai bahan makanan. Dua jenis bayam yang dikenal di Indonesia adalah bayam cabutbayam sekulbayam putih dan bayam tahunbayam
skopbayam kakap. Bayam cabut disukai karena enak, lunak, memberikan rasa dingin di perut, dan melancarkan pencernaan. Bayam tahun memiliki ciri utama
daun lebar
1
. Sama dengan jenis bayam lokal, horenso juga kaya akan kandungan zat
gizi yaitu vitamin dan mineral. Vitamin yang banyak terkandung dalam bayam Jepang adalah vitamin K, A, C, B1, B2, B6, asam folat, dan vitamin E. Secangkir
bayam rebus merupakan sumber vegetable mangan, magnesium, besi, kalsium, kalium, tembaga, fosfor, dan seng. Horenso merupakan sumber vitamin K yang
baik, dimana vitamin ini sangat berperan dalam pengaktifan berbagai jenis protein yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Beberapa riset menunjukkan
vitamin K yang terkandung dalam horenso berperan sebagai antipenuaan, mencegah penyakit jantung dan stroke, dan bertindak sebagai racun dalam sel-sel
kanker, tetapi tidak membahayakan sel-sel yang sehat. Sayuran ini juga merupakan sumber vitamin A yang sangat baik yang dapat bermanfaat untuk
organ penglihatan, kekebalan tubuh, pembentukan serta pemeliharaan sel-sel kulit, saluran pencernaan, dan selaput kulit. Selain itu horenso merupakan sumber
zat besi yang baik dan sangat berguna bagi penderita anemia. The journal of
1
www.madhealth.nettagskanker [ Diakses pada tanggal : 7 Maret 2011]
13 Experimental Neurology juga menyebutkan bahwa horenso mengandung 13
senyawa Flavonoid yang berfungsi sebagai anti oksidan dan anti kanker
.
Rasa yang enak dan manfaat yang berlimpah bagi kesehatan menjadikan horenso sebagai komoditas sayuran eksklusif yang mulai berkembang dan banyak
diminati konsumen. Konsumen tidak segan membeli sayuran horenso ini dengan harga yang relatif tinggi, yaitu sekitar Rp12.000 per kg untuk horenso non organik
dan Rp28.000 per kg untuk horenso organik. Teknik budidaya horenso cukup sederhana. Hal pertama yang harus
dilakukan adalah menentukan lahan yang sesuai, yaitu lahan yang memiliki pH tanah 5,5-6,5; suhu udara 20-30° C; kelembaban 60-90 dan bebas dari limbah
pencemaran. Kemudian lahan dibedeng dan diberi pupuk dasar berupa pupuk kandang. Setelah dua minggu, bibit sudah dapat ditanam dengan cara ditebar.
Untuk penanaman pada musim hujan, lahan yang ditanami horenso perlu ditutup dengan plastik atau mulsa untuk menghindari pembusukan pada tanaman.
Sedangkan penyiraman hanya dilakukan pada penanaman di musim kemarau. Setelah itu dilakukan pemupukan, penyiangan dan pengendalian HPT secara
bekala hingga waktu panen. Waktu yang dibutuhkan untuk dapat memanen horenso adalah sekitar 1,5-2 bulan. Hasil panen horenso dapat langsung dijual ke
pasar ataupun melalui kelompok tani.
2.2. Penelitian Terdahulu