Penerimaan Usahatani Tomat dan Cabai Merah

Tabel 19. Rata-rata Biaya Produksi Usahatani Cabai Merah Per Musim Tanam di Desa Perbawati Tahun 2010-2012 RpHa No. Responden Musim 1 Musim 2 Musim 3 Musim 4 Benih 1.622.487 1.946.985 2.209.558 2.431.731 Pupuk Ponsca 1.227.609 1.454.085 1.454.085 1.246.359 Pupuk Kandang 4.573.711 5.341.830 5.341.830 4.578.711 Kapur 342.285 399.332 399.332 342.285 Obat 22.171.008 33.256.512 16.568.234 27.557.524 Mulsa 3.190.846 3.607.154 3.722.654 3.190.846 Tenaga Kerja 13.968.000 19.555.200 19.555.200 13.968.000 Sewa Lahan 1.750.000 2.041.667 2.041.667 1.750.000 irigasi 150.000 175.000 175.000 150.000 Penyusutan 5.760.000 197.559 197.559 171.981 TK tdk diperhitungkan 171.981 6.720.000 6.720.000 5.760.000 Biaya tunai 48.995.946 67.777.765 51.467.560 55.215.456 Total Biaya 54.927.927 74.695.324 58.385.119 61.147.437 Dari input-input yang digunakan dalam usaha budidaya sayuran cabai, dapat dilihat pada Tabel 19 bahwa biaya total tertinggi yang dikeluarkan oleh petani yaitu pada musim kedua karena biaya pengobatan yang harus dikeluarkan oleh petani lebih tinggi dari musim lainnya yaitu sebesar Rp 67.777.765,00, sedangkan biaya terendah yang dikeluarkan petani untuk budidaya cabai merah dalam satu hektarnya yaitu sekitar Rp 48.995.946,00 yang terjadi pada musim pertama September 2009-Februari 2011. Hal ini disebabkan karena, proses penanaman hingga proses pemanenan dilakukan pada musim hujan sehingga umur hidup cabai merah hanya enam bulan saja sehingga biaya yang dikeluarkan oleh petani pun lebih rendah.

8.5.2 Penerimaan Usahatani Tomat dan Cabai Merah

Penerimaan usahatani yang merupakan jumlah hasil panen yang diperoleh petani pada musim tertentu dikali dengan tingkat harga yang diterima petani, dimana harga tersebut sesuai dengan harga pasar. Penerimaan rata-rata yang dperoleh petani dapat dilihat pada Gambar 17. Penerimaan rata-rata tertinggi petani tomat diperoleh pada musim ketiga April 2011-Agustus 2011 yaitu sebesar Rp 104.445.182,00. Hal ini disebabkan karena panen ketiga ini dilaksanakan pada Bulan April hingga Bulan Agustus tahun 2011. Dimana pada saat itu produktivitas tomat di Desa Perbawati mencapai puncaknya yaitu dengan rata-rata produksi perpohonnya sebesar 1,9 kgpohonnya. Peningkatan ini disebabkan karena kondisi cuaca yang lebih baik daripada musim tanam sebelumnya dimana pada musim tanam ini terjadi musim kemarau namun masih terbilang normal. Dengan kata lain walaupun kemarau namun masih diselingi dengan hujan. Produksi yang terbilang bagus ini didukung dengan harga yang lumayan bagus yaitu dengan harga rata-rata Rp 2.325,00kg. Gambar 17. Penerimaan Rata-Rata Petani Tomat dan Cabai Merah di Desa Perbawati, Tahun 2010-2012 Di samping itu, penerimaan terendahnya diperoleh pada musim kedua yaitu pada musim tanam Bulan November hingga Februari 2011. Hal ini disebabkan karena terjadinya panen raya tomat pada Bulan Januari dan Februari sehingga menyebabkan harga tomat jatuh hingga Rp 470,00kg nya. Panen raya ini disebabkan karena tingginya harga tomat pada musim pertama sehingga pada saat itu banyak petani yang meraup keuntungan tinggi sehingga pada musim tanam berikutnya hampir seluruh petani menanam tomat dengan harapan yang sama. Harga tomat yang murah pada musim ini menyebabkan petani enggan untuk memanen tomatnya hingga habis. Rata-rata petani hanya memanen hingga enam kali panenan saja karena biaya produksi yang dikeluarkan tidak sebanding dengan penerimaannya. Maka untuk mengurangi ingkat kerugian, para petani melakukan hal seperti itu. Kemudian, penerimaan petani untuk cabai merah paling tertinggi dicapai pada musim ketiga yaitu sekitar Bulan Desember hinga Juni tahun 2011. Hal ini karena terjadinya peningkatan produktivitas sebesar 25 persen dari produktivitas sebelumnya yaitu musim kedua Bulan April 2010-Oktober 2010. Produktivitas 50 100 150 200 Musim 1 Musim 2 Musim 3 Musim 4 P en er im aa n R at a- R at a J ut a R p Musim Cabe Merah Tomat yang meningkat ini disebabkan karena petani menanam cabai pada musim hujan dan waktu panen terjadi pada musim kemarau. Harga yang diterima petani pada musim ini yaitu mencapai Rp 12.000,00kg nya, sedangkan penerimaan terendah terjadi pada musim pertama Bulan September 2009 hingga Bulan Februari 2010 dan keempat yaitu sekitar Bulan September 2011 hingga Bulan Februari 2012. Pada musim pertama dan keempat ini merupakan musim hujan dimana terjadi penurunan produktivitas pada musim keempat hingga 60 persen dari panen musim sebelumnya dengan harga rata-rata yang diterima petani sekitar Rp 18.000,00kg nya. Penurunan produksi ini disebabkan karena dari awal menanam cabai merah hingga panen cabai merah dilakukan pada musim hujan sehingga tanaman cabai merah sangat rentan busuk akibatnya waktu panen cabai menjadi lebih singkat dari normalnya. Biasnya petani dapat memanen cabai hingga 30 kali panenan tetapi pada musim keempat ini petani hanya mampu memanen 10 hingga 20 kali panen saja.

8.5.3 Pendapatan Usahatani Tomat dan Cabai Merah