Performance Assessment Penilaian Kinerja

tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisideklamasi dll. 30 Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa performance assessment atau penilaian kinerja ialah suatu cara melihat atau menilai kinerja siswa dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Penilaian kinerja ini didapat dari hasil mengamati aktivitas siswa dalam bekerja ilmiah seperti melakukan eksperimen atau pratikum di laboratorium, mulai dari menemukan masalah sampai kepada mengambil kesimpulan dan menyusunnya menjadi sebuah laporan.

b. Rubrik atau Pedoman Penskoran

Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria performance pada proses atau hasil yang diharapkan. 31 Rubrik menurut Masnur Muslich adalah suatu pedoman penskoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran proficiency peserta didik dalam mengerjakan suatu tugas. Di dalam suatu rubrik, guru mendeskripsikan masing- masing tingkat kemahiran peserta didik untuk setiap kriteria. 32 Terdapat dua macam rubrik, yaitu rubrik dengan daftar cek checklist dan rubrik dengan skala penilaian rating scale. a. Rubrik dengan Daftar Cek Dalam menggunakan daftar cek, guru hanya perlu menunjukan elemen tertentu ada atau tidak dalam unjuk kerja peserta didik. 33 Misalnya, pada indikator penggunaan termometer, rubrik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut. 30 Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran, h.27. 31 Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio pada pembelajaran Biologi, Handout Kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: FPMIPA UPI,diakses dari http:file.upi.edu , pada 25 Juni 2013 pk 15.03, h. 1. 32 Masnur Muslich, op.cit., h. 131. 33 Ibid. Tabel 2.1 Contoh Rubrik dengan Daftar Cek 34 Berilah tanda √ untuk setiap penampilan yang benar dari setiap tindakan yang dilakukan peserta didik seperti yang diuraikan di bawah ini … 1 Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa. … 2 Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah- rendahnya. … 3 Memasang termometer pada tubuh pasien di mulut, di ketiak, atau di dubur sehingga bagian yang berisi air raksa kontak dengan tubuh orang yang diukur suhu tubuhnya. … 4 Menunggu beberapa menit termometer yang tinggal dalam tubuh orang yang diukur suhunya. … 5 Mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur dengan memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa. … 6 Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer dengan posisi mata tegak lurus. Total Skor = Rubrik di atas memiliki karakteristik butir-butir yang mengandung uraian perbuatan yang sudah pasti. Jika perbuatan dalam rubrik nampak dalam setiap kriteria, maka guru hanya menuliskan tanda cek saja sedangkan jika perbuatan itu tidak nampak maka kolom cek dikosongkan. 35 Contoh lain rubrik penilaian dengan daftar cek seperti ditunjukkan gambar di bawah ini. Tabel 2.2 Contoh 2 Rubrik dengan Daftar Cek 36 Nama Siswa Aspek yang dinilai Ide berhubungan erat dengan topik permasalahan Pendapat benartepat sesuai konsep biologi Ide disampaikan jelas dan sistematis Argumentasi baikmempertahankan pendapat dengan alasan yang logis dan ilmiah Bersikap menghargai pendapat orang lain Orisinal pendapat yang disampaikan baru Ana Andi Anya Bima 34 Ibid. 35 Ibid., h. 132. 36 Ana Ratna Wulan, op.cit., h. 7.

b. Rubrik dengan Skala Penilaian

Pada rubrik ini, guru menetapkan derajat standar. Misalnya ditetapkan skala 1 sampai 5. Skala 1 berarti “tidak baik” dan skala 5 “sangat baik”. Skala penilaian dalam rubrik ini terbagi atas 2 macam yaitu skala holistik dan analitik. Dalam rubrik holistik, baik peserta didik melakukan kegiatan dinilai dengan memperhatikan semua kriteria secara bersama-sama atau menyeluruh. 37 Berikut ini disajikan contoh rubrik dengan skala penilaian holistik. Tabel 2.3 Contoh Rubrik dengan Skala Penilaian Holistik 38 Skor Deskripsi 5 Menunjukkan pemahaman yang sempurna tentang permasalahan. Semua yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam responjawaban. 4 Menunjukkan pemahaman yang substansial tentang permasalahan. Semua yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam responjawaban. 3 Menunjukkan pemahaman parsialsebagian tentang permasalahan. Sebagian besar yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam responjawaban. 2 Menunjukkan pemahaman sedikitkurang tentang permasalahan. Banyak yang diperlukan dalam tugas dimasukkan dalam responjawaban. 1 Tidak menunjukkan pemahama terhadap permasalahan. Tidak ada responjawaban atau tidak ada usaha Contoh lain rubrik dengan skala penilaian holistik seperti ditunjukkan gambar di bawah ini. Tabel 2.4 Contoh 2 Rubrik dengan Skala Penilaian Holistik 39 Nilai Deskripsi A Respons terhadap tugas sangat spesifik. Informasi yang diberikan memberikan pemahaman yang utuh dari tugas. Jawaban jelas, singkat dan langsung ke masalah yang diminta dengan menggunakan berbagai informasi yang akurat. Pendapat dan kesimpulan mengalir secara baik dan logis. Secara keseluruhan respons terhadap tugas lengkap dan sangat baik. 37 Masnur Muslich, op.cit., h. 132. 38 Ibid. 39 Yani Kusmarni, “Pengembangan Asesmen Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah”, Artikel Bahan Ajar, Bandung: UPI, 2010, h. 19, tidak dipublikasikan. B Respons terhadap tugas sudah baik. Informasi yang diberikan cukup akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi. Respons yang dikemukakan dalam tulisan baik dengan pendapat serta kesimpulan yang baik pula. Jawaban dan uraian tugas cenderung bertele-tele. C Respons yang diberikan kurang memuaskan. Informasi yang diberikan akurat dengan menggunakan berbagai sumber informasi tetapi tidak ada kesimpulan atau pendapat. Alur berpikir yang dikemukakan dalam tugas kurang logis dan cenderung bertele-tele. D Respons tidak menjawab tugas yang diminta. Banyak informasi yang tidak akurat karena tidak menggunakan sumber informasi. Tidak ada kesimpulan dan pendapat. Secara keseluruhan respons tidak akurat dan tidak lengkap. Rubrik dengan skala penilaian yang lain yaitu skala analitik. Dalam rubrik skala analitik, unjuk kerja dinilai secara terpisah-pisah untuk setiap kriteria. Sistem penilaian holistik lebih efisien dibandingkan dengan skala analitik, tetapi sistem penilaian analitik memberikan informasi yang lengkap yang dapat dimanfaatkan dalam perencanaan dan peningkatan pembelajaran peserta didik. 40 Berikut ini disajikan contoh rubrik dengan skala penilaian analitik. Tabel 2.5 Contoh Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik 41 Lingkarilah angka 5 jika sangat tepat, angka 4 jika tepat, angka 3 jika agak tepat, angka 2 jika tidak tepat dan angka 1 jika sangat tidak tepat untuk setiap tindakan di bawah ini 5 4 3 2 1 Mengeluarkan termometer dari tempatnya dengan memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa 5 4 3 2 1 Menurunkan posisi air raksa dalam pipa kapiler termometer serendah-rendahnya. 5 4 3 2 1 Memasang termometer pada tubuh pasien di mulut, di ketiak, atau di dubur sehingga bagian yang berisi air raksa kontak dengan tubuh orang yang diukur suhu tubuhnya. 5 4 3 2 1 Menunggu beberapa menit termometer yang tinggal dalam tubuh orang yang diukur suhunya. 5 4 3 2 1 Mengambil termometer dari tubuh orang yang diukur dengan memegang bagian ujung yang tidak berisi air raksa. 5 4 3 2 1 Membaca tinggi air raksa dalam pipa kapiler termometer dengan posisi mata tegak lurus. Contoh lain rubrik dengan penilaian analitik seperti ditunjukkan gambar di bawah ini. 40 Masnur Muslich, op.cit., h. 133. 41 Ibid., h. 134. Tabel 2.6 Contoh 2 Rubrik dengan Skala Penilaian Analitik 42 Nama Kegiatan: Membuat Peta Konsep tentang Pengaruh Imprealisme Barat Terhadap Kehidupan Sosial, Politik dan Ekonomi Indonesia Pada Abad ke- 20 Skor Peta Konsep Spesifikasi Rasional 4 Tampilan gambar memberikan visualisasi untuk memahami dan mengkomunikasikan apa yang telah dipelajari. Semua spesifikasi yang diberikan benar Rasionalisasi yang diberikan jelas 3 Sebagian besar gambar yang ditampilkan cukup baik Semua spesifikasi yang diberikan benar Penjelasan yang diberikan masih membutuhkan perbaikan 2 Beberapa gambar yang ditampilkan cukup baik Hanya sebagian spesifikasi yang diberikan benar Rasional yang diberikan tidak lengkap 1 Gambar yang disajikan hanya sebagian yang benar Spesifikasi yang diberikan pada umumnya salah Rasional yang diberikan tidak benar

c. Perbandingan Performance Assessment dengan Tes Konvensional

Jika dibandingkan dengan tes konvensional, penilaian unjuk kerja memiliki beberapa penekanan seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut. 43 Tabel 2.7 Perbandingan Antara Penilaian Unjuk Kerja dan Tes Konvensional Penilaian Unjuk Kerja Tes Konvensional  Mementingkan kemampuan peserta didik dalam menerapkan pengetahuannya menjadi unjuk kerja yang dapat diamati atau produk yang dihasilkan  Lebih mengutamakan pemahaman konsep peserta didik  Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat dan melaksanakan tetapi menghasilkan format penilaian  Membutuhkan waktu yang banyak untuk membuat, pelaksanaannya lebih cepat dan dapat digunakan untuk peserta 42 Yani Kusmarni, op.cit., h. 20. 43 Masnur Muslich, op.cit., h.125. yang dapat digunakan berulang- ulang pada peserta didik yang sama atau peserta didik yang baru didik dalam jumlah banyak secara serentak, tetapi digunakan hanya sekali untuk sekelompok peserta didik.  Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremediasi performansi peserta didik dan memetakan kemajuan peserta didik sepanjang waktu  Memungkinkan untuk mendiagnosis dan meremediasi performansi peserta didik tetapi hanya untuk soal uraian terbuka open ended  Memfokuskan pembelajaran pada unjuk kerja peserta didik  Memfokuskan pembelajaran pada materi pelajaran.

d. Jenis atau Metode Performance Assessment Penilaian Kinerja

Metode-metode yang dapat digunakan dalam menilai kinerja siswa antara lain: 44 1 Observasi. 2 Interviu. 3 Portofolio. 4 Penilaian essay. 5 Ujian praktek practical examination. 6 Paper. 7 Penilaian proyek. 8 Kuesioner. 9 Daftar cek checklist. 10 Penilaian oleh teman peer rating. 11 Penilaian diskusi. 12 Penilaian jurnal kerja ilmiah. 44 Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio, Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: FPMIPA UPI, diakses dari http:file.upi.edu, pada 25 Juni 2013 pk 15.03, h. 4.

e. Langkah-langkah Performance Assessment Penilaian Kinerja

Dalam penilaian pembelajaran, penilaian unjuk kerja dapat dilakukan secara efektif dengan langkah-langkah sebagai berikut: 45 1 Tetapkan kinerja yang akan dinilai 2 Buat daftar yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan dari masing- masing mata pelajaran dan butir-butir yang dipertimbangkan untuk menentukan apakah pekerjaan itu memenuhi standar yang telah ditetapkan. 3 Tentukan pekerjaan peserta didik yang mencakup semua elemen kinerja yang dinilai dan alokasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan. 4 Buat semua daftar, alat dan dan gambar yang diperlukan peserta didik untuk mengerjakan penilaian. 5 Siapkan petunjuk tertulis yang jelas untuk peserta didik. 6 Siapkan sistem penskoran scoring.

f. Kelebihan dan Kelemahan Performance Assessment Penilaian Kinerja

Kelebihan Performance Assessment Penilaian Kinerja di antaranya: 46 1 Siswa dapat mendemonstrasikan suatu proses. 2 Proses yang didemonstrasikan dapat diobservasi langsung. 3 Menyediakan evaluasi lebih lengkap dan alamiah untuk beberapa macam penalaran, kemampuan lisan, dan keterampilan-keterampilan fisik. 4 Adanya kesepakatan antara guru dan siswa tentang kriteria penilaian dan tugas-tugas yang akan dikerjakan. 5 Menilai hasil pembelajaran dan keterampilan-keterampilan yang kompleks. 6 Memberi motivasi yang besar bagi siswa. 7 Mendorong aplikasi pembelajaran pada situasi kehidupan yang nyata. 45 E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, h. 145-146. 46 Ana Ratna Wulan, op.cit., h. 2-3. Keuntungan lain dari penilaian kinerja kinerja ialah: 47 1 Guru memiliki pemahaman yang mendalam tentang pengetahuan yang dimiliki peserta didik dan apa yang seharusnya dilakukan peserta didik untuk belajar selanjutnya. 2 Guru memiliki metode asesmen yang lebih sesuai dan relevan dengan peserta didik. 3 Guru memiliki metode untuk menemukan apa yang diketahui peserta didik dan bagaimana mereka menerapkan pengetahuannya. 4 Guru memiliki cara yang efisien untuk mengevaluasi peserta didik dalam sistem pendidikan yang berbasis standarkompetensi. 5 Guru memiliki cara penilaian yang dapat diadaptasi untuk menilai berbagai bakat dan kemampuan peserta didik. 6 Peserta didik lebih terlibat aktif dalam pembelajaran. Adapun kekurangan Performance Assessment Penilaian Kinerja di antaranya: 48 1 Sangat menuntut waktu dan usaha. 2 Pertimbangan judgement dan penskoran sifatnya lebih subyektif. 3 Lebih membebani guru. 4 Mempunyai reliabilitas yang cenderung rendah.

4. Kurikulum 2013

a. Pengertian Kurikulum 2013

Istilah kurikulum muncul untuk pertama kalinya dan digunakan dalam bidang olahraga. Secara etimologis curriculum yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. Jadi istilah kurikulum pada zaman Romawi kuno mengandung pengertian sebagai suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. 49 47 Masnur Muslich, op.cit., h. 124-125. 48 Ana Ratna Wulan, op.cit., h. 3. 49 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013, cetakan pertama, h. 19. Dalam pandangan klasik, kurikulum dipandang sebagai rencana pelajaran di suatu sekolah atau madrasah. Pelajaran-pelajaran dan materi apa yang harus ditempuh di sekolah atau madrasah, itulah kurikulum. 50 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. 51 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 1 Ayat 16 menyebutkan penjelasan yang sama mengenai kurikulum. Kehadiran Kurikulum 2013 adalah untuk menyempurnakan pelaksanaan kurikulum sebelumnya yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP. Perubahan kurikulum dirasa perlu dilakukan demi menjawab tantangan masa depan yang semakin berkembang menuju globalisasi dunia. Pendidikan sebagai pondasi utama suatu negara, harus terus ditingkatkan agar menghasilkan generasi- generasi penerus yang siap menyongsong masa depan dengan lebih produktif, inovatif, dan kreatif. Secara konseptual Kurikulum 2013 dicita-citakan untuk mampu melahirkan generasi masa depan yang cerdas komprehensif yakni tidak hanya cerdas intelektualnya, tetapi juga cerdas emosi, sosial, dan spiritualnya. Hal itu tampak dengan terintegrasikannya nilai-nilai karakter ke dalam proses pembelajaran, tidak lagi menjadi suplemen seperti dalam kurikulum 2006. 52 Pengembangan Kurikulum 2013 difokuskan pada pembentukan kompetensi dan karakter peserta didik, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya secara kontekstual. 53 50 Ibid., h. 20. 51 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah, h.1. 52 Sholeh Hidayat, op.cit., h. 113. 53 E. Mulyasa, op.cit., h. 65. Berdasarkan Permendikbud No. 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah AtasMarasah Aliyah, Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berikut: 54 1 Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik; 2 Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3 Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat; 4 Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan; 5 Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran; 6 Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi organizing elements kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti; 7 Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat reinforced dan memperkaya enriched antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan organisasi horizontal dan vertikal.

b. Urgensi Perubahan Kurikulum 2013

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Mendikbud seperti dikutip E. Mulyasa mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan 54 Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah AtasMadrasah Aliyah, h.3-4. persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa disesuaikan dengan tuntutan zaman. 55 Perlunya perubahan dan pengembangan Kurikulum 2013 didorong oleh beberapa hasil studi internasional tentang kemampuan peserta didik Indonesia