Penggunaan performance assessment (penilaian kinerja) pada pembelajaran biologi dengan kurikulum 2013: penelitian deskriptif di SMAN Kota Tangerang Selatan

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

MIRNA MARDIANAH NIM: 109016100047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 2014 M/1436 H


(2)

Skripsi

yang

berjudul Penggunaan Performance Assessmenl (Penilaian Kinerja) pada Pembelajaran Biologi dengan

Kurikulum

2013 (Penelitian

Deskriptif

di

SMAN

Kota

Tangerang Selatan) disusun

oleh Mirna

Mardianah,

NIM

109016100047, Prcgram Studi Pendidikan Biologi, Jurusan

Pendidikan

Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas

Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla. Telah melalui bimbingan

dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang

munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta,

Desember 2014

Yang mengesahkan:

Pembimbing II,

V.c-br?,

Dr. Yanti [Ierlanti. M.Pd

NIP. 19710119 200801 2 010

imbing I,


(3)

Mardianah,

NIM

109016100047, teiah diujikan dalam sidang munaqasah

Fakultas IImu Tarbiyah cian Keguruan Universitas

Islam Negeri

Syarif

Hidayatullah Jakarta, pada tanggal 18 Desember 2014. Skripsi ini telah diterima

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh geiar Sarjana Pendidikan (S.pd) pada Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi pendidikan Biologi.

Jakarta, 26 Desember 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia Ujian Munaqasah

Dr. Zulfiani^ M.Pd

NIP. 1976A309 200501 2002

Pengqli I

Dr. Ahmad So{van. M.Pd

NIP: 19650115 198703 1020

Penguji

Ii

Eny S. Rosvidatun. S.Si. MA

NIP: 19750924 200604 2 001

Tanggal

lg -Dt-aai

I

i\*

11

-o\

'tl-li.<

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

y'(

Dra. Nur{ena. MA. Ph.D.


(4)

NIM

Jurusan / Prodi

Angkatan Tahun

Alamat Jl. Daan Mogot

KM

17,5 Kp. Buaran RT 04 RW 08 No.

3 Kecamatan Kalideres Jakarta Barat Kode Pos 11840

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Bahwa skripsi yang berjudul Penggunaan Performance Assessment

(Penilaian

Kinerja)

pada Pembelajaran Biologi dengan

Kurikulum

2013

(Penelitian Deskriptif

di

SMAN Kota Tangerang Selatan) adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

109016100047

Pendidikan IPA / Pendidikah Biologi

2009

Dr. Zulfrani, M.Pd

19760309 200501 2002 Pendidikan IPA

Dr. Yanti Herlanti, M.Pd

19710t19 200801

20r0

1.

Nama NIP

Dosen Jurusan

2.

Nama

NIP

Dosen Jurusan: Pendidikan IPA

Demikian surat pernyataan

ini

saya buat dengan

menerima segala konsekuensinya apabila terbukti

karya sendiri

sesungguhnya dan saya siap

bahwa skripsi ini bukan hasil

Jakarta, I 4 J anuari 201 5

Mirna Mardianah NrM 109016t00047


(5)

i

Kurikulum 2013 (Penelitian Deskriptif di SMAN Kota Tangerang Selatan)”, Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran penggunaan

performance assessment oleh guru biologi di SMA Negeri yang telah menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014, dimulai pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik

purposive sampling. Sampel penelitian ini berjumlah 6 (enam) sekolah dengan 8 (delapan) responden/guru kelas X. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen non tes yang terdiri dari lembar observasi instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), angket, dan wawancara. Analisis data dilakukan menggunakan statistik deskriptif persentase untuk menghitung angket dan lembar observasi dengan hasil perhitungan pengetahuan guru tentang

performance assessment terbagi menjadi 3 (tiga) kategori yaitu baik, sedang dan buruk. Analisis data juga dilakukan untuk menghitung rata-rata penggunaan

performance assessment dari KD 4.1 sampai dengan KD 4.16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden mengetahui dengan baik tentang

performance assessment. Selain itu, penilaian diskusi merupakan jenis penilaian

performance assessment (penilaian kinerja) yang paling banyak diketahui oleh para responden sekaligus penilaian yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran.


(6)

ii

High School (SMAN) South Tangerang City)", Skripsi, Program Study of Biology Education, Science Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta.

The aim of this study was to obtain some facts of the use of performance assessment by biology teachers in high schools that have implemented State Curriculum 2013 in South Tangerang City. The experiment was conducted in the second semester of the academic year 2013/2014, starting in May through June 2014. The method that used in this research is a survey method. Sampling was done by using purposive sampling technique. Sample size was 6 (six) schools with 8 (eight) respondents / teachers. The instrument that used in this study was non-test instrument consist of a sheet of observation instruments Learning Implementation Plan (RPP), questionnaires, and interviews. Data analysis was performed using descriptive statistics to calculate the percentage of the questionnaire and observation sheet with the results of the calculation of teacher knowledge about the performance assessment is divided into three (3) categories: good, average and poor. Data analysis was also performed to calculate the average use of performance assessment of KD 4.1 to KD 4.16. The results showed that most of the respondents knew about the performance assessment well. In addition, assessment of discussion is kind of performance assessment are the most widely known by the respondents at the same time the most widely used assessment for learning.


(7)

iii

memberikan nikmat dan rahmat serta hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap tercurah dan terlimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. sebagai suri tauladan bagi umat Islam, yang telah memberikan qudwah hasanah

untuk ummatnya guna mencapau insan kamil. Semoga senantiasa mendapatkan

syafa‟atnya di yaumil akhir. Amin.

Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah mendukung dan membantu terselesaikannya skripsi ini, di antaranya :

1. Ibu Dra. Nurlena Rifa‟i, MA, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Dr. Zulfiani, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi sekaligus dosen pembimbing I penulis yang penuh kesabaran serta keikhlasan telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, serta motivasi kepada penulis.

4. Ibu Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., pembimbing II terima kasih tak terhingga atas waktu, saran, dan arahannya dengan penuh kesabaran dan keikhlasan membimbing selama penulisan skripsi.

5. Seluruh dosen, staff, dan karyawan jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang telah memberikan ilmu dan arahannya selama ini.

6. Kepala SMAN 1, SMAN 3, SMAN 4, SMAN 6, SMAN 9 dan SMAN 11 Kota Tangerang Selatan yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah tersebut. Bapak Hadi Prasetyo, S.Si., Ibu Djuriah, S.Pd., Ibu Nellyta Basrie, S.Pd., Ibu Diani Atika, S.Si., Ibu Dra. Hendri Sutresnowati M.Pd., Ibu


(8)

iv termotivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kakak dan adik-adik tercinta, Nofiyah Mardiani, S.Pd., Muhammad Rafli, dan Bilqis Elisya Putri Ardani yang membuat penulis termotivasi agar memberikan teladan kepada mereka.

9. Dwi Nanda Banu Putera, yang sudah menemani dan melengkapi perjalanan hidup penulis, terimakasih atas waktu, doa, kasih sayang, saran dan bantuan, serta motivasi yang selama ini selalu tercurah kepada penulis.

10.Sahabat-sahabat penulis, Nuramelia, Muhammad Pahrudin, S.Pd., Muhammad Nuruzzaman Shiddiqi, S.Pd, yang telah memberikan pengalaman hidup bagi penulis, terimakasih atas kebersamaannya semasa kuliah.

11.Kawan-kawan angkatan 2009 Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, namun tak menyurutkan kasih sayang penulis kepada mereka.

12.Kawan-kawan kosan Assalam, Aan, Opi, Yayi, Reisa, Maria, Yeyen, Mba Ita, Weny, Oci, Anggi, terima kasih untuk support doa dan canda tawanya kepada penulis.

13.Seluruh pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan balasan yang sepadan kepada semua pihak atas jasa dan bantuan yang telah diberikan. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pembacanya dan dapat memberikan kontribusi bagi peningkatan kualitas pendidikan, khususnya bidang studi biologi.

Jakarta, Desember 2014


(9)

v

KATA PENGANTAR ……… iii

DAFTAR ISI……… v

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR………...………… x

DAFTAR LAMPIRAN………...……… xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang ……… 1

B. Identifikasi Masalah ……….. 4

C. Pembatasan Masalah ……….. 5

D. Perumusan Masalah ………... 6

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ………... 6

BAB II KAJIAN TEORETIK DAN KERANGKA BERPIKIR A. Kajian Teoretik ………... 7

1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi ………. 7

a. Pengukuran ……….. 7

b. Penilaian ………... 8

c. Evaluasi ……… 10

2. Hakikat dan Lingkup Penilaian ……….... 10

a. Jenis dan Sistem Penilaian ………... 10

b. Tujuan dan Fungsi Penilaian ………... 11

c. Prinsip Umum Penilaian ……….. 12

d. Kualitas Alat Pendidikan ………. 13

e. Hasil Belajar sebagai Objek Penilaian ………. 13

3. Performance Assessment (Penilaian Kinerja) ………….. 16


(10)

vi

d. Jenis atau Metode Performance Assessment ………... 24

e. Langkah-langkah Performance Assessment………….. 25

f. Kelebihan dan Kelemahan Performance Assessment ... 25

4. Kurikulum 2013 ……… 26

a. Pengertian Kurikulum 2013 ………. 26

b. Urgensi Perubahan Kurikulum 2013 ……… 28

c. Landasan Filosofi Kurikulum 2013 ………. 31

d. Elemen Perubahan pada Kurikulum 2013 ……… 32

e. Penilaian pada Kurikulum 2013 ……… 35

5. Implementasi Performance Assessment………. 38

B. Hasil Penelitian yang Relevan ………. 40

C. Kerangka Berpikir ……… 41

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ………. 43

B. Metode Penelitian ……… 43

C. Populasi dan Sampel Penelitian ………. 45

D. Instrumen Penelitian ……… 46

E. Teknik Pengumpulan Data ……….. 48

F. Teknik Analisis Data ……… 49

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Angket pada Sekolah Sasaran Kurikulum 2013 … 51 1. Hasil Angket Tentang Penilaian ...………. 51

2. Hasil Angket Pengetahuan Performance Assessment…… 53

3. Hasil Angket Penggunaan Performance Assessment…… 65

B. Analisis Instrumen RPP ………... 94


(11)

vii

5. Jenis Penilaian ………... 99

C. Pembahasan ……… 100

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan ………. 104

2. Saran ………... 105

DAFTAR PUSTAKA ……….... 106


(12)

viii

2.2 Contoh 2 Rubrik dengan Daftar Cek ………. 20

2.3 Contoh Rubrik dengan Skala Penilaian Holistik ……… 21

2.4 Contoh 2 Rubrik dengan Skala Penilaian Holistik ………. 21

2.5 Contoh Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik ……… 22

2.6 Contoh 2 Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik ………. 23

2.7 Perbandingan Antara Asesmen Performansi dengan Tes Konvensional ……… 23

3.1 Lembar Observasi Instrumen RPP ………. 47

4.1 Hasil Jawaban Responden untuk Angket Pengetahuan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) Nomor 2 dan 3 ………. 58

4.2 Hasil Jawaban Responden untuk Angket Pengetahuan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) Nomor 4 ………... 60

4.3 Hasil Jawaban Responden untuk Angket Pengetahuan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) Nomor 5-17 ………. 61

4.4 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.1 ……….. 66

4.5 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.2 ……….. 68

4.6 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.3 ……….. 70

4.7 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.4 ……….. 72

4.8 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.5 ……….. 73

4.9 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.6 ……….. 75

4.10 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.7 ……….. 77

4.11 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.8 ……….. 78

4.12 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.9 ……….. 80

4.13 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.10 ……… 82

4.14 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.11 ………. 84

4.15 Urutan Teknik Penilaian Kinerja pada KD 4.12 ………. 86


(13)

ix

4.20 Uraian Kegiatan Pembelajaran dalam Kegiatan Inti pada

Kurikulum 2013 ……….. 97


(14)

x

Gambar 3.2 Ilustrasi Pengambilan Sampel ………. 45

Gambar 4.1 Grafik Jawaban Pertanyaan No.2 Poin A ……… 51

Gambar 4.2 Grafik Jawaban Pertanyaan No.2 Poin B ……… 53

Gambar 4.3 Grafik Jawaban Pertanyaan No.2 Poin C ……… 56

Gambar 4.4 Contoh Tulisan Jawaban Responden G A.1 ……… 63

Gambar 4.5 Contoh Tulisan Jawaban Responden G D.1 ……… 63

Gambar 4.6 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.1 …… 65

Gambar 4.7 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.2 …… 67

Gambar 4.8 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.3 …… 70

Gambar 4.9 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.4 …… 71

Gambar 4.10 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.5 …… 72

Gambar 4.11 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.6 …… 74

Gambar 4.12 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.7 …… 76

Gambar 4.13 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.8 …… 77

Gambar 4.14 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.9 …… 79

Gambar 4.15 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.10 ….. 81

Gambar 4.16 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.11 ….. 83

Gambar 4.17 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.12 ….. 85

Gambar 4.18 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.13 …... 86

Gambar 4.19 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.14 ….. 88

Gambar 4.20 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.15 ….. 90

Gambar 4.21 Grafik Penggunaan Performance AssessmentKD 4.16 …… 91

Gambar 4.22 Grafik Analisis Instrumen RPP Kelengkapan Komponen … 93 Gambar 4.23 Grafik Analisis Instrumen RPP Pendekatan/Metode ……... 94

Gambar 4.24 Grafik Analisis Instrumen RPP Media & Sumber Belajar …95 Gambar 4.25 Grafik Analisis Instrumen RPP Kegiatan Pembelajaran ….. 96


(15)

xi

Lampiran 3 Data Hasil Perhitungan Angket Penggunaan PA …………... 114

Lampiran 4 Rekapitulasi Angket Tentang Penilaian ……….. 122

Lampiran 5 Rekapitulasi Angket Pengetahuan Performance Assessment... 123

Lampiran 6 Rubrik Angket Pengetahuan Performance Assessment……... 124

Lampiran 7 Indikator Jawaban Angket Pengetahuan PA ………... 125

Lampiran 8 Rekapitulasi Angket Penggunaan Performance Assessment… 129 Lampiran 9 Tabel Rata-rata Penggunaan PA dari KD 4.1-4.16 …………. 130

Lampiran 10 Lembar Analisis Instrumen RPP ………. 131

Lampiran 11 Data Hasil Perhitungan Lembar Instrumen RPP ………. 132

Lampiran 12 Lembar Angket Tentang Penilaian ……….. 134

Lampiran 13 Lembar Angket Pengetahuan Performance Assessment……. 136

Lampiran 14 Lembar Angket Penggunaan Performance Assessment……. 140

Lampiran 15 Lembar Wawancara Responden ………. 151

Lampiran 16 Lembar Pedoman Wawancara ……… 155

Lampiran 17 Rekapitulasi Uji Validitas Instrumen ………. 157

Lampiran 18 Dokumentasi RPP ………... 160

Lampiran 19 Surat-surat ………... 244


(16)

1 A. Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Tujuan pembelajaran tersebut dapat diketahui ketercapaiannya dengan melakukan penilaian yang dalam penggunaannya memerlukan alat ukur tertentu.1 Penting bagi seorang guru untuk dapat menguasai cara penilaian hasil maupun proses belajar siswa.

Penilaian atau dikenal juga dengan asesmen berarti suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Asesmen (penilaian) memberikan nilai tentang kualitas sesuatu, tidak hanya mencari jawaban terhadap pertanyaan tentang apa, tetapi lebih diarahkan kepada menjawab pertanyaan bagaimana sesuatu proses atau suatu hasil yang diperoleh seseorang atau suatu program.2

Ana Ratna Wulan mengungkapkan bahwa tes prestasi belajar sering dijadikan sebagai alat utama pengambilan keputusan tentang siswa. Informasi hasil tes dijadikan sebagai alat utama untuk mengetahui pencapaian tujuan penting pembelajaran. Padahal penggunaan tes memiliki beberapa kelemahan yang telah diajukan para ahli asesmen, seperti misalnya, tes objektif kurang dapat menilai kemampuan berpikir siswa, dan hasil belajar yang terbatas serta kurang dapat menampilkan potensi siswa yang sesungguhnya. Oleh sebab itu, asesmen alternatif diperlukan untuk menilai dimensi proses dan hasil belajar siswa yang tidak tergali melalui tes.3

1

Zulfiani, Toni Feronika, Kinkin Suartini, Strategi Pembelajara Sains, (Jakarta: Lembaga Penulisan UIN Jakarta, 2009), h. 60.

2

Wahyudi, Asesmen Pembelajaran Berbasis Portofolio Di Sekolah”, Jurnal Visi Ilmu Pendidikan, Pontianak: FKIP-UNTAN Pontianak, 2009, h. 288.

3

Ana Ratna Wulan, “Penggunaan Asesmen Alternatif Pada Pembelajaran Biologi”, Seminar Nasional Biologi: Perkembangan Biologi dan Pendidikan Biologi untuk Menunjang Profesionalisme, (Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI, 2007), h.381, tidak dipublikasikan.


(17)

Dari pemaparan di atas dapat kita ketahui bahwa tes prestasi belajar atau bisa disebut dengan tes kognitif bukan merupakan penentu utama keberhasilan proses belajar. Ana Ratna Wulan menambahkan bahwa standar asesmen

pembelajaran sains dewasa ini telah mengalami pergeseran penekanan dari “yang mudah dinilai” menjadi “yang penting untuk dinilai”. Dalam hal ini asesmen

hendaknya ditekankan pada penilaian kemampuan siswa dalam real life situation.”4

Berdasarkan informasi dari Depdiknas yang dinyatakan di dalam Zulfiani, terdapat tiga kemampuan dalam IPA, yaitu 1) kemampuan mengetahui apa yang diamati, 2) kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi, dan kemampuan untuk tindak lanjut hasil eksperimen, 3) dikembangkannya sikap ilmiah.5

Tiga kemampuan inilah yang menjadi ciri pembelajaran IPA, termasuk di dalamnya Biologi. Untuk memperoleh informasi bahwa siswa memiliki kemampuan-kemampuan tersebut dilakukan penilaian. Seperti yang telah diungkapkan di atas, bahwa penilaian dewasa ini hanya dikenal sebagai tes tertulis yang memuat unsur-unsur kognitif semata, sedangkan Biologi memuat unsur lain seperti keterampilan karena terkait dengan kegiatan ilmiah.

Pengalaman peneliti saat mengajar di sekolah dan saat menjalankan Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT) mengungkap kurang jelasnya prosedur penilaian meskipun kegiatan keterampilan sudah diterapkan pada pembelajaran. Seperti misalnya tidak adanya pedoman atau rubrik yang kemudian membuat guru mengambil jalan mudah dengan menjadikan nilai secara instan dan terkadang membuat guru menjadi subyektif. Selain itu, kebanyakan guru menilai siswa secara kelompok, tidak benar-benar melihat kemampuan siswa secara individual.

Standar Penilaian Pendidikan pada Kurikulum 2013 adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik. Perubahan Kurikulum 2006 menjadi 2013 didasari adanya kelemahan bahwa kompetensi yang dikembangkan pada Kurikulum 2006 lebih didominasi

4

Ibid.

5


(18)

oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterampilan, dan sikap)6 dan penilaian belum menggunakan standar penilaian berbasis kompetensi, serta belum tegas memberikan layanan remediasi dan pengayaan secara berkala.7

Penilaian dalam Kurikulum 2013 tidak hanya mengukur pada ranah kognitif, tetapi juga mengukur ranah sikap dan keterampilan. Dalam Kurikulum 2013, terdapat 4 (empat) Kompetensi Inti (KI) diantaranya, Kompetensi Inti (KI) mencakup sikap kepada Tuhan (KI-1), sikap diri dan terhadap lingkungan (KI-2), pengetahuan terhadap materi ajar (KI-3) dan penyajian pengetahuan melalui kegiatan keterampilan (KI-4).8 Penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi yaitu KD-KD pada KI-3 dan KI-4 yang merupakan pembelajaran langsung. Sedangkan KD-KD pada KI-1 dan KI-2 di mana pembelajaran bersifat tidak langsung (indirect teaching), penilaian dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI-3, untuk semua mata pelajaran.9

Adanya KI-4 yang mengukur aspek keterampilan siswa, membuat Kurikulum 2013 berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Penilaian pada aspek keterampilan sangat membantu guru mengetahui lebih dalam kemampuan siswa. Biologi sebagai mata pelajaran yang menuntut kegiatan ilmiah, sangat memerlukan penilaian keterampilan untuk mengukur kemampuan siswa melakukan sesuatu sebagai penjabaran kemampuan kognitif yang sudah diterimanya di kelas. Penilaian pada aspek keterampilan yang disarankan pada pembelajaran Kurikulum 2013 ini diantaranya adalah penilaian unjuk kerja.

Penilaian kinerja atau dalam istilah Bahasa Inggris disebut performance assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai macam konteks sesuai dengan yang diinginkan. Performance assessment ini biasanya

6

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 61.

7

Ibid.

8

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum 2013, Pedoman Umum Pembelajaran, h. 14.

9


(19)

digunakan untuk menilai kualitas hasil kerja siswa dalam menyelesaikan suatu tugas.10

Pengertian penilaian unjuk kerja dalam Permendikbud Nomor 81A tahun 2013 ialah penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll.11

Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa kemampuan IPA, termasuk di dalamnya Biologi adalah kemampuan mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi, dan kemampuan untuk tindak lanjut hasil eksperimen, serta dikembangkannya sikap ilmiah, menjadikan penilaian keterampilan sebagai penilaian yang mampu menilai tiga kemampuan IPA tersebut. Penilaian kinerja sebagai salah satu cara menilai keterampilan siswa, sangat baik diterapkan dalam pembelajaran biologi dengan tujuan dapat melihat sejauh mana kemampuan siswa dalam melakukan kegiatan ilmiah seperti perumusan masalah, penyusunan hipotesis, melakukan eksperimen dan penarikan kesimpulan dapat berjalan secara sistematis dan terarah.

Mengingat pentingnya penilaian kinerja dalam pembelajaran biologi, maka Penulis ingin mendeskripsikan penggunaan performance assessment (penilaian kinerja) yang dilakukan oleh responden, dalam hal ini guru biologi SMA Kelas X, pada pembelajaran biologi di SMA-SMA Negeri yang telah menerapkan Kurikulum 2013 di Kota Tangerang Selatan.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut:

10

Cheiriyah Idha, Meningkatkan Pemahaman Konsep Mata Pelajaran Biologi melalui Performance Assessment, Jurnal Pendidikan Inovatif, volume 3, nomor 2 (Balikpapan: 2008), h.69.

11

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum 2013, Pedoman Umum Pembelajaran, h.27.


(20)

1. Pandangan sebagian besar pendidik/guru bahwa achievement test atau tes prestasi belajar merupakan satu-satunya penentu keberhasilan proses belajar siswa. Pandangan ini membuat pendidik mengenal tes tertulis sebagai bentuk penilaian mutlak, sedangkan tes tertulis hanya memuat unsur kognitif semata. 2. Terdapat tiga kemampuan IPA, dalam hal ini Biologi termasuk di dalamnya,

ialah kemampuan mengetahui apa yang diamati, kemampuan untuk memprediksi apa yang belum terjadi dan kemampuan untuk tindak lanjut hasil eksperimen. Tiga kemampuan tersebut membutuhkan jenis penilaian yang lebih dari penilaian kognitif, karena memuat aspek-aspek keterampilan di dalamnya.

3. Pengalaman peneliti saat mengajar dan menjalani kegiatan PPKT mengungkap kurang jelasnya prosedur penilaian meskipun kegiatan keterampilan sudah diterapkan pada pembelajaran. Seperti misalnya tidak adanya pedoman atau rubrik yang kemudian membuat guru mengambil jalan mudah dengan menjadikan nilai secara instan dan terkadang membuat guru menjadi subyektif. Selain itu, kebanyakan guru menilai siswa secara kelompok, tidak benar-benar melihat kemampuan siswa secara individual.

4. Penilaian dan kompetensi yang dikembangkan pada Kurikulum 2006 lebih didominasi oleh aspek pengetahuan, belum sepenuhnya menggambarkan pribadi peserta didik (pengetahuan, keterampilan, dan sikap) seperti yang terdapat dalam Kurikulum 2013.

5. Biologi sebagai mata pelajaran yang menuntut kegiatan ilmiah, sangat memerlukan penilaian keterampilan untuk mengukur kemampuan siswa melakukan sesuatu sebagai penjabaran kemampuan kognitif yang sudah diterimanya di kelas. Penilaian pada aspek keterampilan yang disarankan pada pembelajaran Kurikulum 2013 ini diantaranya adalah penilaian unjuk kerja.

C. Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kekeliruan dan ketidakselarasan antara pembatasan dengan pokok masalah di atas, maka penulis membatasi masalahnya pada


(21)

penggunaan performance assessment (penilaian kinerja) pada pembelajaran biologi dengan Kurikulum 2013 di SMAN Kota Tangerang Selatan.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka penulis merumuskan permasalahan sebagai berikut: “Bagaimana penggunaan performance assessment

(penilaian kinerja) pada pembelajaran biologi dengan Kurikulum 2013 di SMAN Kota Tangerang Selatan?”

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini ialah memperoleh informasi tentang penggunaan

performance assessment (penilaian kinerja) pada pembelajaran biologi dengan Kurikulum 2013 di SMAN Kota Tangerang Selatan.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Secara teoretis, dapat menambah khazanah pengetahuan dalam bidang pendidikan, khususnya penilaian pembelajaran.

b. Guru dapat termotivasi membuat instrumen yang sesuai dengan indikator dalam penilaian kinerja (performance assessment) dan menambah wawasan, pengetahuan serta keterampilan guru tentang jenis-jenis penilaian kinerja. c. Siswa diharapkan dapat termotivasi dalam belajar biologi, sehingga proses

pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan hasil belajar dapat ditingkatkan.


(22)

7 A. Kajian Teoretik

1. Pengertian Pengukuran, Penilaian dan Evaluasi a. Pengukuran

Ahmad Sofyan dkk mengemukakan pengertian pengukuran (to measure =

measurement) adalah “suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik atau angka. Pengukuran bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.”1

Mengukur pada hakikatnya adalah membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Misalnya mengukur suhu badan dengan ukuran thermometer: hasilnya 36º Celcius, 38º Celcius, 39º Celcius dan seterusnya. Contoh lain: Dari 100 butir soal yang diajukan dalam tes, Ahmad menjawab dengan betul sebanyak 80 butir soal.2

Menurut Guilford seperti dikutip Masnur Muslich, pengukuran adalah

“proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran pendidikan berbasis kompetensi berdasarkan pada klasifikasi observasi unjuk kerja atau kemampuan peserta dididk dengan menggunakan suatu standar. Pengukuran dapat menggunakan tes dan non-tes”.3

Dari penjelasan para ahli di atas dapat dikatakan bahwa pengukuran adalah menetapkan sesuatu berdasarkan angka. Dalam setiap aspek kehidupan, tentunya menggunakan konsep pengukuran. Dalam dunia pendidikan pengukuran sangat diperlukan untuk mengukur pemahaman siswa sebagai hasil belajar.

1

Ahmad Sofyan dkk, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta dengan UIN Jakarta Press, 2006), cetakan 1, h.2.

2

Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2013), Ed.1, h.4.

3

Masnur Muslich, Authentic Assessment: Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT Refika Aditama, 2011), cetakan kesatu, h. 5.


(23)

b.Penilaian

Penilaian sebenarnya diambil dari kata assessment (bahasa Inggris) atau

assidere (bahasa Perancis) yang artinya sit beside (duduk di samping atau duduk di dekat).4 Namun sulit mencari padanan kata dalam Bahasa Indonesia sehingga

assessment disebut sebagai asesmen saja.

Ditinjau dari sudut bahasa, penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai atau harga suatu objek diperlukan adanya ukuran atau kriteria.5

Hart seperti dikutip Masnur Muslich menyatakan, asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan, pelaporan dan penggunaan informasi tentang hasil belajar peserta didik yang diperoleh melalui pengukuran untuk menganalisis atau menjelaskan unjuk kerja/kinerja atau prestasi peserta didik dalam mengerjakan tugas-tugas terkait. Proses asesmen mencakup sejumlah bukti-bukti yang menunjukkan pencapaian hasil belajar peserta didik. Asesmen ini dilaksanakan secara terpadu dengan kegiatan pembelajaran sehingga disebut penilaian berbasis kelas (PBK). PBK dilakukan dengan berbagai cara seperti pengumpulan kerja peserta didik (portofolio), hasil karya (product), penugasan (project), kinerja (performance) dan tes tertulis (paper dan pencil). 6

Jadi menurut Masnur Muslich penilaian adalah suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu. Penilaian juga diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran.

Pengertian penilaian menurut Sofyan menyatakan, pengertian asesmen (to assess = assessment) merupakan “kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan keputusan”.7

4

Zulfiani,dkk., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cetakan 1, h. 73.

5

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 3.

6

Masnur Muslich, op.cit., h. 2.

7


(24)

Begitu banyaknya pengertian penilaian, sehingga dari beberapa pengertian para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah proses menentukan keputusan tentang sesuatu berdasarkan kriteria tertentu. Dalam pembelajaran, penilaian dilakukan untuk melihat ketercapaian hasil belajar siswa.

c. Evaluasi

Kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris (to evaluatevalue =

evaluation), secara harfiah dapat diartikan sebagai penilaian. Namun dari segi istilah ada beberapa definisi yang dapat dikemukakan, yakni: 8

1) Suatu proses sistematik untuk mengetahui tingkat keberhasilan sesuatu. 2) Kegiatan untuk menilai sesuatu secara terencana, sistematik dan terarah

berdasarkan atas tujuan yang jelas.

3) Proses penentuan nilai berdasarkan data kuantitaif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.

Evaluasi menurut Stufflebeam & Shinkfield dalam Masnur Muslich mengatakan bahwa evaluasi adalah penilaian yang sistematik tentang manfaat atau kegunaan suatu objek. Dalam melakukan evaluasi, di dalamnya ada kegiatan untuk menentukan nilai suatu program, oleh karenanya terdapat unsur subyektif.9

Berdasarkan pemaparan di atas dapat diketahui bahwa proses evaluasi dilakukan setelah kegiatan pengukuran dan penilaian dilakukan. Evaluasi adalah kegiatan atau proses untuk melihat sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu adalah pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal dengan istilah tes.10

8

Ibid., h.3.

9

Masnur Muslich, op.cit., h. 6.

10


(25)

2. Hakikat dan Lingkup Penilaian

Perkembangan konsep penilaian pendidikan yang ada pada saat ini menunjukkan arah yang lebih luas. Konsep-konsep tersebut pada umumnya berkisar pada pandangan sebagai berikut. 11

a) Penilaian diarahkan kepada tujuan-tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dan terhadap tujuan-tujuan yang tersembunyi, termasuk efek samping yang mungkin timbul.

b) Penilaian tidak hanya melalui pengukuran perilaku siswa, tetapi juga melakukan pengkajian terhadap komponen-komponen pendidikan, baik masukan proses maupun keluaran.

c) Penilaian dimaksudkan untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dan untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan tersebut penting bagi siswa dan bagaimana siswa mencapainya.

d) Mengingat luasnya tujuan dan objek penilaian, maka alat yang digunakan dalam penilaian sangat beraneka ragam, tidak hanya terbatas pada tes, tetapi juga alat penilaian bukan tes.

a. Jenis dan Sistem Penilaian

Dilihat dari fungsinya, jenis penelitian ada beberapa macam, diantaranya:

12

1) Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program belajar mengajar untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.

2) Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Tujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh tujuan-tujuan kurikuler dikuasai oleh para siswa.

3) Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya.

11

Nana Sudjana, op.cit., h. 1.

12


(26)

4) Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu.

5) Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.

b. Tujuan dan Fungsi Penilaian

Suharsimi Arikunto mengatakan tujuan dan fungsi penilaian atau asesmen adalah sebagai berikut.13

1) Penilaian berfungsi selektif.

Dengan cara mengadakan penilaian, guru mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai tujuan, antara lain untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu. Atau untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.

2) Penilaian berfungsi diagnostik.

Dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru melakukan diagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahan. Dengan diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah mencari cara untuk mengatasinya.

3) Penilaian berfungsi sebagai penempatan.

Untuk dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang siswa harus ditempatkan, digunakan suatu penilaian. Sekelompok siswa yang mempunyai hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.

4) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan.

Fungsi ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program berhasil diterapkan.

13

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Edisi 2, h. 18-19.


(27)

c. Prinsip Umum Penilaian

Penilaian pendidikan yang ideal harus memenuhi prinsip-prinsip umum penilaian. Prinsip-prinsip umum yang harus dipenuhi dalam penilaian pendidikan sebagai berikut. 14

1) Valid

Penilaian pendidikan harus mengukur apa yang seharusnya diukur dengan menggunakan alat yang dipercaya, tepat atau sahih.

2) Mendidik

Penilaian harus memberi sumbangan positif terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik.

3) Berorientasi pada Kompetensi

Penilaian harus menilai pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum. Oleh karena setiap alat penilaian yang dipakai harus dapat memicu pemunculan informasi berupa indikator-indikator pencapaian kompetensi tertentu. 4) Adil dan Objektif

Penilaian harus adil terhadap semua peserta didik dan tidak membeda-bedakan latar belakang peserta didik yang tidak berkaitan dengan pencapaian hasil belajar.

5) Terbuka

Kriteria penilaian hendaknya terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan tentang keberhasilan peserta didik jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

6) Berkesinambungan

Penilaian dilakukan secara berencana, bertahap, teratur, terus-menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemajuan belajar peserta didik.

7) Menyeluruh

Penilaian terhadap hasil belajar peserta didik harus dilakukan menyeluruh, utuh dan tuntas yang mencakup aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif serta

14


(28)

berdasarkan pada berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.

8) Bermakna

Penilaian hendaknya mudah dipahami dan bisa ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian mencerminkan gambaran yang utuh tentang prestasi peserta didik yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat, dan tingkat penguasaan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang ditetapkan.

d. Kualitas Alat Pendidikan

Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya dan ketetapan atau keajegannya atau reliabilitasnya.

1) Validitas

Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut mencapai tujuan yang dikehendai dengan tepat.15

2) Reliabilitas

Reliabilitas (rely + ability = reliability) bermakna: keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.16

e. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian

Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: (1) penguasaan materi akademik

15

Ahmad Sofyan, dkk, op.cit., h.105.

16


(29)

(kognitif), (2) hasil belajar yang bersifat normatif (afektif), dan aplikatif produktif (psikomotor).17

1) Hasil Belajar Penguasaan Materi (kognitif)

Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan (content objectives) berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.18 Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah: 19

a) Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)

Pengetahuan (knowledge) adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali (recall) atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.

b) Pemahaman (comprehension)

Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.

c) Penerapan (aplication)

Penerapan atau aplikasi (aplication) adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.

d) Analisis (analysis)

Analisis (analysis) adalah kemampuan seseorang untuk memerinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.

17

Ibid., h. 13.

18

Ibid., h. 14.

19


(30)

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis (synthesis) adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.

f) Penilaian (evaluation)

Penilaian atau evaluasi (evaluation) merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.

2) Hasil Belajar Proses (Normatif/Afektif)

Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode.20 Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. 21

a) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.

b) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar.

c) Valuing (penilaian) berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.

d) Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.

e) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian tingkah lakunya.

20

Ahmad Sofyan dkk., op.cit., h. 19.

21


(31)

3) Hasil Belajar Aplikatif (Psikomotor)

Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu.22 Ranah psikomotor ada yang membagi menjadi 7 tingkatan dan ada pula yang hanya 6 tingkatan, yakni: 23

a) Persepsi – perception (mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap rangsangan, menyeleksi objek)

b) Kesiapan – set (mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental)

c) Gerakan terbimbing – guided response (mampu meniru cintoh, mencoba-coba, pengembangan respon baru)

d) Gerakan terbiasa – mechanism (berketerampilan, berpegang pada pola, respons baru muncul dengan sendirinya)

e) Gerakan kompleks – complex overt response (sangat terampil secara lancar, luwes, supel, gesit, lincah)

f) Penyesuaian pola gerakan – adaptation (mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah)

g) Kreatifitas/keaslian – creativity/origination (mampu menciptakan yang baru, berinisiatif).

3. Performance Assessment (Penilaian Kinerja)

a. Pengertian Performance Assessment (Penilaian Kinerja)

Penilaian kinerja (Performance assessment) secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan

22

Ahmad Sofyan dkk., op.cit., h. 23.

23


(32)

kemampuan siswa dalam proses maupun produk yang mengacu pada standar tertentu.24

Albert Oosterhof mengungkapkan bahwa “a performance assessment is used to observe this performance systematically. The selection of the performance to be observed must be based on a clear awareness of the capability being assessed. Identifying the capability helps us determine the type of behavior we should observe and how broadly our observation must generalize.”25 Arti dari kalimat di atas ialah bahwa penilaian kinerja digunakan untuk mengamati performa atau penampilan/pertunjukkan secara sistematis. Seleksi dari penampilan yang akan diamati harus berdasarkan pada kriteria yang jelas pada kemampuan yang akan dinilai. Pengenalan kemampuan tersebut dapat membantu kita melihat tipe perilaku yang bisa diamati dan bagaimana secara luas pengamatan kita harus bersifat generalisasi.

Terdapat istilah lainnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja yaitu penilaian alternatif (alternative assessment) dan penilaian otentik (authentic assessment). Marzano, Popham dan Bookhart menyatakan bahwa istilah penilaian otentik kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan penilaian kinerja karena tugas-tugas asesmennya yang lebih dekat dengan kehidupan nyata.26

Berkaitan dengan penilaian alternatif dan penilaian otentik, Wiggins di dalam Airasian mengungkapkan bahwa penilaian kinerja termasuk dalam keduanya. Performance assessments may also be called alternative or authentic assessments. The term “alternative” is used to describe performance assessments because they serve as an alternative to a multiple-choice or short-answer test. The term “authentic” is used because some performance assessments permit students to show what they can do in real situation.27 Arti dari kalimat di atas ialah bahwa penilaian kinerja bisa disebut dengan penilaian alternatif atau penilaian otentik.

24

Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi, Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung: FPMIPA UPI), diakses

dari http://file.upi.edu/, pada 25 Juni 2013 pk 15.03, h.1.

25

Albert Oosterhof, Developing and Using Classroom Assessment, (USA: R. R Donnelley & Sons Company, 2003), 3rd ed, h. 163.

26

Ana Ratna Wulan, op.cit., h.1.

27

Peter W Airasian and Michael K Russel, Classroom Assessment Concepts and Applications, (New York: McGraw-Hill Companies, 2008), 6th ed., h. 202.


(33)

Kata alternatif digunakan untuk menggambarkan penilaian kinerja karena mereka hadir sebagai alternatif dari tes pilihan ganda atau tes jawaban singkat. Kata otentik digunakan karena beberapa penilaian kinerja mengijinkan para peserta didik untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan pada situasi nyata.

NSTA tahun 2002, dalam buku Masnur Muslich menyatakan bahwa

Assessment Performance pada hakekatnya adalah asesmen autentik karena dalam asesmen ini peserta didik dituntut untuk mendemonstrasikan inkuiri ilmiah mereka, melakukan penalaran dan keterampilan, dan melakukan berbagai tugas menarik dan menantang dalam konteks kehidupan nyata.28

Menurut Ana Ratna Wulan, asesmen kinerja adalah prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang belajar siswa. Asesmen kinerja mensyaratkan siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas kinerjanya menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan dalam bentuk perbuatan, tindakan atau unjuk kerja. Tes Unjuk Kerja meminta siswa melakukan kinerja ilmiah seperti mempersiapkan alat, menggunakan alat/merangkai alat, menuliskan data, menganalisis data, menyimpulkan, menyusun laporan dan sebagainya. Penilaian kinerja dapat menjelaskan kemampuan-kemampuan siswa, pemahaman konseptual, kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan, kemampuan melaksanakan kinerja dan kemampuan melakukan suatu proses.29

Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum 2013 Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran menjelaskan definisi tentang penilaian unjuk kerja bahwa penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas

28

Masnur Muslich, op.cit., h. 124.

29

I Ketut Susila, “Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja (Performance Assesment) Laboratorium Pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X Di Kabupaten Gianyar”, Artikel Pendidikan, (Bali: Program Studi Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2012) diakses pada tanggal 15 Januari 2014 pk 08.03, h. 5.


(34)

tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisi/deklamasi dll.30

Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa

performance assessment atau penilaian kinerja ialah suatu cara melihat atau menilai kinerja siswa dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Penilaian kinerja ini didapat dari hasil mengamati aktivitas siswa dalam bekerja ilmiah seperti melakukan eksperimen atau pratikum di laboratorium, mulai dari menemukan masalah sampai kepada mengambil kesimpulan dan menyusunnya menjadi sebuah laporan.

b. Rubrik atau Pedoman Penskoran

Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria

performance pada proses atau hasil yang diharapkan.31

Rubrik menurut Masnur Muslich adalah suatu pedoman penskoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran (proficiency) peserta didik dalam mengerjakan suatu tugas. Di dalam suatu rubrik, guru mendeskripsikan masing-masing tingkat kemahiran peserta didik untuk setiap kriteria.32

Terdapat dua macam rubrik, yaitu rubrik dengan daftar cek (checklist) dan rubrik dengan skala penilaian (rating scale).

a. Rubrik dengan Daftar Cek

Dalam menggunakan daftar cek, guru hanya perlu menunjukan elemen tertentu ada atau tidak dalam unjuk kerja peserta didik.33 Misalnya, pada indikator penggunaan termometer, rubrik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.

30

Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran, h.27.

31

Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio pada pembelajaran Biologi, Handout Kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung: FPMIPA UPI),diakses dari http://file.upi.edu/, pada 25 Juni 2013 pk 15.03, h. 1.

32

Masnur Muslich, op.cit., h. 131.

33


(35)

Tabel 2.1 Contoh Rubrik dengan Daftar Cek34

Berilah tanda √ untuk setiap penampilan yang benar dari setiap tindakan yang

dilakukan peserta didik seperti yang diuraikan di bawah ini!

… 1) Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian

ujung yang tidak berisi air raksa.

… 2) Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya. … 3) Memasang termometer pada tubuh pasien (di mulut, di ketiak, atau di dubur) sehingga bagian yang berisi air raksa kontak dengan tubuh

orang yang diukur suhu tubuhnya.

… 4) Menunggu beberapa menit termometer yang tinggal dalam tubuh orang yang diukur suhunya. … 5) Mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur dengan memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa. … 6) Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer dengan

posisi mata tegak lurus. Total Skor =

Rubrik di atas memiliki karakteristik butir-butir yang mengandung uraian perbuatan yang sudah pasti. Jika perbuatan dalam rubrik nampak dalam setiap kriteria, maka guru hanya menuliskan tanda cek saja sedangkan jika perbuatan itu tidak nampak maka kolom cek dikosongkan.35 Contoh lain rubrik penilaian dengan daftar cek seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.

Tabel 2.2 Contoh 2 Rubrik dengan Daftar Cek36

Nama Siswa

Aspek yang dinilai Ide

berhubungan erat dengan topik

permasalahan

Pendapat benar/tepat (sesuai konsep biologi)

Ide

disampaikan jelas dan sistematis

Argumentasi

baik/mempertahankan

pendapat dengan

alasan yang logis dan ilmiah

Bersikap menghargai pendapat orang lain

Orisinal (pendapat yang disampaikan baru) Ana

Andi Anya Bima

34

Ibid.

35

Ibid., h. 132.

36


(36)

b. Rubrik dengan Skala Penilaian

Pada rubrik ini, guru menetapkan derajat standar. Misalnya ditetapkan

skala 1 sampai 5. Skala 1 berarti “tidak baik” dan skala 5 “sangat baik”. Skala

penilaian dalam rubrik ini terbagi atas 2 macam yaitu skala holistik dan analitik. Dalam rubrik holistik, baik peserta didik melakukan kegiatan dinilai dengan memperhatikan semua kriteria secara bersama-sama atau menyeluruh.37 Berikut ini disajikan contoh rubrik dengan skala penilaian holistik.

Tabel 2.3 Contoh Rubrik dengan Skala Penilaian Holistik38

Skor Deskripsi

5 Menunjukkan pemahaman yang sempurna tentang permasalahan. Semua yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam

respon/jawaban.

4 Menunjukkan pemahaman yang substansial tentang permasalahan. Semua yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam

respon/jawaban.

3 Menunjukkan pemahaman parsial/sebagian tentang permasalahan. Sebagian besar yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam respon/jawaban.

2 Menunjukkan pemahaman sedikit/kurang tentang permasalahan. Banyak yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam

respon/jawaban.

1 Tidak menunjukkan pemahama terhadap permasalahan. 0 Tidak ada respon/jawaban atau tidak ada usaha

Contoh lain rubrik dengan skala penilaian holistik seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.

Tabel 2.4 Contoh 2 Rubrik dengan Skala Penilaian Holistik39

Nilai Deskripsi

A Respons terhadap tugas sangat spesifik. Informasi yang diberikan memberikan

pemahaman yang utuh dari tugas. Jawaban jelas, singkat dan langsung ke masalah yang diminta dengan menggunakan berbagai informasi yang akurat. Pendapat dan kesimpulan mengalir secara baik dan logis. Secara keseluruhan respons terhadap tugas lengkap dan sangat baik.

37

Masnur Muslich, op.cit., h. 132.

38

Ibid.

39

Yani Kusmarni, Pengembangan Asesmen Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah”, Artikel Bahan Ajar, (Bandung: UPI, 2010), h. 19, tidak dipublikasikan.


(37)

B Respons terhadap tugas sudah baik. Informasi yang diberikan cukup akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Respons yang dikemukakan dalam tulisan baik dengan pendapat serta kesimpulan yang baik pula. Jawaban dan uraian tugas cenderung bertele-tele.

C Respons yang diberikan kurang memuaskan. Informasi yang diberikan akurat

dengan menggunakan berbagai sumber informasi tetapi tidak ada kesimpulan atau pendapat. Alur berpikir yang dikemukakan dalam tugas kurang logis dan cenderung bertele-tele.

D Respons tidak menjawab tugas yang diminta. Banyak informasi yang tidak akurat

karena tidak menggunakan sumber informasi. Tidak ada kesimpulan dan pendapat. Secara keseluruhan respons tidak akurat dan tidak lengkap.

Rubrik dengan skala penilaian yang lain yaitu skala analitik. Dalam rubrik skala analitik, unjuk kerja dinilai secara terpisah-pisah untuk setiap kriteria. Sistem penilaian holistik lebih efisien dibandingkan dengan skala analitik, tetapi sistem penilaian analitik memberikan informasi yang lengkap yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan dan peningkatan pembelajaran peserta didik.40 Berikut ini disajikan contoh rubrik dengan skala penilaian analitik.

Tabel 2.5 Contoh Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik41

Lingkarilah angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka 3 jika agak tepat, angka 2 jika tidak tepat dan angka 1 jika sangat tidak tepat untuk setiap tindakan di bawah ini!

5 4 3 2 1 Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa

5 4 3 2 1 Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya.

5 4 3 2 1 Memasang termometer pada tubuh pasien (di mulut, di ketiak, atau di dubur) sehingga bagian yang berisi air raksa kontak dengan tubuh orang yang diukur suhu tubuhnya.

5 4 3 2 1 Menunggu beberapa menit termometer yang tinggal dalam tubuh orang yang diukur suhunya.

5 4 3 2 1 Mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur dengan memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa.

5 4 3 2 1 Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer dengan posisi mata tegak lurus.

Contoh lain rubrik dengan penilaian analitik seperti ditunjukkan gambar di bawah ini.

40

Masnur Muslich, op.cit., h. 133.

41


(38)

Tabel 2.6 Contoh 2 Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik42

Nama Kegiatan: Membuat Peta Konsep tentang Pengaruh Imprealisme Barat Terhadap Kehidupan Sosial, Politik dan Ekonomi Indonesia Pada Abad ke- 20

Skor Peta Konsep Spesifikasi Rasional

4 Tampilan gambar

memberikan visualisasi untuk memahami dan mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari.

Semua spesifikasi yang diberikan benar

Rasionalisasi yang

diberikan jelas

3 Sebagian besar gambar

yang ditampilkan cukup baik

Semua spesifikasi yang diberikan benar

Penjelasan yang

diberikan masih

membutuhkan perbaikan

2 Beberapa gambar yang

ditampilkan cukup baik

Hanya sebagian spesifikasi yang diberikan benar

Rasional yang

diberikan tidak

lengkap

1 Gambar yang disajikan

hanya sebagian yang benar

Spesifikasi yang diberikan pada umumnya salah

Rasional yang

diberikan tidak benar

c. Perbandingan Performance Assessment dengan Tes Konvensional

Jika dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian unjuk kerja memiliki beberapa penekanan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.43

Tabel 2.7 Perbandingan Antara Penilaian Unjuk Kerja dan Tes Konvensional Penilaian Unjuk Kerja Tes Konvensional

 Mementingkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan

 Lebih mengutamakan

pemahaman konsep peserta didik

 Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan

melaksanakan tetapi

menghasilkan format penilaian

 Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat, pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk peserta

42

Yani Kusmarni, op.cit., h. 20.

43


(39)

yang dapat digunakan berulang-ulang pada peserta didik yang sama atau peserta didik yang baru

didik dalam jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk sekelompok peserta didik.

 Memungkinkan untuk

mendiagnosis dan meremediasi performansi peserta didik dan memetakan kemajuan peserta didik sepanjang waktu

 Memungkinkan untuk

mendiagnosis dan meremediasi performansi peserta didik tetapi hanya untuk soal uraian terbuka (open ended)

 Memfokuskan pembelajaran pada unjuk kerja peserta didik

 Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran.

d. Jenis atau Metode Performance Assessment (Penilaian Kinerja)

Metode-metode yang dapat digunakan dalam menilai kinerja siswa antara lain: 44

1) Observasi. 2) Interviu. 3) Portofolio. 4) Penilaian essay.

5) Ujian praktek (practical examination). 6) Paper.

7) Penilaian proyek. 8) Kuesioner.

9) Daftar cek (checklist).

10) Penilaian oleh teman (peer rating). 11) Penilaian diskusi.

12) Penilaian jurnal kerja ilmiah.

44

Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio, Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung: FPMIPA UPI), diakses dari http://file.upi.edu/, pada 25 Juni 2013 pk 15.03, h. 4.


(40)

e. Langkah-langkah Performance Assessment (Penilaian Kinerja)

Dalam penilaian pembelajaran, penilaian unjuk kerja dapat dilakukan secara efektif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 45

1) Tetapkan kinerja yang akan dinilai

2) Buat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dari masing-masing mata pelajaran dan butir-butir yang dipertimbangkan untuk menentukan apakah pekerjaan itu memenuhi standar yang telah ditetapkan. 3) Tentukan pekerjaan peserta didik yang mencakup semua elemen kinerja yang

dinilai dan alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 4) Buat semua daftar, alat dan dan gambar yang diperlukan peserta didik untuk

mengerjakan penilaian.

5) Siapkan petunjuk tertulis yang jelas untuk peserta didik. 6) Siapkan sistem penskoran (scoring).

f. Kelebihan dan Kelemahan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) Kelebihan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) di antaranya: 46 1) Siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses.

2) Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi langsung.

3) Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan-keterampilan fisik.

4) Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan dikerjakan.

5) Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang kompleks. 6) Memberi motivasi yang besar bagi siswa.

7) Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata.

45

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), h. 145-146.

46


(41)

Keuntungan lain dari penilaian kinerja kinerja ialah: 47

1) Guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan apa yang seharusnya dilakukan peserta didik untuk belajar selanjutnya.

2) Guru memiliki metode asesmen yang lebih sesuai dan relevan dengan peserta didik.

3) Guru memiliki metode untuk menemukan apa yang diketahui peserta didik dan bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya.

4) Guru memiliki cara yang efisien untuk mengevaluasi peserta didik dalam sistem pendidikan yang berbasis standar/kompetensi.

5) Guru memiliki cara penilaian yang dapat diadaptasi untuk menilai berbagai bakat dan kemampuan peserta didik.

6) Peserta didik lebih terlibat aktif dalam pembelajaran.

Adapun kekurangan Performance Assessment (Penilaian Kinerja) di antaranya: 48

1) Sangat menuntut waktu dan usaha.

2) Pertimbangan (judgement) dan penskoran sifatnya lebih subyektif. 3) Lebih membebani guru.

4) Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah.

4. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi

istilah kurikulum pada zaman Romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish.49

47

Masnur Muslich, op.cit., h. 124-125.

48

Ana Ratna Wulan, op.cit., h. 3.

49

Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cetakan pertama, h. 19.


(42)

Dalam pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah atau madrasah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah atau madrasah, itulah kurikulum.50

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.51 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 Ayat 16 menyebutkan penjelasan yang sama mengenai kurikulum.

Kehadiran Kurikulum 2013 adalah untuk menyempurnakan pelaksanaan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan kurikulum dirasa perlu dilakukan demi menjawab tantangan masa depan yang semakin berkembang menuju globalisasi dunia. Pendidikan sebagai pondasi utama suatu negara, harus terus ditingkatkan agar menghasilkan generasi-generasi penerus yang siap menyongsong masa depan dengan lebih produktif, inovatif, dan kreatif.

Secara konseptual Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal itu tampak dengan terintegrasikannya nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran, tidak lagi menjadi suplemen seperti dalam kurikulum 2006.52

Pengembangan Kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.53

50

Ibid., h. 20.

51

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, h.1.

52

Sholeh Hidayat, op.cit., h. 113.

53


(43)

Berdasarkan Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Marasah Aliyah, Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 54

1) Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

2) Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

3) Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

5) Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

6) Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements) kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

7) Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal).

b. Urgensi Perubahan Kurikulum 2013

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Mendikbud seperti dikutip E. Mulyasa mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan

54

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah, h.3-4.


(1)

Nama

NIM

UJI REFERENSI

:

Mirna Mardianah

:

109016100047

Judul

Skripsi

: Deskripsi

Penggunaan Performance

Assessment

(Penilaian

Kinerja)

pada Pembelajaran

Biologi

Siswa

Kelas

X

SMA

pada Sekolah dengan

Kurikulum

2013

di Kota

Tangerang

Selatan

Pembimbing

Skripsi

:

1.

Dr. Zulfiani,

M.Pd

2.Dr. Yanti Herlanti, M.Pd

No. Referensi

Paraf Pembimbins

I

)

BAB

I

1.

Zulfrani,

Toni

Feronika,

Kinkin

Suartini,

Str at e

gi

P e mb e I aj ar o S ain s, (Jakarta: Lembaga

Penulisan

UIN

Jakarta,2009), h. 60.

+

U

U-2.

Wahyudi, Asesmen Pembelaj aran Berbasis

Portofolio

Di

Sekolah,

Jurnal

Visi

llmy

P e ndi dikan, Pontianak: FKIP-LJNTAN

Pontianak, h. 288.

\/

w

Ana Ratna Wulan, Penggunaan Asesmen

Alternatif

P ada P emb e I aj ar an Bi ol o

gi,

Seminar Nasional Biolo gi : P erkembangan

Biologi

dan Pendidikan

Biologi

untuk Menunj ang Pr ofes i onalisme, (Bandung:

Jurusan Pendidikan

Biologi

FPMIPA UPI,

2407),, h.3 8 1, tidak dipublikasikan.

Y,'

4.

Ibid.

+

\0

5.

Zulfiani.dkk., op.cit.,h.

47. Y\ (,

6.

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi

Kurikulum

2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2013). h. 61.

.I

+f'

,<

YL

7. rbid. .t

Yu

8. Peraturan Menteri Pendidikan dan


(2)

Tahun 2013 Tentang Implementasi

Kurikulum

2013, P edoman Umum P embelai aron, h.9.

9.

Ibid,h.l4.

yl U

10.

Cheiriyah ldha, Meningkatkan P emahaman Konsep Mata Pelajaran

Biologi

melalui

P erfor manc e As s e s s m e

nt,

Jurnal Pendidikan

Inovatif

volume 3, nomor 2 (Balikpapan: 2008). h.69.

,P

at/

\-7

\,

l1

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indodnesia Nomor 81A

Tahun 2013 Tentang Implementasi

Kurikulum

2013, P edomqn Umum P embelai aran. h.27 .

)-L

\X U

w

BAB

II

1

Ahmad Sofyan dlrJr', Evaluasi Pembelajaran

I

P A B e r b as i s Komp e t e ns i, (J akarta: Lembaga

Penelitian

UIN

Jakarta dengan

UIN

Jakarta Press, 2006), cetakan

l,

h.2.

*

/

("

2.

Anas

Sudijono,

Pengantar

Evaluasi

Pendidikan,

(Jakarta:

Rajawali

Press, 2013),

Ed.1, h.4.

,t

(9

J.

Masnur Muslich, Authentic As s es sment :

Penilaian Berbasis Kelas dan Kompetensi, (Bandung: PT Refika Aditama,

20ll),

cetakan kesatu, h. 5.

f,

<v

Yt

4.

Zulfiani,dkk.,

Strate

gi

P embelaj aran Sains,

(Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN

Jakarta, 2009). Cetakan

1.h.73.

\k

\k

tr

5.

Nana Sudjana, Penilaian Hosil Proses

Belajar

Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 3.

*

Yv

6. Masnur

Muslich,

op.cit.,

h.2.

VT

U"

7 Ahmad Sofyan, dl<k.,

op.cit.,h.2.

r1

tlt-8.

Ibid.,

h.3.

K

t

9. Masnur Muslich, op.cit., h. 6. {a\

r

10. Anas Sudiiono, op.cit., h. 5.

t(

V,J

,-t1 Nana Sudiana, op.cit.,

h.1

\t

tl nV

t2.

Ibid.,h.5.

\.{

,/Y

13.

Suharsimi

Arikunto,

Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012),

Edisi 2,

h.

18-19.

k

\r

14. Masnur Muslich, op. cit., h. 25-26.

!

15. Ahmad Sofuan, dkk, op.cit., h.105.

'\{

tr

iq-16. rhid.

\\

tlr-17.

Ibid.,h.13.

L{

t


(3)

t9.

Anas Sudiiono. oo.cit.. h. 50-52.

\&

V4-20. Ahmad Sofyan dkk..

op.cit.. h.

19.

Y\

t/"-21. Nana Sudf ana,

op.cit.,h.30.

4

w_

22. Ahmad Sofuan dl<k.,

op.cit.,h.23.

.*

clr

23.

Ibid..h.24.

w

tl,.

24'.

Ana Ratna Wulan, Penilaian

Kinerja

dan

P or tofolio pada P emb el aj or an Biol o

gi,

Handout kuliah

FPMIPA

Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung:

FPMIPA

UPD, diakses dari http ://fi le.upi.edu/, pada 25 Juni 2013

ok

15.03. h.1.

ry

uo,

25.

Albert

Oosterhof, Developing and Using Classroom Assessmenr,

(USA:

R. R Donnelley

&

Sons Company,2003), 3'd ed,

h.

163.

r&

U

lv

26. Ana Ratna Wulan,

op.cit.,h.l

kt

U

27.

Peter

W

Airasian and Michael

K

Russel, Classroom Assessment Concepts and Applications, Q.{ew

York: McGraw-Hill

Companies, 2008), 6th ed.,

h.

202.

I

J-{

4

v

28. Masnur

Muslich,

op.cit.,

h.

124.

\4

V-29.

I

Ketut Susila, Pengembangan Instrumen

P

enilaian

Unjuk Kerj a (P erformance Assesment) Laboratorium Pada Mata Pelajaran Fisiko Sesuai

Kurikulum

Tingkat

Satuan Pendidikan SMA Kelas X

Di

Kabupaten Gianyar,

Artikel

Pendidikan,

@ali:

Program Studi Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarj ana Universitas

Pendidikan Ganesha, 2012) diakses pada

tanssal 15 Januari 2014 ok 08.03. h. 5.

vt

w

30.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 1

A

Tahun 2013 Tentang Implementasi

Kurikulum,

Pedoman Umum Pembelaiaran, h.27.

q

1,,

31

Ana Ratna Wulan, Penilaisn

Kinerja

dan

P ortofolio pada P embelaj aran

Biologi,

Handout

kuliah FPMIPA

Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung:

FPMIPA

UPD, diakses dari http ://fi le.upi.edui, pada 25 Juni 2013

pk

15.03, h.1.

\+

'{

V

)2.

Masnur Muslich, op.cit.,

h.

131.

*

Va

33. Ibid.

u

UA

34. Ibid. k\

UY

35.

Ibid.,h.

t32.

u

lrY


(4)

37. rbid.

S.

tlt

38. Ibid.

w

U

39. rbid.,

h.

134.

t!

40. Ibid., h.125. l"\ lt

41.

Ana Ratna Wulan, Penilaian

Kinerja

dan

Portofolio,

Handout kuliah

FPMIPA

Universitas Pendidikan Indonesia, (Bandung:

FPMIPA UPI),

diakses dari http ://fi le.upi. edu/,

pada25 Juni 2013

pk

15.03,

h.4.

r-1

X,

4

\e-42.

E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi

Kurikulum

2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 201 3),

h.

145-146.

it

V

43.- Ana Ratna Wulan,

op.cit..h.2-3.

kt

Un

44. Masnur

Muslich,

op.cit.,

h.

124-125.

u

45. Ana Ratna Wulan,

op.cit.,

h.3.

k\

V1r

46.

Sholeh Hidayat, P engemb angan Kur ikulum

Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013), cetakan pertama.

h.

19.

r,X

't*K

tr

47.

Ibid..h.20.

<\ tt.

48.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No

69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah,

h.1.

i\

V-v

\e-49.' 'Sholeh Hidayat, op.cit.,

h.

113.

Uo-50.'

€.

Mulyasa,

op.cit.,h.

65. ,t

51.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No

69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah,

h3-4.

q?

\K

\-52. 'E. Mulyasa, op.cit., h. 60. \1\.

Un

53. Ibid. t

54.'

Ibid.,h.60-61.

"t'.

t.

55. 'Sholeh Hidayat, op. cit..

h.

l2l.

^.*'

0\Y

56.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No

69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur

Kurikulum

Sekolah Menengah Atas/Madrasah

Aliyah,

h.4-5.

t,? \.y

V

b

57. Sholeh Hidayat, op. cit.,

h.

126-129. L

a-58.

Peraturan Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 8 1A

Tahun 2013 Tentang Implementasi

Kurikulum,


(5)

(l-59.

Ibid.,h.22.

-\

1l r

60.

Ibid.,h.25-26.

K

tr

6t.

rbid..h.26.

\1

t

62.

rbid."h.27.

1{' VrY.

63.

rbid..h.29.

'iJ V

64.

Ibid.,h.30.

'kt t

65.

Ibid.,h.3l.

t

(t

66.

Ibid.,h.32.

q&

\

,a

67.

Ibid..h.34.

^9

Ua

68.

rbid..h.36-37.

a\\A.

*1

69.

Slameto,

Belajar

dan Faktor-faktor yang

Memp engaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), Ed. Rev., Cet.5, h. 2.

\I

t\

U

lv

70.

Zulfrani,

dl<k., op. cit.,

h.

46-47 . 'Yr

ll*

tl.

Hadhifa

Asni

Akmalia, Perbandingan

Laju

Transpirasi Tumbuhan yang Hidup di

Habitat

Berbeda Sebagai Sumber Belajar

Biologi

untuk Penyusunan LKS

Materi

Struktur dan Fungsi

Jaringan

Tumbuhan Kelas

XI

Skripsi

Fakultas Matematika dan

Ilmu

Pengetahuan

Alam

Universitas Negeri Yogyakarta, 2012, h. 9, tidak dipublikasikan.

k\

V

U

72. Masnur

Muslich,

op. c it.,

h.

126-132. ..(

\

I

n--73.

Ana Ratna Wulan, Penggunaan Asesmen

Alternatif

p ada P emb el aj aran B i ol o

gi,

Seminar Nasional

Biologi:

Perkembangan

Biologi

dan Pendidikan

Biologi

untuk

' Menunj ang Profesionalisme, (Bandung: Jurusan Pendidikan

Biologi

FPMIPA UPI,

2007), h.3 83, tidak dipublikasikan.

\|

a

V

74.

I

Ketut Susila.

oo.cit..h.12-13.

^

v^

75.

Lis

Permana Sari, Pengembangan Instrumen

P erformance os ses sment sebagai bentuk P enilaian Berkarakter

Kimia

Makalah

Seminar

MIPA

2010 Jurusan Pendidikan

Kimia FMIPA

UNY,

2010, diakses pada

tanggal 18 September 2014

pk

11.36, h.10,

tidak dipublikasikan.

*\

V

,b,

76.

Cheiriyah ldha, Meningkatkan P emahaman Konsep Mata Pelajaran

Biologi

melalui

P erfor manc e A s s e s s m e nt, J umal Pendidikan

Inovatif

Volume 3 Nomor 2,2008, diakses pada tanggal 15 Januari2014 pk 23.00

h.73,

tidak dipublikasikan.

'k?

w


(6)

1

Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung:

CV

Pustaka Setia. 2011).

h.32.

,()

{*

4v

2.

Sugiyono, Metode P enelitian

Kuantitaif,

Kualitatif

dan

R&D,

(Bandung:

ALFABETA,

2009), cetakan ke-8, h. 6.

^it i\-1

\K

U),

Sugiyono, op. cit., h. 218-219.

<\

U

4.

Beni Ahmad Saebani, Metode Penelitian,

(Bandung:

CV

Pustaka Setia,2008), cetakan

ke-L,h.179.

"t

:k1

uv

5. Mahmud,

op.cit.,h.

17 5.

k\

Vt

6.

Ibid, h.247.

\&

ld,

7.

Ibid.h.249.

v,

,y"

BAB

IV

V

I

Peraturan Menteri Pendidikan Dan

Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A

Tahun 2013 Tentang Implementasi

Kurikulum,

P edoman Umum P emb elaj ar an, Lampiran

IV,

h.29.

LT

U

2.

Ibid.,h.ll

u.

3.

Peraturan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Republik Indodnesia

Nomor

18A

Tahun 2013 Tentang Implementasi

Kurikulum

2013, P edoman Umum P embelai aran, h.3.

t\ Y\l

tv

b

4.

Ibid.,h.

t2.

t

(o-5.

Ibid.,h.5.

LK

v^

6.

Ibid.,h.13

K

t

7. Ibid. IV

{

8.

Ibid.,h.29.

s

qd-9..

Ibid.

\

U

10. Ibid., h.27. (\y

,lv

11.

Zl;,lfiani, dW., Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN

Jakarta, 2009). Cetakan 1, h.100.

\

',1

r

NrP.

19760309 200501

Pembimbing

II,

W

Dr. Yanti Herlanti. M.Pd