berdasarkan pada berbagai teknik dan prosedur penilaian dengan berbagai bukti hasil belajar peserta didik.
8 Bermakna
Penilaian hendaknya mudah dipahami dan bisa ditindaklanjuti oleh pihak- pihak yang berkepentingan. Hasil penilaian mencerminkan gambaran yang utuh
tentang prestasi peserta didik yang mengandung informasi keunggulan dan kelemahan, minat, dan tingkat penguasaan peserta didik dalam pencapaian
kompetensi yang ditetapkan.
d. Kualitas Alat Pendidikan
Suatu alat penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memiliki atau memenuhi dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya
dan ketetapan atau keajegannya atau reliabilitasnya. 1
Validitas Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni
sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Artinya, bahwa valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu
tidaknya alat tersebut mencapai tujuan yang dikehendai dengan tepat.
15
2 Reliabilitas
Reliabilitas rely + ability = reliability bermakna: keterpercayaan, keterandalan, keajegan, kestabilan, atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.
16
e. Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian
Indikator hasil belajar merupakan target pencapaian kompetensi secara operasional dari kompetensi dasar dan standar kompetensi. Ada tiga aspek
kompetensi yang harus dinilai untuk mengetahui seberapa besar capaian kompetensi tersebut, yakni penilaian terhadap: 1 penguasaan materi akademik
15
Ahmad Sofyan, dkk, op.cit., h.105.
16
Ibid.
kognitif, 2 hasil belajar yang bersifat normatif afektif, dan aplikatif produktif psikomotor.
17
1 Hasil Belajar Penguasaan Materi kognitif
Penilaian terhadap hasil belajar penguasaan materi bertujuan untuk mengukur penguasaan dan pemilihan konsep dasar keilmuan content objectives
berupa materi-materi esensial sebagai konsep kunci dan prinsip utama.
18
Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang
terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang yang dimaksud adalah:
19
a Pengetahuanhafalaningatan knowledge
Pengetahuan knowledge adalah kemampuan seseorang untuk mengingat- ingat kembali recall atau mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala,
rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya.
b Pemahaman comprehension
Pemahaman comprehension adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat.
Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi.
c Penerapan aplication
Penerapan atau aplikasi aplication adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum, tata cara ataupun metode-metode,
prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya, dalam situasi yang baru dan kongkret.
d Analisis analysis
Analisis analysis adalah kemampuan seseorang untuk memerinci atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil
dan mampu memahami hubungan di antara bagian-bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
17
Ibid., h. 13.
18
Ibid., h. 14.
19
Anas Sudijono, op.cit., h. 50-52.
e Sintesis synthesis
Sintesis synthesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang
memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
f Penilaian evaluation
Penilaian atau evaluasi evaluation merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika
seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan, maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik, sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
2 Hasil Belajar Proses NormatifAfektif
Hasil belajar proses berkaitan dengan sikap dan nilai, berorientasi pada penguasaan dan pemilikan kecakapan proses atau metode.
20
Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat dasar
atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.
21
a Receivingattending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsangan stimulus dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.
b Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang
terhadap stimulus yang datang dari luar. c
Valuing penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi.
d Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
e Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem
nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian tingkah lakunya.
20
Ahmad Sofyan dkk., op.cit., h. 19.
21
Nana Sudjana, op.cit., h. 30.
3 Hasil Belajar Aplikatif Psikomotor
Hasil belajar ini merupakan ranah yang berkaitan dengan keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar
tertentu.
22
Ranah psikomotor ada yang membagi menjadi 7 tingkatan dan ada pula yang hanya 6 tingkatan, yakni:
23
a Persepsi – perception mampu menafsirkan rangsangan, peka terhadap
rangsangan, menyeleksi objek b
Kesiapan – set mampu berkonsentrasi, menyiapkan diri secara fisik, emosi, dan mental
c Gerakan terbimbing – guided response mampu meniru cintoh, mencoba-
coba, pengembangan respon baru d
Gerakan terbiasa – mechanism berketerampilan, berpegang pada pola, respons baru muncul dengan sendirinya
e Gerakan kompleks – complex overt response sangat terampil secara
lancar, luwes, supel, gesit, lincah f
Penyesuaian pola gerakan – adaptation mampu menyesuaikan diri, bervariasi, pemecahan masalah
g Kreatifitaskeaslian – creativityorigination mampu menciptakan yang
baru, berinisiatif.
3. Performance Assessment Penilaian Kinerja
a. Pengertian Performance Assessment Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja Performance assessment secara sederhana dapat dinyatakan sebagai penilaian terhadap kemampuan dan sikap siswa yang
ditunjukkan melalui suatu perbuatan. Penilaian kinerja merupakan penilaian terhadap perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan yang menunjukkan
22
Ahmad Sofyan dkk., op.cit., h. 23.
23
Ibid., h. 24-25
kemampuan siswa dalam proses maupun produk yang mengacu pada standar tertentu.
24
Albert Oosterhof mengungkapkan bahwa “a performance assessment is used to observe this performance systematically. The selection of the performance
to be observed must be based on a clear awareness of the capability being assessed. Identifying the capability helps us determine the type of behavior we
should observe and how broadly our observation must generalize. ”
25
Arti dari kalimat di atas ialah bahwa penilaian kinerja digunakan untuk mengamati
performa atau penampilanpertunjukkan secara sistematis. Seleksi dari penampilan yang akan diamati harus berdasarkan pada kriteria yang jelas pada
kemampuan yang akan dinilai. Pengenalan kemampuan tersebut dapat membantu kita melihat tipe perilaku yang bisa diamati dan bagaimana secara luas
pengamatan kita harus bersifat generalisasi. Terdapat istilah lainnya yang berkaitan dengan penilaian kinerja yaitu
penilaian alternatif alternative assessment dan penilaian otentik authentic assessment. Marzano, Popham dan Bookhart menyatakan bahwa istilah penilaian
otentik kadang-kadang digunakan untuk menjelaskan penilaian kinerja karena tugas-tugas asesmennya yang lebih dekat dengan kehidupan nyata.
26
Berkaitan dengan penilaian alternatif dan penilaian otentik, Wiggins di dalam Airasian mengungkapkan bahwa penilaian kinerja termasuk dalam
keduanya. Performance assessments may also be called alternative or authentic assessments. The t
erm “alternative” is used to describe performance assessments because they serve as an alternative to a multiple-choice or short-answer test. The
term “authentic” is used because some performance assessments permit students to show what they can do in real situation.
27
Arti dari kalimat di atas ialah bahwa penilaian kinerja bisa disebut dengan penilaian alternatif atau penilaian otentik.
24
Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio pada Pembelajaran Biologi, Handout kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: FPMIPA UPI, diakses
dari http:file.upi.edu, pada 25 Juni 2013 pk 15.03, h.1.
25
Albert Oosterhof, Developing and Using Classroom Assessment, USA: R. R Donnelley Sons Company, 2003, 3
rd
ed, h. 163.
26
Ana Ratna Wulan, op.cit., h.1.
27
Peter W Airasian and Michael K Russel, Classroom Assessment Concepts and Applications, New York: McGraw-Hill Companies, 2008, 6
th
ed., h. 202.
Kata alternatif digunakan untuk menggambarkan penilaian kinerja karena mereka hadir sebagai alternatif dari tes pilihan ganda atau tes jawaban singkat. Kata
otentik digunakan karena beberapa penilaian kinerja mengijinkan para peserta didik untuk menunjukkan apa yang bisa mereka lakukan pada situasi nyata.
NSTA tahun 2002, dalam buku Masnur Muslich menyatakan bahwa Assessment Performance pada hakekatnya adalah asesmen autentik karena dalam
asesmen ini peserta didik dituntut untuk mendemonstrasikan inkuiri ilmiah mereka, melakukan penalaran dan keterampilan, dan melakukan berbagai tugas
menarik dan menantang dalam konteks kehidupan nyata.
28
Menurut Ana Ratna Wulan, asesmen kinerja adalah prosedur yang menggunakan berbagai bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang
belajar siswa. Asesmen kinerja mensyaratkan siswa dalam menyelesaikan tugas- tugas kinerjanya menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang diwujudkan
dalam bentuk perbuatan, tindakan atau unjuk kerja. Tes Unjuk Kerja meminta siswa melakukan kinerja ilmiah seperti mempersiapkan alat, menggunakan
alatmerangkai alat, menuliskan data, menganalisis data, menyimpulkan, menyusun laporan dan sebagainya. Penilaian kinerja dapat menjelaskan
kemampuan-kemampuan siswa, pemahaman konseptual, kemampuan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan, kemampuan melaksanakan kinerja
dan kemampuan melakukan suatu proses.
29
Permendikbud No.81A tentang Implementasi Kurikulum 2013 Lampiran IV tentang Pedoman Umum Pembelajaran menjelaskan definisi tentang penilaian
unjuk kerja bahwa penilaian ini merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik melakukan sesuatu. Penilaian digunakan untuk
menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik melakukan tugas
28
Masnur Muslich, op.cit., h. 124.
29
I Ketut Susila, “Pengembangan Instrumen Penilaian Unjuk Kerja Performance
Assesment Laboratorium Pada Mata Pelajaran Fisika Sesuai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMA Kelas X Di Kabupaten Gianyar
”, Artikel Pendidikan, Bali: Program Studi Penelitian Dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, 2012
diakses pada tanggal 15 Januari 2014 pk 08.03, h. 5.
tertentu seperti: praktik di laboratorium, praktik sholat, praktik olahraga, bermain peran, memainkan alat musik, bernyanyi, membaca puisideklamasi dll.
30
Dari beberapa pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa performance assessment atau penilaian kinerja ialah suatu cara melihat atau
menilai kinerja siswa dalam melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Penilaian kinerja ini didapat dari hasil mengamati aktivitas siswa dalam bekerja ilmiah
seperti melakukan eksperimen atau pratikum di laboratorium, mulai dari menemukan masalah sampai kepada mengambil kesimpulan dan menyusunnya
menjadi sebuah laporan.
b. Rubrik atau Pedoman Penskoran
Standar diperlukan dalam penilaian kinerja untuk mengidentifikasi secara jelas apa yang seharusnya siswa ketahui dan apa yang seharusnya siswa dapat
lakukan. Standar tersebut dikenal dengan istilah rubrik. Rubrik dapat dinyatakan sebagai panduan pemberian skor yang menunjukkan sejumlah kriteria
performance pada proses atau hasil yang diharapkan.
31
Rubrik menurut Masnur Muslich adalah suatu pedoman penskoran yang digunakan untuk menentukan tingkat kemahiran proficiency peserta didik dalam
mengerjakan suatu tugas. Di dalam suatu rubrik, guru mendeskripsikan masing- masing tingkat kemahiran peserta didik untuk setiap kriteria.
32
Terdapat dua macam rubrik, yaitu rubrik dengan daftar cek checklist dan rubrik dengan skala penilaian rating scale.
a. Rubrik dengan Daftar Cek
Dalam menggunakan daftar cek, guru hanya perlu menunjukan elemen tertentu ada atau tidak dalam unjuk kerja peserta didik.
33
Misalnya, pada indikator penggunaan termometer, rubrik yang dapat digunakan adalah sebagai berikut.
30
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum, Pedoman Umum Pembelajaran, h.27.
31
Ana Ratna Wulan, Penilaian Kinerja dan Portofolio pada pembelajaran Biologi, Handout Kuliah FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung: FPMIPA UPI,diakses
dari http:file.upi.edu
, pada 25 Juni 2013 pk 15.03, h. 1.
32
Masnur Muslich, op.cit., h. 131.
33
Ibid.