Rendemen Kadar Air Kadar Lemak Kadar Protein

14 Gambar 8. Proses Pengemasan dengan Sealer Injak Pada penelitian ini digunakan dua faktor, yang meliputi faktor suhu, serta faktor waktu penggorengan dengan tiga taraf perlakuan pada tiap faktor dengan dua kali ulangan. Faktor suhu yang digunakan adalah 80 o C, 90 o C, dan 100 o C, sedangkan faktor waktu yang digunakan adalah 80 menit, 90 menit, dan 100 menit. Produk hasil gorengan tersebut akan dilakukan berbagai analisis fisiokimia dan pengujian organoleptik. Tahap selanjutnya adalah analisis kelayakan usaha. Analisis kelayakan usaha sangat penting dilakukan untuk mengetahui keberlanjutan usaha produksi keripik ikan tongkol. Data yang dikumpulkan berupa data primer, yang diperoleh langsung dari hasil pengamatan terhadap pembuatan keripik ikan tongkol dengan mesin penggorengan hampa Vacuum fryer dengan pemilik usaha penggorengan keripik. Prosedur yang dilakukan adalah asumsi dan pendekatan sebagai dasar dalam perhitungan. Asumsi yang digunakan terdiri dari : 1 umur ekonomis mesin Vacuum frying adalah 5 tahun dengan nilai akhir 10, 2 umur ekonomis bangunan adalah 10 tahun, 3 Umur ekonomis peralatan-peralatan yang digunakan seperti talenan, keranjang, dan lain-lain diasumsikan sesuai kondisi lapangan yaitu 5 tahun, 4 umur proyek diasumsikan sesuai umur alat yaitu 5 tahun, 5 pendapatan dan pengeluaran dianggap tetap sepanjang umur ekonomis alat, 6 tingkat suku bunga diasumsikan sebesar 15, 7 jumlah hari produksi per bulan adalah 24 hari dengan 8 jam kerja per hari.

D. Prosedur Analisis

1. Rendemen

Besar rendemen keripik ikan tongkol dihitung berdasarkan presentase berat keripik ikan tongkol yang dihasilkan terhadap berat ikan tongkol segar yang digoreng Persamaan 5. 5

2. Kadar Air

Kadar air dihitung dengan cara menimbang bahan yang telah dioven seberat 5 gram dengan timbangan analitik dan membandingkannya dengan bobot awal sebelum penyimpanan. Pertama-tama cawan kosong dikeringkan dalam oven dan didinginkan dalam desikator kemudian ditimbang. Sejumlah sampel ditimbang dalam cawan, cawan dimasukkan ke dalam oven bersuhu 105 o C selama 6 jam. Cawan dan sampel didinginkan dalam desikator dan ditimbang setelah dingin. Cawan dan sampel dimasukkan kembali ke dalam oven, dikeringkan kembali sampai diperoleh berat yang tetap. Rendemen = 100 15 Kadar air dihitung dengan menggunakan rumus pada Persamaan 6. Kadar air = 6

3. Kadar Lemak

Kadar lemak diukur dengan metode ekstraksi soxhlet. Labu lemak yang digunakan dibersihkan dan dikeringkan dalam oven bersuhu 105 o C selama 15 menit. Kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang beratnya sebanyak 5 gram sampel dalam bentuk kering dibungkus dengan kertas saring, lalu dimasukkan ke dalam labu soxhlet. Alat kondensor diletakkan diatasnya dan labu diletakkan dibawahnya. Pelarut heksana dimasukkan ke dalam labu lemak secukupnya. Selanjutnya dilakukan refluks selama 6 jam sampai pelarut yang turun kembali ke dalam lemak berwarna jernih. Pelarut yang ada dalam lemak didestilasi, dan pelarut ditampung kembali. Kemudian labu yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven 105 o C untuk menguapkan sisa pelarut hingga mencapai berat konstan, kemudian didinginkan dalam desikator. Selanjutnya labu beserta lemak didalamnya ditimbang dan berat lemak diketahui. Kadar lemak dihitung dengan menggunakan rumus pada Persamaan 7. Kadar lemak bb = 7

4. Kadar Protein

Kadar protein diukur dengan menggunakan penentuan N-Total cara semi Mikro-Kjeldahl. Labu takar 100 ml diisi dengan 5 gram sampel serta diencerkan dengan aquades sampai tanda yang telah ditentukan lalu diambil 10 ml dari larutan tersebut dan dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl 500 ml dan tambahkan 10 ml H 2 S0 4 93-98 bebas N. Ditambahkan 5 gram campuran Na 2 SO 4 -HgO 20 : 1 untuk katalisator. Kemudian dididihkan sampai jernih dan lanjutkan pendidihan selama 30 menit. setelah dingin, dinding labu Kjeldahl dicuci dengan aquades dan dididihkan kembali selama 30 menit. setelah dingin ditambahkan 140 ml aquades, dan ditambahkan 35 ml larutan Na 2 S 2 O 3 dan beberapa butiran zink. Kemudian dilakukan proses distilasi, yaitu distilat ditampung sebanyak 100 ml dalam Erlenmeyer yang berisi 25 ml larutan jenuh asam borat dan beberapa tetes indikator metil merahmetilen biru. Lalu titrasi larutan yang diperoleh dengan 0,02 HCl. Setelah itu menghitung total N atau protein dalam contoh. Perhitungan jumlah total N dapat menggunakan rumus pada Persamaan 8. Jumlah total N = , 8 dimana : f = faktor pengenceran, dalam contoh petunjuk ini besarnya f sama dengan 10 16

5. Kekerasan