Pola Tanam Sayuran GAMBARAN UMUM

responden memilih untuk menyewa lahan tanamnya karena adanya keterbatasan modal untuk memiliki lahan sendiri. Namun, ada juga petani yang status kepemilikan lahannya milik sendiri dan menyewa yaitu sebesar 8 persen. Hal ini karena petani responden tersebut sudah memiliki kurva pengalaman yang panjang sehingga dapat dikatakan sebagai petani sukses di Desa Perbawati. Tabel 14. Karakteritik Petani Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan Tahun 2011 Status Kepemilikan Lahan Jumlah Petani Responden Orang Persentase Menyewa 23 92 Milik sendiri dan menyewa 2 8 Total 25 100 Disamping itu, sebagian besar petani responden tomat dan cabai merah menjadikan budidaya tomat dan cabai merah sebagai pekerjaan utama. Sebanyak 72 persen diantara petani responden tomat dan cabai merah memanfaatkan pendapatan dari usaha ini untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan juga untuk perputaran modal pada musim selanjutnya. Sedangkan sebanyak 28 persen petani responden menjadikan usaha budidaya tonat dan cabai merah sebagai pekerjaan sampingan saja karena mereka memiliki pekerjaan utama seperti, buruh perkebunan teh, buruh bangunan, dan pedagang. Tabel 15. Status Usahatani Petani Responden di Desa Perbawati Tahun 2011 Status Usahatani Jumlah Petani responden Orang Persentase Pekerjaan Utama 18 72 Pekerjaan Sampingan 7 28 Total 25 100

8.3 Pola Tanam Sayuran

Pola tanam yang dilakukan oleh petani responden berbeda-beda setiap musim tanamnya. Setelah melihat kondisi di lapang, para petani responden mengusahakan lebih dari satu jenis tanaman pada setiap musim tanam tetapi tomat dan cabai merah merupakan sayuran yang paling diutamakan. Dimana luas tanam tomat 54 persen lebih luas dibandingkan cabai merah yang hanya sekitar 46 persen. Pada umumnya petani yang memiliki lahan lebih dari satu hektar, usahatani cabai merah dan tomat diusahakan secara monokultur oleh para petani responden sedangkan bagi para petani yang memiliki luasan lahan kurang dari satu hektar, usahatani tomat dan cabai merah diusahakan secara bersamaan dengan tanaman lain seperti mentimun, kacang panjang, kacang buncis, dan daun bawang. Adapun pola tanam yang umum diusahakan oleh petani responden dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7. Pada umumnya petani responden tomat dan cabai merah memiliki lahan lebih dari satu patok satu patok sama dengan 400 m 2 sehingga mereka mengusahakan tomat dan cabai merah pada waktu yang hampir bersamaan namun pada lahan yang berbeda. Menurut Fariyanti 2008, cara penanaman yang seperti ini termasuk usaha diversifikasi. Hal ini dilakukan oleh para petani responden untuk mengatasi adanya penurunan atau kegagalan produksi. Komoditas sayuran seperti bawang daun, pakcoy, kubis, mentimun, kacang buncis, dan kacang panjang ditanam petani hanya sebagai tanaman seling setelah menanam tomat atau cabai merah. Pemilihan tanaman tersebut karena kondisi lingkungan yang mendukung. Menurut Sunarjono 2010, tanaman kubis, bawang daun, dan pakcoy hanya mampu berproduksi secara optimal di wilayah yang memiliki ketinggian lebih dari 1000 m dpl, sedangkan mentimun, kacang buncis, dan kacang panjang bisa tumbuh di daerah manapun. Lampiran 6 dan 7 menunjukkan bahwa terdapat empat musim tanam cabai merah dan lima musim tanam tomat. Namun, untuk musim tanam tomat hanya diambil empat musim saja, hal ini dikarenakan agar ada kesesuaian dalam pengambilan data. Musim tanam tomat dilakukan pada Bulan Mei-September tahun 2010, Bulan November tahun 2010 – Bulan Februari tahun 2011, Bulan April-Agustus tahun 2011, dan Bulan Oktober tahun 2011 - Januari 2012, sedangkan musim tanam cabai merah dilakukan pada Bulan September tahun 2009 – Februari tahun 2010, Bulan April-Oktober tahun 2010, Bulan Desember tahun 2010 – Juni tahun 2011, dan Bulan September tahun 2011 – Februari tahun 2012.

8.4 Penggunaan Input Usahatani Tomat dan Cabai Merah