Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

Metode penelitian menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan pada saat penelitian berlangsung. Tahapan-tahapan tersebut digunakan peneliti dalam melaksanakan penelitian sehingga proses penelitian sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Tahapan-tahapan tersebut meliputi penentuan lokasi dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan metode analisis data.

4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat dengan menganalisis risiko produksi yang dihadapi para petani tomat dan cabai merah yang berada di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja karena Desa Perbawati merupakan salah satu sentra produksi sayuran di Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi. Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Desember 2011 hingga tanggal 21 Februari 2012.

4.7 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui pencatatan dan wawancara langsung dengan para petani di Desa Perbawati. Hal ini dilakukan untuk mengetahui secara langsung mengenai luas lahan yang diusahakan, harga jual komoditasnya, biaya- biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, jumlah produksi yang diperoleh selama masa produksi berlangsung, proses produksi, risiko yang dihadapi petani, penyebab risiko yang terjadi dan untuk mengetahui bagaimana proses penanganan risiko yang selama ini telah dilakukan oleh para petani serta untuk mengetahui peluang terjadinya produksi. Data sekunder diperoleh dari Badan Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP3K Kecamatan Sukabumi, Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan BP4K Kabupaten Sukabumi, Dinas Pertanian dan Tanaman pangan Provinsi Jawa Barat, Direktorat Jenderal Hortikultura, Departemen Pertanian, dan Badan Pusat statistika , perpustakaan, dan situs-situs yang terkait dengan kegiatan penelitian serta literatur yang relevan.

4.8 Metode Pengumpulan Data

Data diperoleh melalui sensus yaitu meneliti semua petani yang mengusahakan tomat dan cabai merah yang berada di Desa Perbawati sehingga para petani memiliki peluang yang sama untuk dipilih sebagai responden dalam penelitian ini. Petani yang dijadikan responden untuk kegiatan penelitian berjumlah 25 orang yang merupakan populasi petani yang secara intensif menanam tomat dan cabai merah di Desa Perbawati, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, artinya, di Desa Perbawati hanya ada 25 orang responden petani yang mengusahakan tomat dan cabai merah secara rutin pada setiap musim tanamnya, sehingga petani yang hanya menanam tomat atau cabai merah saja tidak dimasukkan sebagai petani respoden. 4.9 Metode Pengolahan dan Analisis Data Setelah semua data yang dibutuhkan terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Dalam melakukan pengolahan data menjadi informasi dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel 2007 dan Word 2007. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan dua analisis yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. 4.9.1 Analisis Kualitatif Analisis kualitatif digunakan ketika mendeskripsikan kondisi risiko produksi terhadap komoditi cabai merah dan tomat yang dihadapi oleh para petani. Selain itu, untuk mendeskripsikan sumber yang menyebabkan adanya risiko dan juga untuk mendeskripsikan strategi para petani tomat dan cabai merah di Desa Perbawati untuk mengurangi tingkat risiko. 4.9.2 Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif digunakan ketika menghitung pendapatan petani, peluang, dan tingkatan risiko produksi baik berdasarkan produktivitas maupun berdasarkan pendapatan dengan menghitung variance, standard deviation, dan coefficient variance.

4.9.2.1 Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisasi

Peluang suatu kejadian dapat diukur berdasarkan pengalaman para petani di masa lalunya. Peluang tersebut diperoleh melalui tiga kondisi, yaitu kondisi baik, normal, dan kondisi buruk. Pada setiap kondisi, dilakukan pengukuran terhadap peluang yaitu membagi frekuensi kejadian dengan periode waktu proses produksi. Secara sistematis dapat dituliskan: Keterangan : p = peluang : f = Frekuensi kejadian kondisi baik, normal, dan buruk : T = Periode waktu proses produksi Penghitungan peluang dilakukan pada komoditas yang diteliti yaitu cabai merah dan tomat. Kondisi normal terjadi ketika produktivitas tomat mencapai 1- 1,6 kgpohon dan cabai merah mencapai 0,5-0, kgpohon. Kondisi baik terjadi ketika produksi tomat dan cabai merah mencapai hasil di atas kondisi normal, sedangkan kondisi buruk terjadi ketika produksi tomat dan cabai merah mencapai hasikl di bawah kondisi normal. Jumlah kejadian musim panen yan diteliti yaitu sebanyak 4 kejadian, dimana komoditas dengan kondisi baik sebanyak 1 kejadian, normal sebanyak 1 kejadian, dan buruk sebanyak 2 kejadian. Peluang yang dihasilkan untuk kondisi baik yaitu 0,25, normal sebesar 0,25, dan buruk sebesar 0,5, sehingga total peluang berjumlah satu. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Selain itu, ketika para petani akan melakukan pengambilan keputusan yang mengandung risiko, maka Expected return dapat membantunya. Expected return merupakan jumlah produksi pada masing-masing kondisi kondisi baik, normal, dan buruk yang terjadi akibat adanya peluang Lampiran 15 dan 16. Rumus Expected return dituliskan sebagai berikut : Dimana: Ř = Expected return p ij = Peluang produktivitas tomatcabai merah i = usaha, j = kejadian R ij = Return tomatcabai merah p = fT Ř i = � � =1 p ij R ij � � =1 p ij = 1 pi 1 + p i2 + p i3 + ... + p im atau atau Ř i = p i1 R i1 + p i2 R i2 + p i3 R i3 + ... + p im R im Selanjutnya untuk mengukur return dari suatu usaha diantaranya dapat menggunakan varian variance, standar deviasi standard deviation, koefisien variasi coefficient variation. 1. Variance Pengukuran varian dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dengan expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian Lampiran 15 dan 16. Secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut Keterangan : σ i 2 = variance dari return Nilai variance menunjukan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko yang dihadapi oleh para petani. 2. Standard Deviation Standar deviasi dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai varian Lampiran 15 dan 16. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: Nilai standar deviasi menunjukan semakin kecil nilainya maka semakin kecil juga risiko yang dihadapi oleh petani. 3. Coefficient variation Diukur dari rasio standar deviasi dengan return yang diharapkan Lampiran 15 dan 16.. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut: CV = σ i Ř i Semakin kecil nilai koefisien varian maka semakin rendah risiko yang dihadapi petani.

4.9.2.2 Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Diversifikasi

Varian gabungan dari beberapa usaha yang didiversifikasi menggunakan fraction tertentu. Dalam penelitian ini, fraction diperoleh berdasarkan luas lahan σ i = √σ i 2 σ i 2 = � � =1 p ij R ij – Ř 2 yang digunakan untuk menanam tomat dan cabai merah. Fraction untuk tanaman tomat yaitu sebesar 54 persen, sedangkan untuk cabai merah sebesar 46 persen. Varian gabungan dapat dituliskan sebagai berikut: Dimana: σ p 2 = varian portofolio untuk usahatani tomat dan cabai merah σ ij = covariance antara investasi usahatani tomat dan cabai merah k = Fraction portofolio pada investasi usahatani tomat 1-k = Fraction portofolio pada investasi usahatani cabai merah Dalam mencari nilai covariance dapat diperoleh melalui perkalian antara koefisien korelasi usaha i dan j dengan covariance usaha i dan j. secara sistematis dapat dituliskan sebagai berikut: σ ij = ρ ij σiσj Nilai varian fortopolio σ ij 2 menunjukkan ukuran risiko portofolio yang dihadapi petani dalam mengombinasikan beberapa kegiatan usahanya. Nilai varian portofolio sangat ditentukan oleh korelasi antara usaha i dan j. nilai koefisien korelasi investasi usaha i dan j dapat bernilai positif + atau negatif -1. Kemungkinannya antara lain: 1. Nilai koefisien korelasi positif satu +1 berarti kombinasi dua usaha i dan j bergerak bersamaan. 2. Nilai koefisien korelasi negatif satu -1 berarti kombinasi dua usaha i dan j bergerak berlawanan arah. 3. Nilai koefisien korelasi nol 0 berarti kombinasi dua usaha i dan j tidak ada hubungan satu sama lain. 4. Nilai koefisien korelasi nol koma lima 0,5 berarti kombinasi dua usaha i dan j tidak ada hubungan satu sama lain. Kegiatan usahatani, tomat dan cabai merah memiliki koefisien korelasi positif satu +1 karena keduanya berjalan bersamaan. Ketika curah hujan tinggi maka produksi kedua komoditas tersebut akan menurun dan sebaliknya. σ p 2 = k 2 σ i 2 + 1-k 2 σ j 2 + 2 k 1- kσ ij

4.10 Asumsi-asumsi Dasar dalam Menentukan Skenario Diversifikasi