25
3.1.2. Konsep Pendapatan Usahatani
Pendapatan usahatani merupakan hasil pengurangan antara penerimaan total dari kegiatan usahatani dengan biaya usahatani, dimana besar pendapatan
sangat tergantung pada besarnya penerimaan dan biaya usahatani tersebut dalam jangka waktu tertentu. Analisis pendapatan usahatani dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan usahatani dilihat dari pendapatan yang diterima. Pendapatan yang semakin besar mencerminkan keberhasilan petani yang semakin baik. Dengan
dilakukannya analisis tersebut, petani dapat melakukan perencanaan kegiatan usahatani yang lebih baik di masa yang akan datang.
Soekartawi et al. 2002 menjelaskan bahwa terdapat beberapa istilah yang dipergunakan dalam menganalisis pendapatan usahatani, yaitu :
1. Penerimaan tunai usahatani merupakan nilai yang diterima dari penjualan
produk usahatani. 2.
Pengeluaran tunai usahatani adalah jumlah uang yang dibayarkan untuk pembelian barang dan jasa bagi usahatani.
3. Pendapatan tunai usahatani adalah produk usahatani dalam jangka waktu
tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. 4.
Pengeluaran total usahatani merupakan nilai semua yang habis terpakai atau dikeluarkan dalam kegiatan produksi termasuk biaya yang
diperhitungkan. 5.
Pendapatan total usahatani adalah selisih antara penerimaan kotor usahatani dengan pengeluaran total usahatani.
Dalam melakukan analisis usahatani, diperlukan data-data yang terkait dengan penerimaan dan biaya usahatani selama jangka waktu tertentu.
Penerimaan usahatani adalah hasil perkalian antara jumlah produksi yang diperoleh dengan harga jual dari hasil produksi tersebut selama jangka waktu
tertentu. Sedangkan biaya usahatani adalah total pengeluaran petani yang dikeluarkan untuk kegiatan usahatani selama jangka waktu tertentu.
Biaya usahatani diklasifikasikan menjadi dua, yaitu : biaya tetap fixed cost dan biaya variabel variable cost. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya
yang jumlahnya tetap dan dikeluarkan terus menerus tanpa terpengaruh oleh
26 faktor-faktor produksi yang digunakan dan jumlah produk yang dihasilkan. Salah
satu contoh dari biaya tetap adalah pajak. Sementara biaya variabel didefinisikan sebagai biaya yang jumlahnya dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi yang
digunakan dan jumlah produk yang dihasilkan. Salah satu contoh dari biaya variabel adalah biaya untuk tenaga kerja, dimana penggunaan tenaga kerja yang
lebih banyak akan menyebabkan biaya tenaga kerja yang lebih tinggi. Pendapatan usahatani terbagi menjadi pendapatan tunai usahatani dan
pendapatan total usahatani. Pendapatan tunai usahatani merupakan selisih antara penerimaan usahatani dengan biaya tunai usahatani. Sedangkan pendapatan total
usahatani mengukur pendapatan kerja petani dari seluruh biaya usahatani yang dikeluarkan. Pendapatan bersih usahatani diperoleh dari selisih penerimaan
usahatani dengan biaya total usahatani. Analisis RC rasio merupakan salah satu metode yang dapat digunakan
untuk mengetahui pendapatan usahatani. Dengan dilakukannya analisis RC rasio, maka akan diketahui besar penerimaan usahatani yang diperoleh petani untuk
setiap satuan biaya yang dikeluarkan dalam kegiatan usahatani. Nilai RC rasio yang dihasilkan dapat bernilai lebih satu atau kurang dari satu. Jika nilai RC rasio
lebih besar dari satu, maka setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya
tersebut. Sebaliknya jika nilai RC rasio lebih kecil dari satu, maka setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang
lebih kecil daripada tambahan biaya tersebut. Sedangkan jika nilai RC rasio sama dengan satu, maka tambahan biaya yang dikeluarkan akan sama besar dengan
tambahan penerimaan yang didapat, sehingga diperoleh keuntungan normal. Pada dasarnya semakin besar nilai RC rasio yang didapat menggambarkan semakin
besarnya penerimaan usahatani yang diperoleh untuk setiap satuan biaya yang dikeluarkan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan usahatani tersebut layak dan
menguntungkan untuk dilakukan.
3.1.3. Konsep Fungsi Produksi