Pengetahuan responden ini tentu sangat dipengaruhi oleh informasi tentang bahaya yang akan ditimbulkan jika jenis makanan tertentu berkontak langsung
dengan styrofoam. Penelitian Yuliarti 2007 menyebutkan bahan dasar styrofoam styrene dan bahan aditif lainnya seperti butadien yang berfungsi sebagai bahan
penguat juga DOP ataupun BHT yang berfungsi sebagai pemlastis plasticizer ternyata bersifat mutagenik mampu mengubah gen dan potensial karsinogen
merangsang pembentukan sel kanker.
5.3.14. Kategori Pengetahuan Responden Tentang Plastik Dan Styrofoam
Sebagai Kemasan Makanan
Notoatmodjo 2003 menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang sangat bergantung pada informasi yang diterimanya. Bila informasi yang diterimanya
adalah informasi yang salah maka akan menyebabkan kekeliruan dalam pengetahuan yang bisa menimbulkan terjadinya salah persepsi. Hal ini diperkuat dengan pendapat
Sarwono 1997 dalam Maulana, yang menyatakan bahwa perilaku seseorang dapat berubah dengan diperolehnya informasi tambahan tertentu melalui persuasi serta
tekanan dari kelompok sosialnya. Bila dihubungkan dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Peneliti,
responden memiliki kategori pengetahuan sedang dikarenakan responden banyak dipengaruhi oleh kelompok eksternalnya yakni masyarakat umum dan sahabat dalam
menggunakan plastik dan styrofoam sebagai kemasan makanan. Dari wawancara yang dilakukan oleh Peneliti, diketahui bahwa pengetahuan responden tentang plastik
dan styrofoam sebagai kemasan makanan masih sangat terbatas karena materi tentang
Universitas Sumatera Utara
penggunaan plastik dan styrofoam sebagai kemasan makanan dan dampaknya terhadap kesehatan dan lingkungan dari bahan perkuliahan masih sedikit karena
sebagian besar responden berasal dari semester dua dan empat. Pengetahuan responden yang sedang ini juga dipengaruhi oleh faktor internal
yakni umur responden yang sebagian besar berada dalam kategori umur 20-25 tahun dimana responden diasumsikan sangat tertarik untuk mencoba sesuatu yang baru
termasuk plastik dan styrofoam sebagai kemasan makanan. Jumlah uang saku responden yang berada dalam rentang kategori Rp. 500.000-1.000.000 juga
diasumsikan sebagai alasan responden menggunakan plastik dan styrofoam sebagai kemasan makanan karena ketersediaan dan keterjangkauan terhadap makanan yang
dikemas dengan plastik dan styrofoam sesuai dengan jumlah uang saku mahasiswa sebagai responden juga mereka banyak terpapar oleh makanan jajanan kaki lima yang
menyediakan makanan dalam kemasan tersebut.
5.4 Sikap Responden