dipengaruhi oleh aktivitas gunung merapi baik statusnya masih aktif maupun yang sudah tidak aktif lagi. Sukabumi mempunyai curah hujan rata-rata tahunan
sebesar 2.805 mm dengan suhu udara berkisar 20 hingga 30 C. Curah hujan antara
3.000-4.000 mmtahun terdapat di daerah utara, sedangkan curah hujan antara 2.000-3.000 mmtahun terdapat dibagian tengah sampai selatan Kabupaten
Sukabumi sedangkan ketinggiannya bervariasi antara 0-2.958 m dpl. Hal tersebut mengindikasikan bahwa kondisi lingkungan wilayah Sukabumi sangat
mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan komoditas sayuran termasuk untuk komoditas cabai merah dan tomat.
2.1.2 Budidaya Tomat
Menurut Dewa 2007, tomat dapat diusahakan diberbagai daerah. Namun, pertumbuhan optimal tomat hanya dapat terjadi pada daerah di ketinggian lebih
dari 750 m dpl dengan kemasaman lahan sekitar 5,5-6,5. Suhu antara 15 C-28
C sangat cocok agar tomat tumbuh optimal. Tomat akan cenderung kuning pada
suhu di atas 32 C dan warna buah tidak merata jika berada pada suhu yang tidak
stabil. Curah hujan yang cocok untuk pertumbuhan tomat antara 750-125 mmtahun dengan sistem pengairan yang baik.
Selama siklus hidupnya, selain dipengaruhi oleh perubahan cuaca dan iklim budidaya tomat tidak lepas dari serangan hama dan penyakit. Hal ini dapat dilihat
pada Gambar 5.
Jenis OPT Hari Setelah Tanam
7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 Hama
Ulat Tanah Lalat Penggorok Daun
Aphis sp Kutu Putih
Heliothis sp Penyakit
Bercak Busuk DaunBuah
Gambar 5. Organisme Pengganggu Tumbuhan Selama Siklus Hidup Tomat
Sumber: Syngenta 2008
Gambar 5 menunjukkan bahwa serangan hama dan penyakit pada tomat mulai terjadi ketika tanaman berumur 7 hari setelah masa tanam. Namun,
serangan lebih banyak terjadi ketika tanaman berumur 28 hari setelah masa tanam dan merupakan masa dimana tanaman tomat mulai berbunga. Hama yang banyak
menyerang pada masa ini yaitu jenis hama yang menyerang bunga. Menurut Purwati 2009, penggunaan varietas hibrida mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena varietas tomat hibrida merupakan varietas unggul yang memiliki daya hasil tinggi, kualitas buah yang
baik dan seragam, serta keberadaannya tersedia secara kontinu. Tabel 5 menunjukkan beberapa produktivitas tomat hibrida di daerah medium Garut.
Tabel 5. Produktivitas Tomat Hibrida di Daerah Medium Kecamatan Banyuresmi, Kabupaten Garut, Provinsi Jawa Barat Tahun 2009 tonha
Sumber: Purwati 2009
2.1.3 Budidaya Cabai Merah
Menurut Wardani dan Purwanta 2008, tanaman cabai merah dapat tumbuh baik di dataran tinggi maupun di dataran rendah, yaitu antara 0-1000 m dpl
dengan pH tanah antara 6-7 dan sistem irigasi yang baik. Selama siklus hidupnya, pengusahaan cabai merah pun tidak lepas dari adanya serangan hama dan penyakit
yang dapat dilihat pada Gambar 6. Pada tanaman cabai merah, serangan hama sudah mulai terjadi serangan sejak tanaman cabai merah berumur 14 hari setelah
tanam, kemudian ketika cabai merah berumur 28 setelah hari tanam. Baik pada tomat maupun pada cabai merah, ketika hama dan penyakit muncul
maka petani akan melakukan penyemprotan dengan pestisida. Kegiatan penyemprotan ini akan mengurangi serangan hama dan penyakit tersebut tetapi
juga akan mengundang hama dan penyakit sekunder lainnya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 5 dan Gambar 6.
No Nama Genotip Produktivitas
tonha 1 IVEGRI 06-01
40,10 2 IVEGRI 06-02
54,75 3 IVEGRI 06-03
55,55 4 IVEGRI 06-04
48,05 5 IVEGRI 06-05
56,60 6 Blts 05-07
48,55 7 Blts 05-08
40,00 8 Blts 05-09
50,75 No Nama Genotip
Produktivitas tonha
9 Blts 05-10 43,75
10 Blts 05-02 47,70
11 Arthaloka 45,55
12 Idola 56,70
13 Permata 49,70
14 Marta 49,25
15 Spirit 53,75
16 IVEGRI 06-16 48,25
Jenis OPT Hari Setelah Tanam
7 14 21 28 35 42 49 56 63 70 77 84 91 98 Hama
Thrips Kutu Daun
Tungau Ulat Daun
Heliothis sp Lalat Buah
Kutu Kebul Pengisap Daun
Penyakit Bercak Daun
Antraks Busuk BuahDaun
Gambar 6. Organisme Pengganggu Tumbuhan Selama Siklus Hidup Cabai Merah
Sumber: Syngenta 2008
Dari banyak varietas cabai merah yang ada di Indonesia. Tabel 6 menunjukkan varietas cabai merah hibrida dan non hibrida yang telah dilepas di
Indonsia. Dapat disimpulkan bahwa, produktivitas cabai merah hibrida lebih tinggi dibandingkan produktivitas cabai merah nonhibrida.
Tabel 6. Produktivitas Cabai Merah di Indonesia Tahun 2010 tonha No
Nama Genotip Varietas
Produktivitas tonha 1 TM 999
Hibrida 14
2 Inko Hot Hibrida
15-18 3 Biola
Hibrida 20-22
4 Hot Beauty Hibrida
16-18 5 Hot Chili
Hibrida 30
6 Premium Hibrida
13 7 Lembang-1
Nonhibrida 9
8 Tanjung-2 Nonhibrida
12
Sumber: Piay S, et al 2010
2.2 Tinjauan Alat Pengukuran Risiko