Penanaman Penyiangan Pemupukan Usahatani Horenso

53

5.4.3 Penanaman

Penanaman horenso yang dilakukan petani responden tergolong mudah. Dapat dikatakan demikian karena seluruh petani responden di lokasi penelitian menggunakan metode penanaman langsung tebar, dimana proses penanaman tersebut tidak perlu melalui proses pembibitan terlebih dahulu. Pada metode penanaman langsung tebar, bibit yang telah dibeli dapat langsung ditebar pada lahan pertanian yang telah tersedia tanpa harus dilakukan perlakuan khusus pada bibit.

5.4.4 Penyiangan

Penyiangan dilakukan dengan membuang atau mencabut tanaman pengganggu yang berada di sekitar bedeng ataupun sayuran yang pertumbuhannya terganggu. Seluruh petani responden menggunakan tenaga kerja wanita untuk melakukan penyiangan. Penyiangan dilakukan sebanyak 4-6 kali saat usia tanaman telah mencapai 25 hari, dimana pada usia tersebut pertumbuhan tanaman sedang berada pada tingkat maksimal. Penyiangan dilakukan oleh petani responden dengan tujuan untuk mencabut tanaman yang dapat mengganggu pertumbuhan horenso, membuang tanaman yang dapat menyaingi penyerapan unsur hara, menghindari serangan hama dan penyakit, dan menggemburkan tanah disekitar tanaman horenso. Pada kegiatan usahatani horenso yang dilakukan petani responden, penyulaman tidak dilakukan. Hal ini terkait dengan metode penanaman yang dilakukan oleh petani responden yaitu metode langsung tebar, sehingga penyulaman tidak perlu dilakukan.

5.4.5 Pemupukan

Pemupukan penting dilakukan oleh petani responden agar tanaman horenso yang dibudidayakan dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan hasil panen yang optimal. Terdapat dua jenis pupuk yang digunakan oleh petani responden dalam usahatani horenso, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk organik yang digunakan adalah pupuk kandang, sedangkan pupuk 54 anorganik yang digunakan bermacam-macam, seperti : NPK, Phoska, TSP, Urea dan ZA. Pupuk organik digunakan untuk pemupukan dasar yang dilakukan satu kali yaitu pada saat sebelum menebar bibit. Seluruh petani responden melakukan pemupukan dasar dengan tujuan untuk merangsang peranakan tanaman horenso. Pupuk anorganik digunakan untuk pemupukan rutin yang dilakukan sekitar dua kali selama masa tanam. Adapun tahapan untuk pemupukan rutin adalah sebagai berikut : a. Pemupukan rutin pertama dilakukan 10-14 hari setelah tebar dengan komposisi pupuk NPK sebesar 125 kgha dan pupuk Phoska sebesar 175 kgha. b. Pemupukan rutin kedua dilakukan 25-30 hari setelah tebar dengan komposisi pupuk Phoska sebesar 175 kgha dan pupuk TSP sebesar 200 kgha. Terdapat beberapa petani responden yang tidak mengikuti anjuran penggunaan pupuk dengan melakukan pemupukan kurang atau lebih dari tiga kali. Persentase pemupukan petani responden dijelaskan pada Tabel 15. Tabel 15. Persentase Pemupukan Petani Responden pada Tahun 2011 Pemupukan Jumlah Persentase Sesuai anjuran 18 60 Tidak sesuai anjuran 12 40 Total 30 100 Ketidaksesuaian pemupukan yang dilakukan petani responden dengan anjuran penggunaan pupuk mengakibatkan perbedaan jumlah hasil panen yang diperoleh oleh petani responden.

5.4.6 Pengendalian Hama dan Penyakit