Tingkat Risiko Produksi Diversifikasi dengan Skenario

lebih bervariasi dibandingkan fluktuasi produktivitas cabai merah sehingga risiko produksi tomat lebih tinggi. Pendapatan secara tidak langsung dipengaruhi oleh harga komoditai tersebut, dimana setinggi-tingginya harga tomat, tidak akan melebihi tingginya harga cabai merah. Dengan kata lain, harga tomat jauh lebih rendah dibandingkan harga yang belaku pada cabai merah. Dengan demikin, risiko produksi tomat yang tinggi tidak diikuti oleh pendapatan yang tinggi pula. Perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi dapat dilihat dari expected return dan tingkat kepuasan petani tomat dan cabai merah itu sendiri. Dalam hal ini, perilaku petani dalam menghadapi risiko produksi dapat diukur dengan menggunakan pendapatan yang diterima petani. Pertimbangan mengenai pendapatan yang dijadikan sebagai ukuran untuk menentukan expected return dan tingkat kepuasan yaitu karena pendapatan merupakan salah satu hal yang menjadi tolak ukur untuk menentukan besar kecilnya keuntungan yang petani dapatkan. Perilaku petani tomat dan cabai merah dalam menghadapi risiko yaitu mereka cenderung kepada perilaku risk taker. Hal ini dapat dilihat ketika mereka mengalami kerugian dalam mengusahakan tomat, pada musim selanjutnya mereka tetap mengusahakannya. Kondisi ini pun dapat dilihat dari ekspected return pada usahatani tomat. Koefisien korelasi menunjukkan bahwa risiko produksi tomat lebih tinggi dibandingkan risiko produksi cabai merah. Namun, petani tomat bersedia untuk menerima pendapatan yang diharapkannya yang lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan cabai merah. hal ini diperkuat dengan presentase luas tanam tomat yang lebih tinggi dibandingkan dengan luas lahan cabai merah, padahal risiko produksi tomat lebih tinggi dibandingkan dengan risiko produksi cabai merah.

6.2.2.2 Tingkat Risiko Produksi Diversifikasi dengan Skenario

Tingkat risiko produksi diversifikasi yang dihadapi oleh petani tomat dan cabai merah di Desa Perbawati dapat dikatakan cukup tinggi karena sebagian besar petani menanam tomat dengan luas tanam yang lebih tinggi dibandingkan luas tanam cabai merah. Karakteristik tomat yang cenderung lebih rentan terhadap risiko merupakan salah satu penyebab tingginya tingkat risiko produksi tersebut. Melihat kondisi seperti ini, maka diperlukan suatu kemungkinan jika petani menanam tomat dan cabai merah pada kondisi aktul. Dengan kata lain diperlukan suatu kondisi di luar kondisi aktual untuk mendapatkan kondisi lain yang lebih baik dari kondisi awal. Hal ini dilakukan dengan menggunakan skenario, dimana terdapat dua skenario yang dapat digunakan untuk mengurangi tingkat risiko produksi diversifikasi. Skenario yang digunakan yaitu berdasarkan pada presentasi penggunaan luas lahan yang digunakan oleh petani untuk menanam tomat dan cabai merah fraksi. Skenario pertama yaitu jika petani menggunakan luas tanam yang sama untuk menanam tomat dan cabai merah dengan kata lain dengan perbandingan fraksi 50:50. Kondisi ini terjadi ketika petani menanam tomat dan cabai merah dengan luas tanam yang sama sehingga diperoleh fraksi luas tanam 50:50 dan variabel yang lainnya seperti produktivitas, pendapatan, peluang, dan koefisien korelasi dianggap tetap yaitu tidak berubah. Skenario yang kedua yaitu jika petani menggunakan luas tanam cabai merah yang lebih tinggi dibandingkan dengan luas tanam tomat dimana perbandingan fraksi yang digunakan yaitu 40:60. Kondisi ini terjadi ketika petani menanam tomat dan cabai merah dengan luas tanam yang sama sehingga diperoleh fraksi luas tanam 40:60 dan variabel yang lainnya seperti produktivitas, pendapatan, peluang, dan koefisien korelasi dianggap tetap yaitu tidak berubah. Tabel 32. Perbandingan Risiko Produksi Berdasarkan Produktivitas Tomat dan Cabai Merah pada Berbagai Kondisi di Petani Desa Perbawati Tahun 2010-2012 Kondisi Variance Standard Deviation Koefficient Variation Aktual 54:46 83.711.769 9.149 0,596 Skenario 1 50:50 76.158.261 8.727 0,587 Skenario 2 40:60 60.726.019 7.793 0,507 Berdasarkan Tabel 32 dilihat dari perbandingan risiko produksi berdasarkan produktivitas menunjukkan bahwa koefisien variasi tertinggi dihadapi oleh kondisi aktual. Kondisi aktual yang merupakan kondisi nyata yang dihadapi oleh para petani tomat dan cabai merah di Desa Perbawati memiliki risiko produksi tertinggi dibandingkan dua skenario yang telah ditetapkan. Kondisi yang memiliki koefisien variasi terendah dihadapi oleh kondisi pada skenario dua. Dengan luas tanam cabai merah yang lebih luas dari luas tanam tomat dan cabai merah yang dilakukan oleh petani maka risiko roduksi yang mereka hadapi akan lebih rendah yaitu menjadi 0,507. Dimana untuk setiap satu kilogram tomat dan cabai merah yang dihasilkan, akan mengalami risiko sebesar 0,507 kg pada saat terjadi risiko produksi. Berbeda dengan risiko produksi berdasarkan pendapatannya yang dapat dilihat pada Tabel 33. Tabel 33. Perbandingan Risiko Produksi Berdasarkan Pendapatan Tomat dan Cabai Merah pada Berbagai Kondisi di Petani Desa Perbawati Tahun 2010-1012 Kondisi Variance Standard Deviation Koefficient Variation Aktual 54:46 9,07E+14 30.124.439 0,633 Skenario 1 50:50 9,55E+14 30.905.214 0,631 Skenario 2 40:60 1,10E+15 33.104.390 0,633 Koefisien variasi diversifikasi tomat dan cabai merah terendah dihadapi oleh kondisi pada skenario pertama. Berdasarkan pendapatan, ketika petani mengusahakan tomat dan cabai merah secara bersamaan pada luasan lahan yang sama maka risiko produksi dapat berkurang menjadi 0,631. Namun, jika dilihat dari perubahan terhadap kondisi aktualnya, penurunannya tidak terlalu signifikan seperti penurunan yang terjadi pada risiko produksi berdasarkan produktivitasnya. Dengan adanya tiga kondisi yang dihadapi oleh petani tomat dan cabai merah yaitu kondisi actual yang benar-benar dihadapi oleh petani, kondisi pada scenario satu dengan luas tanam tomat dan cabai merah yang sama, dan kondisi pada scenario dua dengan luas tanam cabai merah yang lebih tinggi dibandingkan luas tanam tomat maka ketiga kondisi ini akan mempengaruhi pada tingkat risiko produksi yang dihadapi oleh petani tomat dan cabai merah di Desa Perbawati. Dari informasi tersebut maka dapat dikatakan bahwa dari ketiga kondisi yang ada, sebaiknya petani melakukan usaha tomat dan cabai merah pada kondisi scenario kedua karena memiliki tingkat risiko produksi yang lebih rendah dibandingkan kondisi aktualnya dan kondisi pada skenario pertama. Dengan demikian kegiatan diversifikasi usahatani dapat mengurangi risiko produksi yang ada terutama jika petani mampu mengurangi kegiatan yang memiliki risiko yang lebih tinggi. Namun, dengan melakukan kegiatan diversifikasi usahtani tidak akan menghilangkan risiko produksi dengan kata lain tidak ada risiko sama sekali. Hal ini dapat dilihat pada nilai variance, standard deviation, dan coefficient variation pada kegiatan portofolio tidak ada yang bernilai sama dengan nol. Diversifikasi usahatani hanya untuk mengurangi risiko produksi yang sudah ada saja sehingga jika salah satu komoditasnya mengalami kegagalan maka akan ditutupi oleh keberadaan komoditas lainnya. Oleh karena itu, diversifikasi usahatani dapat menjadi salah satu alternatif yang tepat untuk meminimalkan risiko produksi akibat adanya fluktuasi produksi.

6.3 Alternatif untuk Mengurangi Risiko Produksi